Penjelasan Kasyfus Syubuhat (9) : Syirik Besar, Dosa Yang Tidak Diampuni Oleh Allah

Penjelasan Kasyfus Syubuhat (9) : Syirik Besar, Dosa Yang Tidak Diampuni Oleh Allah


Syirik besar adalah dosa yang tidak diampuni oleh Allah dan membatalkan keislaman seorang hamba

Petikan matan
إذا عرفت ما ذكرت لك معرفة قلب، وعرفت الشرك بالله الذي قال الله فيه: {إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا} (النساء: 48).
“Apabila anda telah mengetahui apa yang saya sebutkan kepada anda1 dengan pengetahuan yang menghujam dalam hati dan andapun telah mengetahui bahwa menyekutukan Allah (syirik), yang Allah berfirman tentangnya :
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa dibawah (dosa syirik) tersebut, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar” (QS. An-Nisaa`: 48)……”.
Penjelasan
Dari matan di atas, dapat kita ambil beberapa pelajaran, perlunya kita mengetahui tentang:
  1. Definisi syirik dan macam-macamnya.
  2. Perbedaan antara syirik dan kufur.
  3. Bahaya kesyirikan
  4. Konsekuensi hukum bagi pelakunya.
Berikut ini perinciannya:
1. Definisi syirik
Pentingnya mengetahui sesuatu dengan mengenal lawannya, sebuah sya’ir mengatakan:
و بضدها تتبين الأشياء
“Dengan mengetahui kebalikannya, akan nampak jelas hakikat suatu perkara.”
Maka Anda tidaklah dikatakan faham Tauhid dengan baik, kecuali jika Anda bisa menjelaskan apa itu syirik, karena syirik itu lawan dari Tauhid. Begitu pula, tidaklah Anda bisa merasakan nikmatnya bertauhid dengan sempurna, kecuali jika Anda telah mengetahui bahayanya syirik!
Secara bahasa, syirik adalah
Dalam Mu’jam Maqayisul Lughah Ibnu Faris disebutkan bahwa kata syirik (الشرك) yang tersusun dari huruf syin (ش), ra` (ر) dan kaf (ك) memiliki dua makna pokok, salah satunya adalah menunjukkan keikutsertaan dan lawan dari sendirian”
Adapun secara istilah, maka syirik dapat didefinisikan sesuai dengan besar kecilnya kesyirikan.
1) Syirik besar adalah
مساواة غير الله بالله فيما هو من خصائص الله
“Menyamakan selain Allah dengan Allah dalam perkara yang menjadi kekhususan-Nya (dalam Rububiyyah,Uluhiyyah dan Al-Asma` was Shifat)”
أن يَجْعَلَ العبد لله ندا في ربوبيته، أوألوهيته،أوأسمائه وصفاته
“Seseorang mengambil sekutu bagi Allah dalam Rububiyyah, Uluhiyyah atau nama dan sifat-Nya.”

Definisi di atas berdasarkan hadits Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu ketika bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang dosa apakah yang paling besar, kemudian beliau  shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
أن تجعل لله ندا وهو خلقك
“Engkau mengambil sekutu bagi Allah padahal Dia menciptakanmu” (HR. Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim).
Syirik besar ini mengeluarkan pelakunya dari Islam. Disebut besar karena adanya syirik yang dibawahnya, yang tingkat keburukannya tidak sampai sepertinya, yaitu syirik kecil.
Macam-macam syirik besar
Dari definisi syirik besar di atas, maka syirik besar terbagi menjadi tiga, yaitu:
  1. Syirik dalam Rububiyyah, mencakup tiga bentuk, yaitu:
    1. I’tiqodiyyah (keyakinan), seperti meyakini ada yang mampu menciptakan, menghidupkan, mematikan, dan mengatur alam semesta selain Allah,
    2. ‘Amaliyyah (amal), seperti memakai jimat dengan keyakinan jimat itulah yang melindungi atau menyelamatkan dari mara bahaya, sebagaimana Allah.
    3. Qouliyyah (ucapan), seperti ucapan bahwa Allah menyatu dengan makhluk dan Allah adalah makhluk itu sendiri, karena sudah terintegrasi dan ucapan pengingkaran terhadap keberadaan Sang Pencipta/Tuhan (atheis).
  2. Syirik dalam Uluhiyyah, mencakup tiga bentuk, yaitu
    1. I’tiqodiyyah (keyakinan), seperti meyakini adanya makhluk yang berhak ditaati dengan ketaatan mutlak, sampai dalam masalah menghalalkan perkara yang haram.  Syirik ini juga terwujud dalam mencintai makhluk sebagaimana kecintaan kepada Allah.
    2. ‘Amaliyyah (amal), seperti sujud kepada selain Allah dan menyembelih binatang yang dipersembahkan untuk selain Allah.
    3. Qouliyyah (ucapan), seperti berdo’a kepada selain Allah, isti’adzah kepada selain Allah dan istighatsah kepada selain Allah.
  3. Syirik dalam Al-Asma` wash Shifat, mencakup tiga bentuk, yaitu:
    1. I’tiqodiyyah (keyakinan), seperti meyakini adanya selain Allah yang mengetahui perkara gaib sebagaimana Allah.
    2. ‘Amaliyyah (amal), seperti menyombongkan diri dengan  sifat agung sebagaimana keagungan Allah.
    3. Qouliyyah (ucapan), seperti bernama dengan nama-nama khusus bagi Allah, contohnya Allah dan Ar-Rahman.
2) Syirik kecil, yaitu:
فكل ما نهى عنه الشرع مما هو ذريعة إلى الشرك الأكبر ووسيلة للوقوع فيه، وجاء في النصوص تسميته شركا
“Segala yang dilarang dalam Syari’at sedangkan dalam Nash disebut dengan nama syirik, dan menjadi sarana menghantarkan kepada kesyirikan besar”.
Syirik ini dinamakan kecil karena adanya syirik yang di atasnya, yang tingkat keburukannya lebih besar darinya. Syirik kecil ini tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam karena tidak sampai ada unsur menyamakan selain Allah dengan Allah dalam perkara yang menjadi kekhususan-Nya (dalam Rububiyyah, Uluhiyyah, dan Al-Asma` was Shifat).
Contoh :
  • Bersumpah dengan nama selain Allah dikatakan syirik kecil, karena ada dalam dalil penyebutan nama syirik baginya, disamping itu, bisa sebagai sarana untuk mengagungkan selain Allah sebagaimana Allah.
  • Riya` yang sedikit dalam beribadah, dikatakan syirik kecil karena ada dalam dalil penyebutan nama syirik baginya dan sebagai sarana untuk sampai kepada syirik besar, yaitu sama sekali tidak mau beramal salih kecuali jika nantinya dipuji.
Pemakaian istilah syirik yang banyak digunakan
Jika kita membaca kitab-kitab para ulama rahimahullah, maka kita dapatkan bahwa ketika ulama mendefinisikan istilah syirik ataupun menyebut kata syirik, mereka banyak membawakan penjelasan mengenai jenis syirik dalam Uluhiyyah, begitu pula ketika mendefinisikan Tauhid, karena:
  1. Tauhid Uluhiyyah lah yang terpenting dan sebagai dasar yang paling mendasar serta menjadi inti permusuhan serta perselisihan antara para Rasul ‘alaihimush shalatu was salam dengan kaum musyrikin.
  2. Kebanyakan syirik yang terjadi adalah syirik dalam Uluhiyyah.
***
[serialposts]
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id
____

  1. Tentang keadaan kaum musyrikin di zaman ini (sang penulis) yang tidak memiliki ilmu tentang kalimat Tauhid ↩

Tidak ada komentar