Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada umatnya untuk memanfaatkan masa muda dengan sebaik-baiknya. Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah menasehati seseorang,
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan hidupmu sebelum datang matimu” (HR. Al Hakim. Beliau dan Syaikh Al-Albani menshahihkannya).
Jika kita melihat kenyataan, kita bersyukur kepada Allah Ta’ala bahwa masih bayak pemuda Islam yang lurus agamanya, lurus aqidahnya, baik ibadahnya, mulia akhlaknya, dan terukir prestasi karya yang bermanfaat. Namun kita sedih, karena banyak juga pemuda kita yang rusak dan menyimpang. Mereka menngikuti ajaran sesat. Ibadah mereka sembarangan, tidak sesuai dengan ajaran nabi. Pemuda seperti ini banyak menjadi beban masyarakat.
Pemuda dalam Islam
Pembicaraan masalah pemuda dalam Islam adalah tema yang sangat luas. Berbicara tentangnya bukanlah sekedar berbicara tentang tunas bangsa dan generasi penerus saja.
Lebih dari itu, berbicara tentang pemuda dalam Islam berarti berbicara masalah kekuatan besar, barisan terdepan dan pemimpin dalam perubahan sebuah masyarakat. Pemuda adalah salah satu faktor terbesar kebaikan atau kerusakan sebuah negeri. Mereka itulah yang menggerakkan roda dakwah Islam dan perubahan sebuah bangsa dengan bimbingan generasi tua yang lurus, bergandeng tangan, dan bahu membahu, sehingga terbentuk satu gelombang kekuatan dahsyat menerjang, menyapu, dan mengikis habis seluruh halang rintang dan musuh yang menghalangi seorang hamba dalam mengesakan Allah.
Jadi, mengapa tema pemuda dalam Islam adalah tema yang sangat luas dan besar? Setidaknya hal itu disebabkan oleh dua sebab besar, yaitu:
- Karena para pemuda Islam memiliki keistimewaan yang besar, yang tidak dimiliki oleh selain mereka!
- Batasan usia masa muda yang panjang, sehingga memungkinkan mereka berkiprah dan berprestasi di tengah-tengah umat ini.
Keistimewaan Pemuda dalam Islam
Banyak keistimewaan pemuda dalam Islam. Di antara keistimewaan tersebut adalah:
- Masa muda adalah masa keemasan pertumbuhan kekuatan tubuh dan akal seorang manusia, sebuah masa yang telah keluar dari masa kanak-kanak dan belumlah masuk dalam masa tua yang ditandai dengan turunnya kekuatan tubuh manusia, bahkan belum masuk masa kahl . Hal ini merupakan potensi besar di tubuh umat Islam. Allah Ta’ala berfirman,
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۖ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ
“Allah, Dialah yang menciptakan kalian dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kalian) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kalian) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa” (QS. Ar-Ruum: 54).Oleh karena itu, masa muda menyimpan potensi dahsyat, sebagaimana diungkapkan oleh Imam Ibnu Katsir rahimahullah ketika menafsirkan firman Allah Ta’ala ayat ke-13 dari surat Al-Kahfi dalam kitab Tafsirnya,
فذكر تعالى أنهم فتية -وهم الشباب- وهم أقبل للحق ، وأهدى للسبيل من الشيوخ ، الذين قد عتوا وعسوا في دين الباطل ؛ ولهذا كان أكثر المستجيبين لله ولرسوله صلى الله عليه وسلم شبابا . وأما المشايخ من قريش ، فعامتهم بقوا على دينهم ، ولم يسلم منهم إلا القليل .
“Allah Ta’ala mengabarkan bahwa mereka adalah fityah – yaitu para pemuda- dan mereka memiliki sifat lebih menerima kebenaran dan lebih besar mendapatkan petunjuk untuk meniti jalan yang lurus, dibandingkan para generasi tua yang sombong dan bersikeras untuk tetap dalam agama yang batil. Oleh karena inilah, kebanyakan orang (pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, pent.) yang menyambut ajaran Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah para pemuda. Adapun generasi tua dari suku Quraisy, pada umumnya tetap berada pada agama mereka, tidaklah mereka memeluk agama Islam melainkan sedikit saja”.
- Sesungguhnya pemuda adalah generasi penerus calon pemimpin masa depan dan bapak bagi keturunan mendatang, di pundaknya lah tugas pendidikan dan kepemimpinan umat akan datang.
- Baiknya pemuda adalah baiknya umat dan rusaknya pemuda adalah rusaknya umat ini, karena usia dihabiskan oleh masa muda dan sebagian besar jumlah umat ini diisi oleh pemuda!
- Masa muda adalah masa yang banyak tantangan dan pertarungan pengaruh baik dan buruk, sedangkan kebanyakan pemuda belum mencapai kedewasaan yang matang, sehingga sangat terbuka peluang untuk dirubah dan dikotori pengaruh negatif. Ibnul Jauzi rahimahullah berkata,
وهذا هو الموسم الأعظم الذي يقع فيه جهاد النفس والهوى وغلبة الشيطان. وبصيانة هذا الموسم يحصل القرب من الله عز وجل، وبالتفريط فيه يقع الخسران العظيم، وبالصبر فيه عن الزلل يثنى على الصابرين، كما أثنى الله فيه على الصابر يوسف.
“Masa muda adalah masa yang terbesar yang terjadi didalamnya perjuangan dalam mengendalikan jiwa, menundukkan hawa nafsu dan mengalahkan setan. Dengan menjaga masa ini, maka seorang pemuda akan dekat dengan Allah ‘Azza wa Jalla, sedangkan menelantarkan masa muda ini akan menelan kerugian yang besar. Sabar di masa muda dari kemaksiatan akan meraih pujian (Allah) yang diperuntukkan bagi orang-orang yang bersabar. Sebagaimana Allah memuji sang penyabar Nabi Yusuf saat masa muda(nya)” (Masimil ‘Umri, Ibnul Jauzi, hal.45).
- Pemuda Islam adalah target musuh-musuh Islam, karena keistimewaan-kaistimewaan yang dimiliki oleh para pemuda tersebut. Syaikh Bin Baz rahimahullah berkata:
ولقد علم أعداء الإسلام هذه الحقيقة ، فسعوا إلى وضع العراقيل في طريقهم، أو تغيير اتجاههم ، إما بفصلهم عن دينهم ، أو إيجاد هوة سحيقة بينهم وبين أولي العلم
“Musuh-musuh Islam telah mengetahui ini (keistimewaan pemuda, pent.), maka musuh-musuh Islam segera membuat rintangan di jalan hidup yang dilalui para pemuda Islam atau merubah cara pandang dan prinsip hidup mereka, dengan memisahkan mereka dari agama Islam atau membuat jurang pemisah antara mereka denganpara ulama” (Fatawa Bin Baz: 2/365).
Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa para pemuda adalah generasi yang sangat membutuhkan arahan, bimbingan, pencerahan, bantuan dan perhatian besar dari ulama dan bimbingan dari para tokoh perubahan dalam segala bidang kebaikan. Jangan sampai mereka melepaskan kedekatan dengan para ulama Ahlus Sunnah dan Umara kaum muslimin.
***
_______
Post a Comment