Keistimewaan Bahasa Arab (2)

Baca pembahasan sebelumnya Keistimewaan Bahasa Arab (1)

Bahasa Arab, Bagian Dari Agama Islam
Asy-Syatibi rahimahullah menyebutkan bahwa Al-Qur`an Al-Karim diturunkan dengan bahasa Arab, oleh karena itu agar kita bisa memahami Al-Qur`an Al-Karim dengan baik haruslah dipahami sesuai dengan ilmu bahasa Arab. Lalu beliau membawakan dalil-dalil seputar diturunkannya Al-Qur`an Al-Karim dengan bahasa Arab dan rahasia dibalik hal itu berupa sifat bahasa Arab yang istimewa, berikut dalil-dalil tersebut:

Firman Allah Ta’ala,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

“Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur`an berupa kitab yang berbahasa Arab, agar kamu memahaminya” (Q.S. Yusuf: 2).

بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ

“dengan bahasa Arab yang jelas” (Q.S. Asy-Syu’araa`: 195).

وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّهُمْ يَقُولُونَ إِنَّمَا يُعَلِّمُهُ بَشَرٌ ۗ لِسَانُ الَّذِي يُلْحِدُونَ إِلَيْهِ أَعْجَمِيٌّ وَهَٰذَا لِسَانٌ عَرَبِيٌّ مُبِينٌ

“Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata, ‘Sesungguhnya Al-Qur`an itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Nabi Muhammad).’ Padahal bahasa yang mereka tuduhkan adalah bahasa non Arab, sedang Al-Qur`an adalah dalam bahasa Arab yang terang” (Q.S. An-Nahl: 103).

وَلَوْ جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا أَعْجَمِيًّا لَقَالُوا لَوْلَا فُصِّلَتْ آيَاتُهُ ۖ أَأَعْجَمِيٌّ وَعَرَبِيٌّ ۗ قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ ۖ وَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ فِي آذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى ۚ أُولَٰئِكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ

“Dan jikalau Kami jadikan Al-Qur`an itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan, ‘Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?’ Apakah (patut Al-Qur`an) dalam bahasa asing sedang (Rasulullah adalah orang) Arab?” (Q.S. Fushshilat: 44).

Asy-Syatibi rahimahullah setelah membawakan dalil-dalil tersebut menyatakan bahwa Al-Qur`an diturunkan berbahasa Arab, sehingga Al-Qur`an haruslah dipahami dengan bahasa Arab.

فمن أراد تفهمه، فمن جهة لسان العرب يفهم، ولا سبيل إلى تطلب فهمه من غير هذه الجهة

“Barangsiapa yang menginginkan untuk dapat memahami Al-Qur`an (dengan baik), maka haruslah dipahami dengan ilmu bahasa Arab, dan tidak ada jalan lain untuk bisa memahaminya (dengan baik) selain jalan ini.”[1]

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang memiliki keistimewaan yang banyak, di antara keistimewaan tersebut dijelaskan dalam ayat Al-Qur`an dan penjelasan ulama rahimahumullah.

Berikut ini sebagian dalil-dalilnya dan ucapan ulama tentangnya:

Bahasa Arab adalah Bahasa yang Sempurna dan Universal
Allah Ta’ala berfirman,

وَإِنَّهُ لَتَنْزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ (192) نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ (193) عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ (194) بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ (195)

“Dan sesungguhnya Al-Qur`an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Nabi Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas” (QS. Asy-Syu’ara: 192-195).

Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitab Tafsirnya mengatakan,

أي : هذا القرآن الذي أنزلناه إليك [ أنزلناه ] بلسانك العربي الفصيح الكامل الشامل، ليكون بينا واضحا ظاهرا ، قاطعا للعذر ، مقيما للحجة ، دليلا إلى المحجة.

“Maksudnya bahwa Al-Qur`an ini adalah (wahyu) yang Kami turunkan kepadamu dengan lisan (bahasa)mu (yaitu) bahasa Arab yang fasih, sempurna, universal agar Al-Qur`an menjadi jelas, terang, lagi gamblang, memutuskan udzur, menegakkan hujjah dan sebagai dalil yang menunjukkan kepada tujuan yang dimaksud.”

Di antara makna {مُبِينٍ} dalam ayat tersebut adalah bahasa yang ciri khasnya mampu menjelaskan makna yang dimaksud oleh pembicara.

Ibnu Faris (w. 395) -salah satu ulama bahasa- menyatakan,

فلما خَصَّ – جل ثناؤه – اللسانَ العربيَّ بالبيانِ، عُلِمَ أن سائر اللغات قاصرةٌ عنه، وواقعة دونه

“Ketika Allah Ta’ala memilih bahasa Arab untuk menjelaskan (firman-Nya), menunjukkan bahwa bahasa-bahasa yang lainnya, kemampuan, dan tingkatannya di bawah bahasa Arab” 
(As-Shahibi fi Fiqh al-Lughah, 1/4).[2]





[bersambung]

Daftar Link Artikel Berseri:

Penulis: Sa’id Abu Ukkasyah
Dipublikasi ulang dari website: Muslim.or.id

Tidak ada komentar