Jalan Kebenaran Hanya Satu (2)




Bismillah walhamdulillah wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du :
Pada artikel pertama sudah diketahui bahwa jalan kebenaran atau jalan yang lurus hanyalah satu saja, yaitu jalan yang ditinggalkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk kita.
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan jalan yang lurus tersebut dalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,
تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدِي أَبَدًا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّتِيْ
“Aku tinggalkan untuk kalian sesuatu. Jika kalian berpegang teguh kepadanya, kalian tidak akan sesat selama-lamanya, yaitu Kitab Allah dan Sunnahku” (Diriwayatkan Imam Malik dan yang lainnya, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani).
Sekarang pertanyaannya, keutamaan apa yang Anda dapatkan jika Anda berpegang teguh dengan Al Quran dan As-Sunnah?

Jalan Al Quran dan As-Sunnah adalah jalan meraih kebahagiaan

Sesungguhnya banyak keutamaan dan faedah berpegang teguh dengan Al Quran dan As-Sunnah, namun dalam kesempatan ini cukup dua keutamaan saja yang bisa mewakili semua keutamaan yang lainnya.
1. Jaminan Allah bagi hamba-Nya yang berpegang teguh dengan Alquran adalah tidak sesat dan tidak celaka
Allah Ta’ala berfirman,
فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَىٰ
“Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barangsiapa yang mengikutpetunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka” (Thaha: 123).
2. Jaminan bagi orang yang mentaati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah masuk Surga
كُلُّ أُمَّتِى يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ ، إِلاَّ مَنْ أَبَى . قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ : مَنْ أَطَاعَنِى دَخَلَ الْجَنَّةَ ، وَمَنْ عَصَانِى فَقَدْ أَبَى
Setiap umatku akan masuk Surga kecuali yang enggan.” Para sahabat bertanya, “Siapakah yang enggan (masuk Surga), wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Siapa yang mentaatiku, maka ia akan masuk Surga dan barangsiapa yang durhaka padaku, berarti ia enggan (masuk Surga)” (HR. Bukhari).
Sedangkan masuk Surga adalah kebahagiaan yang hakiki, sebagaimana firman Allah,
فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ
 Barangsiapa dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Ali ‘Imran: 185).
Syaikh As-Sa’di rahimahullah ketika menafsirkan firman-Nya,
{ عن النار وأدخل الجنة فقد فاز } أي: حصل له الفوز العظيم بالنجاة من العذاب الأليم، والوصول إلى جنات النعيم، التي فيها ما لا عين رأت، ولا أذن سمعت، ولا خطر على قلب بشر. ومفهوم الآية، أن من لم يزحزح عن النار ويدخل الجنة، فإنه لم يفز، بل قد شقي الشقاء الأبدي، وابتلي بالعذاب السرمدي.
“(Firman Allah :)“…(dijauhkan) dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga…”, yaitu ia mendapatkan keberuntungan yang besar, selamat dari adzab yang pedih dan berhasil masuk Surga yang penuh kenikmatan, yang di dalamnya terdapat kenikmatan yang tidak pernah dipandang oleh mata, tidak pernah di dengar oleh telinga dan tak pernah terlintas dalam hati manusia. Dan kandungan yang tersirat dari ayat ini adalah barangsiapa yang tidak dijauhkan dari Neraka dan tidak dimasukkan ke dalam Surga, maka ia tidaklah beruntung, bahkan ia sengsara dengan kesengsaraan yang abadi dan tertimpa adzab yang tak putus-putusnya” (Tafsir As-Sa’di, hal. 158).

Agama Islam telah sempurna

Alquran dan As-Sunnah sebagai sumber hukum Islam telah lengkap dan sempurna, sehingga Agama Islam pun telah sempurna, Allah Ta’ala berfirman menjelaskan hal ini :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Ku-cukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagi kalian” (Al-Maa`idah: 3).
Allah Ta’ala berfirman :
مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ
“Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan”(Al-An’aam: 38).
Allah Ta’ala berfirman :
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Alquran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk, rahmat serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (An-Nahl:89).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا تَرَكْتُ مِن شَيءٍ يُقَرِّبُكُمْ إِلى الجَنَّةِ إِلاَّ أَمَرْتُكُمْ بِهِ، وَلاَ مِن شيءٍ يُبعدُكُمْ عَنِ النَّارِ إِلاَّ نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ
“Tidak ada sesuatu apapun yang mendekatkan diri kalian ke Surga kecuali aku telah perintahkannya kepada kalian, dan tidak ada sesuatu apapun yang menjauhkan diri kalian dari Neraka kecuali aku larang kalian darinya.” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi dan yang lainnya, berkata Syaikh Al-Albani: (Derajat) hadits ini minimalnya hasan).

Kesimpulan

Karena kedua wahyu ini sempurna, maka faedahnya adalah:
  1. Keduanya tidak perlu tambahan dan tidak boleh dikurangi.
  2. Sesuatu yang tidak terdapat didalam keduanya dan tidak dikandung keduanya atau tidak ditunjukkan oleh keduanya, maka bukanlah syari’at Islam.
  3. Kewajiban kita menjunjung tinggi setinggi-tingginya dan mengagungkan seagung-agungnya kedua wahyu tersebut, mendahulukan keduanya dari seluruh pendapat, madzhab atau aliran serta peraturan/hukum manusia yang bertentangan dengan keduanya.
***
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber :  Muslim.Or.Id

Tidak ada komentar