Keistimewaan Bahasa Arab (4)

Baca pembahasan sebelumnya Keistimewaan Bahasa Arab (3)

Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah menyatakan dalam kitab Tafsirnya,
ثم أثنى على الكتاب بتمام البيان فقال: {فُصِّلَتْ آيَاتُهُ} أي: فصل كل شيء من أنواعه على حدته، وهذا يستلزم البيان التام، والتفريق بين كل شيء، وتمييز الحقائق

“Kemudian Allah memuji Kitab-Nya karena kesempurnaan penjelasan yang terdapat di dalamnya, Allah berfirman {فُصِّلَتْ آيَاتُهُ}, maksudnya dijelaskan segala sesuatu dengan keanegaragamannya sehingga terbedakan satu dengan yang lainnya. Hal ini mengharuskan adanya penjelasan yang sempurna, dan pembedaan antara satu dengan yang lainnya, serta pembedaan hakikat-hakikat.”

Selanjutnya As-Sa’di rahimahullah menafsirkan firman Allah
{قُرْآنًا عَرَبِيًّا }, yaitu, باللغة الفصحى أكمل اللغات، فصلت آياته وجعل عربيًا

“Dengan bahasa yang fasih, lagi paling sempurna, dijelaskan makna ayat-ayat Al-Qur`an dan Allah jadikannya berbahasa Arab.”

Adapun firman Allah {لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ }, As-Sa’di rahimahullah menafsirkan,

أي: لأجل أن يتبين لهم معناه، كما تبين لفظه، ويتضح لهم الهدى من الضلال، والْغَيِّ من الرشاد. وأما الجاهلون، الذين لا يزيدهم الهدى إلا ضلالاً، ولا البيان إلا عَمًى فهؤلاء لم يُسَقِ الكلام لأجلهم، {سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ}

“Maksudnya, agar jelas maknanya bagi mereka, sebagaimana jelas lafalnya, dan terang bagi mereka antara petunjuk dan kesesatan, penyimpangan dan lurus. Adapun orang-orang yang bodoh, yaitu orang-orang yang petunjuk (Al-Qur`an) tidaklah menambah mereka kecuali kesesatan dan kebutaan terhadap kebenaran, maka bukan untuk mereka pembicaraan ini ditujukan.

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ

“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman” (Q.S. Al-Baqarah: 6).
Bahasa Arab Mempengaruhi Tingkat Pemahaman terhadap Al-Qur`an

Al-Qur`an Al-Karim demikian berpengaruhnya pada hati bangsa Arab karena itu adalah bahasa mereka. Oleh karena itu, semakin dalam ilmu bahasa Arab seseorang, maka ia semakin paham kandungan Al-Qur`an Al-Karim. Demikian pentingnya bahasa Arab di pandangan ulama rahimahumullah, hingga mereka pun memperhatikan bahasa Arab baik dengan mempelajari, menulis kitab-kitab tentangnya, dan mengajarkannya. Semua itu termasuk bagian dari upaya berkhidmah untuk mempelajari dan mengajarkan Al-Qur`an Al-Karim. Membela bahasa Arab dan memperjuangkan mensosialisasikannya termasuk bagian dari membela Al-Qur`an Al-Karim dan menjaganya.

Perbedaan kadar dalam memahami Al-Qur`an Al-Karim sangatlah dipengaruhi oleh seberapa besar pemahaman seseorang terhadap bahasa Arab. Semakin luas pengetahuan seseorang dalam memahami bahasa Arab, maka semakin dalam pengetahuannya terhadap nash Al-Qur`an Al-Karim dan As-Sunnah dan semakin kokoh pemahamannya. Dahulu orang-orang asli bangsa Arab di kalangan para sahabat, ketika di masa turunnya Al-Qur`an Al-Karim, mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang bahasa Arab yang masih murni dan belum banyak terpengaruh dengan bahasa non Arab, sehingga mereka menjadi umat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang paling mampu memahami makna, hukum, rahasia dan maksud yang terkandung dalam Al-Qur`an Al-Karim.

Adapun orang-orang yang datang sesudahnya, semakin jauh mereka dari kemampuan berbahasa Arab yang murni, maka semakin berkurang pula pemahaman mereka terhadap makna, hukum, rahasia, dan maksud yang terkandung dalam Al-Qur`an Al-Karim.

[bersambung]

Daftar Link Artikel Berseri:

Penulis: Sa’id Abu Ukkasyah
Dipublikasi ulang dari website: Muslim.or.id

Tidak ada komentar