Barangsiapa yang mempersembahkan salah satu saja dari semua macam ibadah untuk selain Allah, maka ia adalah musyrik dan kafir. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala berikut ini.
وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ لَا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِنْدَ رَبِّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ
“Dan barangsiapa menyembah sesembahan yang lain di samping (menyembah) Allah, padahal tidak ada satu dalilpun baginya tentang itu, maka benar-benar balasannya ada pada Tuhannya. Sungguh tiada beruntung orang-orang kafir itu” (QS. Al-Mu`minun: 117).
Kesimpulan Dalil
Barangsiapa yang mempersembahkan ibadah untuk selain Allah, maka ia adalah musyrik dan kafir.
Penjelasan Dalil
Di awal ayat tersebut, Allah Ta’ala sebutkan tentang orang-orang yang menyembah sesembahan lain di samping (menyembah) Allah, kemudian di akhir ayat, Allah sebutkan akibat dari perbuatan mereka, yaitu:
- Ditiadakan Al-Falah (keberuntungan) secara totalitas, hal itu disimpulkan dari mashdar nakirah dalam konteks peniadaan yang terkandung dalam لَا يُفْلِحُ lā yufliḥu ‘tiada beruntung’ yang menunjukkan bahwa seluruh keberuntungan ditiadakan akibat dari penyembahan kepada selain Allah. Peniadaan kebruntungan tersebut diperuntukkan bagi orang kafir. Mereka di akhirat, tidak mendapatkan keberuntungan sama sekali, sehingga masuk kedalam neraka kekal selama-lamanya.
- Allah menamakan orang-orang yang menyembah sesembahan lain di samping (menyembah) Allah sebagai orang-orang yang kafir (al-kafirin). Ini menunjukkan bahwa perbuatan mereka tersebut adalah perbuatan kekafiran (kufur akbar) sekaligus merupakan kesyirikan (syirik akbar), karena telah mempersembahkan ibadah untuk selain Allah disamping untuk Allah. Dengan demikian, benarlah apa yang dikatakan oleh sang penulis kitab Tsalatsatul Ushul ,Syaikh Muhammad At-Tamimi rahimahullahu di atas, “Barangsiapa yang mempersembahkan ibadah tersebut untuk selain Allah, maka ia adalah musyrik dan kafir.”
Faedah Besar
Dalam ayat tersebut, Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ لَا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ…
“Dan barangsiapa menyembah sesembahan yang lain di samping (menyembah) Allah, padahal tidak ada satu dalilpun baginya tentang itu…”
Dalam ayat ini, Allah menjelaskan kekejian syirik dan kejamnya pelaku kesyirikan (musyrikin) dengan menyatakan bahwa kesyirikan, apapun bentuknya, pasti tidaklah memiliki pembenaran dan dalil, baik dalil syar’i maupun dalil akal sehat.
Namun, kenyataannya, masih saja ada orang-orang yang menyekutukan Allah dalam peribadatan. Hal itu dikarenakan mereka mengikuti hawa nafsu atau godaan setan. Padahal seandainya mereka mau memperhatikan dalil-dalil dalam Al-Qur`an maupun As-Sunnah yang shahihah, tanpa perlu mengkaji terlalu dalam, asalkan didasari hati yang bersih, maka akan jelas bahwa mentauhidkan Allah adalah wajib dan berbuat syirik adalah haram.
***
[serialposts]
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id
Post a Comment