Kemana Masa Mudaku Melangkah? (9)

Kemana Masa Mudaku Melangkah? (9)


4. Akrab dengan sebagian fenomena kesyirikan
Kenyataan membuktikan bahwa sebagian pemuda akrab dengan beberapa bentuk kesyirikan. Sebut saja, misalnya memakai jimat agar kebal senjata tajam saat tawuran, belajar ilmu bela diri tenaga dalam yang menggunakan bantuan jin. Atau bisa jadi di antara mereka tertarik pergi ke tukang sihir agar menyihir teman wanitanya supaya mencintainya dan pergi ke dukun agar lulus ujian atau mendapatkan kerjaan. Padahal kesyirikan adalah penyakit terbesar yang menyerang keimanan seseorang, sedangkan tauhid adalah asas perbaikan.
Ketahuilah, bahwa seluruh Rasul ‘alaihimush shalaatu was salaam membawa dakwah tauhid, padahal masalah yang dihadapi oleh sebagian mereka berbeda dengan masalah yang dihadapi oleh sebagian lainnya.
Allah Ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”  (QS. An-Nahl: 36).
Allah Ta’ala berfirman,
لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
“Sesungguhnya Kami telah mengutus (Rasul) Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagi kalian selain-Nya”. Sesungguhnya (kalau kalian tidak menyembah Allah), aku takut kalian akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat)” (QS.Al-A’raaf: 59).
Allah Ta’ala berfirman:
وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ
“Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka (Nabi) Shaleh. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagi kalian selain-Nya” (QS.Al-A’raaf:73).
Allah Ta’ala berfirman:
وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۚ أَفَلَا تَتَّقُونَ
µ(65)µDan (Kami telah mengutus) kepada kaum ‘Aad saudara mereka, (Nabi) Hud. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagi kalian selain dari-Nya. Maka mengapa kalian tidak bertakwa kepada-Nya?”. [QS.Al-A’raaf:65].
Allah Ta’ala berfirman:
وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ قَدْ جَاءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ فَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, (Nabi) Syu’aib. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagi kalian selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepada kalian bukti yang nyata dari Tuhan kalian. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kalian kurangi bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagi kalian jika benar-benar kalian orang-orang yang beriman” (QS.Al-A’raaf: 85).
Berkata Ibnul Qoyyim rahimahullah,
التوحيد مفتاح دعوة الرسل
“Tauhid adalah kunci dakwah seluruh para Rasul (‘alaihimush shalatu was salam)”
Demikianlah, kendatipun beranekaragam keadaan dan problematika umat-umat manusia, namun tetaplah dakwah Tauhid adalah dakwah asasi, yang pertama dan paling utama! Sama saja, apakah masalah yang mereka hadapi adalah masalah perekonomian seperti pada masa penduduk Madyan (sebagaimana yang disebutkan pada ayat di atas) atau krisis moral, sebagaimana yang terjadi pada kaum Luth ‘alaihis salam. Maupun masalah politik -yang sesungguhnya setiap umat yang dihadapi oleh para Rasul ‘alaihimush shalaatu was salaam semuanya tidaklah berhukum dengan hukum Allah Ta’ala, maka tetaplah solusi yang diambil para Rasul ‘alaihimush shalaatu was salaam adalah Tauhid, sebagai asas seluruh perbaikan dan kuncinya. Walaupun tetap harus ditunjang dengan perbaikan-perbaikan lain yang mengikuti perbaikan yang asasi ini.
Oleh karena itu, barangsiapa yang ingin memperbaiki para pemuda, maka tugas besar yang pertama, paling utama dan mendasar adalah membangun dan memperbaiki tauhid mereka.
***
[serialposts]
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id

Tidak ada komentar