Keindahan Islam (13)

Keindahan Islam (13)


5. Allah Ta’ala Menjaga Agama Islam dari Perubahan

Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur`an, dan sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya” (QS. Al-Hijr: 9).
Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullah menafsirkan kata الذِّكْرَ dengan Alquran. Beliau mengatakan,
وإنا للقرآن لحافظون من أن يزاد فيه باطل مَّا ليس منه، أو ينقص منه ما هو منه من أحكامه وحدوده وفرائضه
“Sesungguhnya Kami benar-benar menjaga Alquran dari penambahan perkara batil yang bukan bagian darinya, atau pengurangan sesuatu yang merupakan bagian darinya, baik berupa hukum, batasan maupun kewajiban-kewajiban yang terdapat di dalamnya.”
Jaminan dari Allah Ta’ala berupa penjagaan Alquran ini berkonsekuensi kepada penjagaan As-Sunnah yang merupakan penjelas Alquran, sebagaimana firman Allah Ta’ala,
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
Dan Kami turunkan kepadamu Alquran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan” (QS. An-Nahl: 44).
Hal ini selaras dengan tafsiran Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah ketika beliaumenafsirkan kata الذِّكْرَ dalam QS. Al-Hijr: 9 dengan Alquran dan As-Sunnah, beliau mengatakan,
وذكر الرحمن الذي أنزله هو الكتاب والسنة …وهو الذكر الذي قال الله فيه: {إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ} (الحجر: 9)
“Dan maksud Dzikrur Rahman adalah Al-Kitab dan As-Sunnah… Makna Dzikir seperti inilah yang dimaksud dalam firman Allah
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur`an, dan sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya” (QS. Al-Hijr: 9)” (Al-Fatawa Al-Kubra, 2/274)1.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah juga mengatakan,
“Allah Ta’ala berfirman
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur`an, dan sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya
maka dari itu, jika ada kesalahan dalam tafsir Alquran, penukilan hadits maupun penjelasannya, pastilah Allah akan mempersiapkan dari umat ini orang yang menjelaskan kesalahan tersebut dan menyebutkan dalil (yang benar) untuk membuktikan kesalahan orang yang salah dan kedustaan orang yang dusta, karena sesungguhnya umat ini tidak akan bersepakat di atas kesesatan, dan senantiasa ada sekelompok orang yang jaya di atas kebenaran hingga dekat hari Kiamat. Karena mereka ini berada pada generasi umat terakhir sehingga tak ada lagi nabi setelah nabi mereka dan tidak ada Kitabullah setelah Kitabullah yang diturunkan untuk mereka (Alquran).
Adapun umat-umat terdahulu sebelum mereka, jika mereka mengganti dan mengubah wahyu yang diturunkan untuk mereka, maka Allah mengutus seorang nabi yang menjelaskan (kebenaran) kepada mereka, memerintahkan kepada mereka (kebaikan) dan melarang mereka (dari berbuat keburukan).
Hanya saja, sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak ada nabi (lagi yang diutus), namun Allah telah menjamin bahwa Dia akan menjaga Wahyu yang diturunkan-Nya dan menjamin umat (Islam) ini tidak akan pernah bersepakat dalam kesesatan, bahkan di setiap zaman, Allah persiapkan untuk umat ini ulama dan Ahlul Quran yang menjaga agama-Nya” (Al Jawab Ash-Shahih, 3/39)2.
[Bersambung]

  1. Sumber: www.Islamtoday.net/fatawa/quesshow-60-32618.htm 
  2. Sumber: www.Islamtoday.net/fatawa/quesshow-60-32618.htm 
***
[serialposts]
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id

Tidak ada komentar