Surat Terbuka Untuk Sang “Senior”


الحمد لله والصلاة و السلام على رسول الله، أما بعد
Untukmu yang sudah lama keluar masuk halaqoh & dauroh …
Untukmu yang telah malang melintang di dunia kepanitiaan & kepengurusan lembaga dakwah…
Adalah sebuah kenikmatan & anugerah dari , anda bisa menyelesaikan sekian banyak kitab Ulama & mengikuti sekian banyak kajian…
Allah telah memilih Antum menjadi orang yang telah lama mengenal aqidah shahihah & manhaj yang haq…
Allah telah memuliakan Antum menjadi orang yang telah banyak mencicipi lezatnya keimanan…
Keindahan demi keindahan telah anda rasakan sedjak tempo doeloe…
Keindahan tampilan berjenggot dan tidak isbal, kelezatan bisa baca kitab gundul,kenikmatan menghafal beberapa juz Al-Qur`an, kebahagiaan selamat dari sekian aliran sesat, bahkan sekedar kenal ucapan antum & anti, akh & ukhti pun sudah cukup memutar ulang nostalgia manis tersebut!
Itu mah cerita jadul, Mas!
Maksud kami, janganlah terbuai dengan kenangan manis masa lalu, tanpa melihat kenyataan “bagaimana keadaan saya sekarang?
Sampai manakah perjalanan Anda sekarang?
Bukankah hidup ini hakekatnya adalah perjalanan?
Rasulullah Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda :
كلّ الناسِ يغدو؛ فبائعٌ نَفسَه فمُعتِقها أو موبِقها
Setiap hari semua orang melanjutkan perjalanan hidupnya,keluar mempertaruhkan dirinya! Ada yang membebaskan dirinya dan ada pula yang mencelakakannya!” (Hadits Riwayat Imam Muslim).
Renungkanlah!
Seorang hamba sangatlah butuh untuk bisa istiqomah dalam melakukan perjalanannya menuju kepada Allah Ta’ala, dihadapannya banyak fitnah syubhat dan syahwat menghadang. Dan akan semakin menguat kebutuhan tersebut ketika dia berada di akhir zaman, yang diantara ciri khas akhir zaman adalah sebagaimana disebutkan dalam sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم :
(بادروا بالأعمال فتنا كقطع الليل المظلم يصبح الرجل مؤمنا ويمسي كافرا أو يمسي مؤمنا ويصبح كافرا يبيع دينه بعرض من الدنيا)
Bersegeralah kalian mengerjakan amal-amal shalih, sebelum datangnya gelombang fitnah yang ciri khasnya seperti tumpukan malam yang gelap gulita tanpa cahaya bulan,dahsyatnya gelombang fitnah tersebut mengakibatkan seseorang yang paginya masih dalam keadaan beriman ,sorenya sudah dalam keadaan kufur (baik kufur akbar maupun ashghar-pent) atau sorenya Mukmin ,pagi harinya kufur,dia menjual agamanya dengan secuil dari perhiasan dunia” ,
(Shahih Muslim, bab Dorongan bersegera beramal shalih,sebelum bermunculannya fitnah)

Faedah dari Hadits ini :

  1. Perintah untuk bersegera melakukan amal shalih,sebelum datangnya penghalang dan perkara yang menyibukkan seseorang dari beribadah,karena jika gelombang fitnah telah datang,seseorang akan sibuk dengannya,tidak bisa melakukan ibadah dan amal shalih dengan baik.
  2. Diantara sifat fitnah akhir zaman :
    1. Seperti tumpukan malam yang gelap gulita tidak bercahaya bulan,sehingga menyebabkan gelap pandangan,seseorang yang terkena fitnah tidak bisa membedakan yang Haq dengan yang batil, padahal jika diluar masa terjadi fitnah,hal itu jelas sekali.
    2. Sesuatu yang sudah jelas-jelas benarnya bisa ditukar dengan sesuatu yang jelas-jelas batilnya,itupun dalam rentang waktu yang singkat! Keimanan adalah sesuatu yang sudah jelas-jelas benarnya,namun ketika gelombang fitnah menghantam,bisa ditukar dengan kekufuran yang jelas-jelas batilnya,dalam waktu satu hari saja! Nah bagaimana lagi dengan perkara-perkara,urusan-urusan yang tingkat kejelasannya dibawah masalah keimanan?? Seseorang bisa lebih gelap pandangannya.
  3. Ciri orang yang terfitnah : “…menjual agamanya dengan secuil dari perhiasan dunia”, perhiasan dunia yang dimaksud disini bukan hanya harta, tapi juga wanita, pria, jabatan dan yang lainnya. Saat-saat fitnah menyerang seseorang bisa nekad menggadaikan agamanya dengan ditukar harta, atau wanita atau jabatan.

Antara Sahabat, Tabi’ut Tabi’in dan Kita

Fitnah memang sangat mengerikan, maka wajib bagi kita semua untuk merasa takut terkena fitnah. Jangankan kita, para Sahabat saja merasa takut menjumpai fitnah yang ada pada zaman setelahnya.
Sebagaimana hal ini disebutkan oleh salah satu Imam tabi`ut tabi`in, yaitu : Imam Sufyan Ats-tsauri رحمه الله تعالى ,dahulu Beliau pernah berkata tentang zamannya ,dalam sebuah surat yang ditulisnya :
بلغني أن أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم كانوا يتعوذون أن يدركوا هذا الزمان وكان لهم من العلم ما ليس لنا ، فكيف بنا حين أدركنا على قلة علم وبصر وقلة صبر وقلة أعوان على الخير مع كدر من الزمان وفساد من الناس . وعليك بالأمر الأول والتمسك به وعليك بالخمول فإن هذا زمان خمول وعليك بالعزلة وقلة مخالطة الناس
“ …telah sampai khabar kepadaku bahwa para Sahabat Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم dahulu berlindung dari menjumpai zaman kita ini, padahal mereka memiliki ilmu yang tidak kita miliki, maka bagaimana lagi dengan kita yang menjumpainya dengan bekal ilmu kita yang sedikit,kesabaran yang minim dan sedikitnya teman yang membantu kita berbuat baik,serta diiringi dengan sebagian rusaknya zaman dan manusia?….”

Bagaimana dengan kita?

Para Sahabat yang demikian tinggi ilmunya, kuat kesabarannya dan banyak penolong kebaikan بعد الله, mereka takut menjumpai zaman Imam Sufyan Ats-Tsauri, yang merupakan zaman tabi`ut tabi`in, yang ketika itu masih banyak para Imam Ulama AhlusSunnah yang mentarbiyyah umat, kebenaran masih dominan serta jauh lebih sedikit fitnah dibandingkan zaman kita sekarang ini,
Bagaimana lagi dengan kita yang lemah ilmu, amal,ibadah,kesabaran dan ketakwaan dibandingkan dengan mereka ditengah zaman yang banyak rintangan fitnah syahwat dan syubhat ini ??
Oleh karena itu, siapapun kita (senior ataupun junior dalam dunia pengajian),bagaimanapun baiknya keimanan kita,bagaimanapun tingginya kedudukan kita di tengah masyarakat, selayaknya kita lebih takut terkena fitnah dibandingkan para Shahabat !
Seberapapun lamanya kita mengaji manhaj Salaf ini,sebanyak apapun kitab yang telah kita khatamkan,sesenior apapun kita dalam berdakwah,tetap hal itu tidak bisa menjadi alasan merasa aman terkena fitnah.
Harusnya keadaan kita yang banyak kelemahan tersebut, mendorong kita lebih berhati-hati terhadap sebab-sebab, ucapan, perbuatan, tempat, aktifitas, dan seluruh perkara yang bisa menimbulkan fitnah.
Terlebih-lebih jika seandainya kenangan manis sang Senior tempo doeloe tersebut tidak banyak lagi menghiasi kehidupannya.
نسأل الله السلامة و العافية
[Diolah dari ceramah Ustadzunal Fadhil Abdullah Taslim,Lc. MA. ]
—Disusun oleh: Sa’id Sabu Ukasyah

* Dipublikasi ulang dari Muslim.or.id"

Tidak ada komentar