Kemana Masa Mudaku Melangkah? (3)

Kemana Masa Mudaku Melangkah? (3)


Pemuda-Pemuda dalam Al-Qur’an

1. Nabi Ibrahim
Allah Ta’ala mengisahkan tentang ucapan kaum Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yang membicarakan tentang beliau saat beliau masih muda,
قَالُوا سَمِعْنَا فَتًى يَذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهُ إِبْرَاهِيمُ
“Mereka berkata, ‘Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim’” (QS. Al-Anbiyaa`: 60).
Masa muda Nabi Ibrahim ‘alaihis salam digunakan untuk mengajak manusia menjauhi syirik. Beliau berdakwah pada raja dan masyarakatnya ketika itu. Beliau, dengan beraninya mendakwahi raja untuk mengajaknya taat kepada Allah! Demikianlah selayaknya pemuda sekarang mencontoh dan mengikuti beliau ‘alaihis salam.
2. Nabi Yusuf
Allah Ta’ala mengisahkan masa muda Nabi Yusuf ‘alaihis salam dengan berbagai pelajaran yang dapat dipetik untuk bekal hidup bagi orang yang bertakwa. Sosok Nabi Yusuf ‘alaihis salam termasuk idola terbaik bagi para pemuda dalam menjaga kehormatan diri dan mengendalikan hawa nafsu serta mendahulukan ridha Allah Ta’ala, walaupun harus mendapatkan kesulitan dan kepayahan di dalam meniti jalan yang lurus.
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَالَ نِسْوَةٌ فِي الْمَدِينَةِ امْرَأَتُ الْعَزِيزِ تُرَاوِدُ فَتَاهَا عَنْ نَفْسِهِ ۖ قَدْ شَغَفَهَا حُبًّا ۖ إِنَّا لَنَرَاهَا فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
“Dan wanita-wanita di kota berkata, ‘Isteri Al Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata’” (QS. Yusuf: 30).
Perhatikan, wahai pemuda, bagaimana Nabi Yusuf ‘alaihis salam menjaga diri ketika diajak berzina oleh seorang wanita cantik nan berkedudukan tinggi di tengah kaumnya. Lihatlah, bagaimana kekuatan iman sang pemuda yang bernama Yusuf ‘alaihis salam ini mampu menghadapi rayuan wanita tersebut. Di dalam surat Yusuf, Allah gambarkan betapa beratnya ujian kesabaran bagi Nabi Yusuf ‘alaihis salam, berikut ini sekilas gambaran beratnya fitnah wanita yang beliau hadapi itu:
  1. Wanita tersebut istri raja atau menteri.
  2. Wanita penggoda tersebut adalah wanita yang cantik.
  3. Nabi Yusuf ‘alaihis salam dirayu dan diajak. Bukan beliau yang mengajak, sehingga nampak kemudahan yang besar untuk melakukannya.
  4. Nabi Yusuf ‘alaihis salam diajak melakukan perbuatan keji itu di ruangan tertutup.
  5. Nabi Yusuf ‘alaihis salam adalah orang asing di tempat tersebut, yang biasanya rasa malu orang asing dalam melakukan kemaksiatan berkurang dibandingkan di tempat kelahirannya.
  6. Jika Nabi Yusuf ‘alaihis salam menolak ajakan tersebut, maka bisa jadi terancam akan mendapatkan hukuman dari wanita tersebut karena dia adalah istri seorang raja atau menteri.
  7. Nabi Yusuf ‘alaihis salam adalah pelayan wanita tersebut, beliau berada di bawah pengaturannya.
  8. Status sebagi pelayan itu juga menyebabkan rasa aman dari munculnya kecurigaan orang lain terhadap perbuatan keji itu, seandainya dilakukan.
  9. Nabi Yusuf ‘alaihis salam ketika itu adalah sosok pemuda sebagaimana normalnya seorang pemuda. Beliau memiliki kekuatan syahwat yang lebih.
  10. Karena demikian kuatnya pendorong bermaksiat tersebut dan nyaris tidak ada halang rintangnya, maka sempat muncul keinginan pada diri Nabi Yusuf ‘alaihis salam terhadap wanita tersebut, namun kekuatan ilmu tentang Rabbnya dan kekuatan imannya mampu mengusir keinginan tersebut. Akhirnya, Allah pun menyelamatkan beliau dari perbuatan keji tersebut. Wa lillahilhamdu.
3. Pemuda Ashabul Kahfi
Allah Ta’ala mengisahkan tentang sekelompok pemuda yang dikenal dengan sebutan Ashabul Kahfi, para penghuni gua. Mereka adalah profil para pemuda yang memilih kemuliaan agama, menjauhi fitnah kaumnya, dan para pelaku maksiat ketika mereka tidak mampu memperbaiki lingkungannya. Di samping itu mereka juga teladan dalam kebagusan berdoa dan memohon pertolongan kepada Rabb mereka. Allah Ta’ala berfirman,
إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا             
“(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa ‘Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)’” (Al-Kahfi: 10).
***
[serialposts]
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id

Tidak ada komentar