Hakikat Puasa (3): Puasa VVIP


Tahukah Anda bagaimana tingkatan orang-orang yang berpuasa itu? Simaklah keterangan berikut ini!

Hakikat Puasa adalah puasa lahir dan batin


Sesungguhnya puasa yang disyari’atkan bukanlah sekedar menahan diri dari makan dan minum, namun hakikatnya adalah puasa yang meliputi dua dimensi sekaligus, lahir maupun batin. Para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah rahimahumullah dari dulu telah menjelaskan tentang hakikat puasa yang memiliki dua dimensi sekaligus.
Ibnu Qudamah rahimahullah dalam ringkasan kitab Ibnul Jauzi rahimahullah yang dinamakan Mukhtashar Minhajil Qashidin, pada hal. 44 menjelaskan tentang tingkatan puasa,
وللصوم ثلاث مراتب: صوم العموم ، وصوم الخصوص ، وصوم خصوص الخصوص
Puasa memiliki tiga tingkatan:
  1. Puasa umum,
  2. Puasa khusus, dan
  3. Puasa super khusus
Beliaupun menjelaskan satu persatu macam-macam puasa tersebut,
1. Puasa Orang Umum
Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan,
فأما صوم العموم: فهو كف البطن والفرج عن قضاء الشهوة
“Adapun puasa umum adalah menahan perut dan kemaluan dari menuruti selera syahwat (menahan diri dari melakukan berbagai pembatal puasa, seperti makan, minum, dan bersetubuh).”
Puasa jenis umum ini jelas sekali diambil dari dalil-dalil tentang adanya pembatal-pembatal puasa.
2. Puasa Orang Khusus (VIP)
Ibnu Qudamah rahimahullah melanjutkan penjelasannya,
وأما صوم الخصوص: فهو كف النظر ، واللسان ، والرجل ، والسمع ، والبصر، وسائر الجوارح عن الآثام
“Dan puasa khusus adalah menahan pandangan, lisan, kaki, pendengaran, penglihatan dan seluruh anggota tubuh dari dosa-dosa.”
Puasa jenis khusus ini diambil dari dalil-dalil yang menunjukkan bahwa hakikat disyari’atkannya puasa itu untuk sebuah hikmah meraih derajat ketakwaan dan takut kepada Allah, sehingga dengannya orang yang berpuasa bersih jiwanya dari seluruh kemaksiatan dan menjadi orang yang diridhai oleh-Nya.
Di antara dalil yang menunjukkan hal ini adalah
firman Allah Ta’ala,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa (Ramadhan) sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa” (Al-Baqarah: 183). Lihatlah tafsirnya kembali dalam artikel pertama.
Adapun dalil-dalil lainnya, insyaallah akan diisyaratkan pada artikel selanjutnya.
3. Puasa Super Khusus (VVIP)
وأما صوم خصوص الخصوص: فهو صوم القلب عن الهمم الدنية ، والأفكار المبعدة عن الله ـ سبحانه وتعالى ـ ، وكفه عما سوى الله ـ سبحانه وتعالى ـ بالكلية
“Adapun puasa super khusus adalah puasanya hati dari selera yang rendah dan pikiran yang menjauhkan hatinya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala serta menahan hati dari berpaling kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala secara totalitas”
Adapun dalil-dalil tentang puasa super khusus ini adalah:
Dalil-dalil tentang jenis puasa khusus yang telah disebutkan di atas dan dalil tentang bahwa baiknya hati adalah asas bagi baiknya anggota tubuh yang lainnya. Sehingga ketakwaan yang asasi adalah ketakwaan hati, maka jika hikmah disyari’atkannya puasa itu adalah untuk meraih ketakwaan, maka hakikatnya, yang pertama kali tercakup adalah ketakwaan hati, karena ketakwaan yang paling mendasar dan paling agung adalah ketakwaan hati.
Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari dan Muslim).
Selanjutnya, silahkan simak tentang Adab Puasa VIP dalam Hakikat Puasa (4)insya Allah.
***
Penulis: Sa’id Abu Ukasyah

* Dipublikasi ulang dari Muslim.or.id"

Tidak ada komentar