Penjelasan Hadits Istikharah (Bag. 8)

Penjelasan Hadits Istikharah (Bag. 8)


Petikan Hadits

خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ

“Lebih baik bagiku dalam urusan agamaku, penghidupanku, dan akibatnya bagi akheratku atau -Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: …..duniaku dan akhiratku-”

Penjelasan

Petikan Hadits

خَيْرٌ لِي فِي دِينِي

“Lebih baik bagiku dalam urusan agamaku”

Maksudnya : jika memang pilihan tersebut baik bagiku dalam urusan agamaku, bermanfaat bagi keimananku, dan tidak membahayakan keimananku dikemudian hari.

Petikan Hadits

وَمَعَاشِي

“penghidupanku”

Maksudnya : penghidupan dan duniaku

Hal ini menunjukkan bahwa dalam Islam terdapat dorongan untuk memperhatikan perkara dunia, dan dorongan memohon kepada Allah yang terbaik bagi seorang hamba dalam urusan dunianya.

Hal ini tidaklah bertentangan dengan zuhud terhadap dunia, karena zuhud terhadap dunia maknanya meninggalkan perkara dunia yang tidak bermanfaat di akherat.

Petikan Hadits

خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي

“Lebih baik bagiku dalam urusan agamaku dan penghidupanku”, urusan agama lebih didahulukan daripada urusan dunia, ini berarti mendahulukan sesuatu yang lebih penting dari dua perkara yang sama-sama pentingnya. Bagi seorang muslim, standarnya adalah agama, sesuatu yang baik menurut agama Islam, maka baik pula bagi dunianya, sebaliknya, sesuatu yang buruk menurut agama Islam, maka buruk pula bagi dunianya.

Petikan Hadits

وَعَاقِبَةِ أَمْرِي

“dan akibatnya bagi akheratku”

Maksudnya adalah akibat di akherat, sehingga seorang beristikharah memohon kepada Allah kebaikan dalam tiga perkara:
  1. Kebaikan dalam agamanya,
  2. Kebaikan dalam penghidupannya dan dunianya,
  3. Kebaikan baginya di akherat,
Barangsiapa yang dianugerahi tiga perkara ini, maka akan lengkap kebahagiannya, dan indah kehidupannya.

Petikan Hadits

أَوْ قَالَ عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ

“ atau -Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: …..duniaku dan akhiratku -”

Syaikh Ali Al-Qori dalam Mirqotul Mafatih syarhu Misykatul Mashabih menyebutkan bahwa kata “atau” disini mengandung tiga kemungkinan:
  1. Mengandung makna pilihan -dan inilah kemungkinan yang terkuat, wallahu a’lam– yaitu orang yang beristikharah bisa memilih antara mengucapkan :
خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي

“Lebih baik bagiku dalam urusan agamaku, penghidupanku, dan akibatnya bagi akheratku, atau bisa juga mengucapkan :

خَيْرٌ لِي فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ

Lebih baik bagiku dalam urusan duniaku dan akheratku”
  1. Mengandung makna menggantikan (badal), yaitu: kalimat “penghidupanku, dan akibatnya bagi akheratku” menggantikan kalimat “ dalam urusan agamaku,duniaku dan akhiratku”, sehingga hasil akhir
خَيْرٌ لِي فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ

Lebih baik bagiku dalam urusan duniaku dan akheratku”
  1. Mengandung makna keraguan perowi, apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي

“Lebih baik bagiku dalam urusan agamaku, penghidupanku, dan akibatnya bagi akheratku,
atau -Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

خَيْرٌ لِي فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ

“Lebih baik bagiku dalam urusan duniaku dan akhiratku”.

Berkata Ath-Thibi rahimahullah :

الظاهر أنه شك في أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : عاقبة أمري ، أو قال : عاجل أمري وآجله

“Makna yang nampak (menurutku) bahwa perowi ragu bahwa (apakah) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: akibatnya bagi akheratku , atau Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: duniaku dan akhiratku.

(Bersambung, in sya Allah)

***

Penulis : Ustadz Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id

Tidak ada komentar