Dalil & Pendalilan Tsalatsatul Ushul (10) : Beribadah Kepada Selain Allah Adalah Batil

Tsalatsatul Ushul (10) : Beribadah Kepada Selain Allah Adalah Batil


Sesungguhnya di dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah yang shahihah, terdapat banyak dalil yang menunjukkan kewajiban beribadah hanya kepada Allah dan kebatilan beribadah kepada selain Allah. Hal ini menunjukkan bahwa dalil-dalil kewajiban bertauhid itu banyak jumlahnya. Demikian pula dalil-dalil ini sangatlah kuat, karena disebutkan tidak hanya dalam satu macam dalil saja.
Oleh karena itu amatlah kasihan para pelaku kesyirikan. Betapa tidak! Dalil-dalil yang demikian kuat dan gamblang, tidak mampu mereka pahami atau tidak mau menerimanya, padahal untuk memahaminya, tidak dibutuhkan kecerdasan yang tinggi dan konsentrasi yang berat. Jika seseorang itu benar-benar berhati bersih dan bersungguh-sungguh mencari kebenaran, maka dengan mudah mereka akan memahami kewajiban bertauhid dari dalil-dalil tersebut, atas izin Allah.
Allah Ta’ala mengingatkan kita,
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
(22) Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur`an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (QS. Al-Qomar: 22).
Imam Ath-Thabari rahimahullah menafsirkan ayat tersebut,
ولقد سهلنا القرآن وهوّناه لمن أراد التذكر به والاتعاظ { فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ} يقول: فهل من متعظ ومنـزجر بآياته
“Sungguh Kami telah memudahkan dan tidak menyulitkan (lafadz dan makna) Al-Qur`an bagi orang yang menginginkan peringatan dan pelajaran darinya maka adakah orang yang mengambil pelajaran. Allah mengingatkan bahwa adakah orang yang mengambil pelajaran dan menahan diri (dari melakukan larangan)?”

Dua metode pendalilan untuk kewajiban bertauhid

Perlu diketahui bahwa di dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah yang shahihah terdapat dua metode pendalilan yang menunjukkan kewajiban beribadah kepada Allah (Tauhid) dan kebatilan beribadah kepada selain Allah (syirik), yaitu pendalilan dengan dalil-dalil umum dan dengan dalil-dalil khusus.
1. Dalil-dalil Umum
Yaitu dalil-dalil yang menunjukkan bahwa ibadah apapun tidak boleh dipersembahkan kepada selain Allah, namun harus dipersembahkan kepada Allah semata. Barangsiapa yang mempersembahkannya kepada selain Allah, maka ia musyrik kafir. Misalnya beberapa firman Allah berikut ini,
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kalian jangan menyembah selain Dia (QS. Al-Israa`: 23).
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku (saja)” (QS. Adz-Dzaariyaat: 56).
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
Dan sesungguhnya masjid-masjid itu hanyalah kepunyaan Allah, karena itu janganlah kalian menyembah apapun (di dalamnya) di samping (menyembah) Allah” (QS. Al-Jin: 18).
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun” (QS. An-Nisa`: 36).
وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ لَا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِنْدَ رَبِّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ
Dan barangsiapa menyembah sesembahan yang lain di samping (menyembah) Allah, padahal tidak ada satu dalilpun baginya tentang itu, maka benar-benar balasannya ada pada Tuhannya. Sungguh tiada beruntung orang-orang kafir itu” (QS. Al-Mu`minun: 117).
Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa satu saja dari peribadatan, apapun bentuknya, jika dipersembahkan kepada selain Allah, maka itu adalah kesyirikan dan pelakunya disebut musyrik kafir. Dengan demikian, kelompok dalil-dalil umum ini mencakup semua bentuk peribadatan.
[bersambung]
***
[serialposts]
Penulis: Ustadz Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id

Tidak ada komentar