Alquran Al-Karim, Muhkam dan Mutasyabih (1)

Alquran Al-Karim, Muhkam dan Mutasyabih (1)


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Alhamdulillah wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du. Ditinjau dari sisi muhkam dan mutasyabihnya, Alquran Al-Karim disifati dengan tiga sifat:

1. Alquran Al-Karim Seluruhnya adalah Muhkam dengan Jenis Ihkam Umum

Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah Ta’ala,

كِتَابٌ أُحْكِمَتْ آيَاتُهُ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِنْ لَدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ

“Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi (indah) serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu” (QS. Huud:1).

الر ۚ تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ الْحَكِيمِ

“Alif laam raa. Inilah ayat-ayat Al-Quran yang mengandung kerapian dan keindahan yang sempurna” (QS. Yunus: 1).

وَإِنَّهُ فِي أُمِّ الْكِتَابِ لَدَيْنَا لَعَلِيٌّ حَكِيمٌ

“Dan sesungguhnya Al Quran itu dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung keindahan sastra yang sempurna” (QS. Az-Zukhruf: 4).

Makna ihkam umum dalam konteks ini adalah seluruh ayat-ayat Alquran itu tersusun dengan rapi, indah, dan sempurna, baik lafal maupun maknanya, tak ada kekurangan dan aib sedikit pun dalam makna maupun lafalnya. Oleh karena itu, jika dicermati dengan baik, maka akan didapatkan bahwa ayat-ayat Alquran itu mengandung puncak kesempurnaan kefasihan dan sastra (balaghah).

Seluruh kabar yang terdapat di dalamnya adalah benar, sehingga tidak ada sedikitpun kedustaan dan pertentangan satu sama lain, serta sangat bermanfaat sehingga tidak ada sedikit pun keburukan dan kesia-siaan dalam Alquran. Seluruh hukum-hukumnya adalah adil dan bijaksana, tidak ada kezaliman, pertentangan, dan hukum yang buruk.

2. Alquran Al-Karim Seluruhnya adalah Mutasyabih dengan Jenis Tasyabuh Umum

Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah Ta’ala,

اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang , gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemberi petunjukpun” (QS. Az-Zumar: 23).

Adapun makna tasyabuh umum dalam konteks ini adalah seluruh ayat-ayat Alquran itu sama satu sama lainnya dalam kesempurnaan, keindahan dan tujuan yang mulia. Karena memang semua ayat-ayat Alquran adalah dari Allah Ta’ala. Oleh karena itu Allah Ta’ala berfirman:

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau sekiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya” (QS. An-Nisa`: 82).

[Bersambung]

Anda sedang membaca: ” Alquran Al-Karim, Muhkam dan Mutasyabih”, baca lebih lanjut dari artikel berseri ini:

  1. Alquran Al-Karim, Muhkam dan Mutasyabih (1)
  2. Alquran Al-Karim, Muhkam dan Mutasyabih (2)
  3. Alquran Al-Karim, Muhkam dan Mutasyabih (3)
  4. Alquran Al-Karim, Muhkam dan Mutasyabih (4)
***

Penulis: Ust.
Sumber muslim.or.id

Tidak ada komentar