Dalil & Pendalilan Tsalatsatul Ushul (15) : Do’a adalah Ibadah, Ini Dalilnya dari Al-Qur’an

Tsalatsatul Ushul (15) : Do’a adalah Ibadah, Ini Dalilnya dari Al-Qur’an


Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menjelaskan bahwa QS. Ghaafir: 60 ini mengandung do’a masalah (berdo’a) maupun do’a ibadah (beribadah selain berdo’a) sekaligus, beliau menjelaskan bahwa hal tersebut dapat dilihat dari firman Allah Ta’ala وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ, do’a (yang dimaksud disini) mengandung dua macam do’a sekaligus, dan lebih kuat jika dibawakan kepada makna do’a ibadah, oleh karena itu Allah iringi setelahnya dengan إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي sampai akhir ayat. Jadi, do’a pada ayat ini ditafsirkan dengan ini (do’a masalah) maupun dengan itu (do’a ibadah).
Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan bahwa do’a itu ada dua macam, yaitu do’a masalah dan do’a ibadah. Orang yang beribadah hakikatnya berdo’a (memohon pahala) sebagaimana orang yang memohon hakikatnya juga berdo’a. Dengan kedua macam do’a inilah ditafsirkan firman-Nya Ta’ala,
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
(Ayat ini) ada yang menafsirkan “ta’atlah kepada-Ku, niscaya Aku beri kalian pahala” dan ada pula yang menafsirkan “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan permintaan kalian”
1. Ghaafir: 60 adalah Dalil Umum
Dengan demikian, hakekatnya QS. Ghaafir: 60 merupakan jenis dalil umum, namun tidak masalah dibawakan untuk pendalilan tentang pembuktian do’a merupakan ibadah secara khusus dan cara pendalilan dengan metode kandungan dalil lebih umum dari kesimpulan yang diambil atau kesimpulan yang diambil hanyalah sebagian dari kandungan dalil.” Hal ini telah dikenal oleh para Sahabat radhiyallahu ‘anhum dan orang-orang yang mengikuti mereka, khususnya dalam masalah Tauhid.
Pengabulan Ada Dua Macam
Selanjutnya, jika makna do’a yang terkandung dalam QS. Ghaafir: 60 itu mencakup dua macam do’a sekaligus, maka pengabulan dan ancaman dalam ayat tersebut pun juga mencakup kedua macam do’a. Pengabulan dalam petikan firman Allah, أَسْتَجِبْ لَكُمْ “…niscaya akan Aku kabulkan bagi kalian”, mencakup:
  1. Pengabulan terhadap do’a masalah, baik dengan diberi apa yang diminta, ditunda sebagai simpanan kebaikan di akhirat atau dihilangkan keburukan yang penghilangan keburukan tersebut sepadan dengan kebaikan yang diminta.
  2. Pengabulan terhadap do’a ibadah, dengan diterima ibadah tersebut dan diberi pahala pelakunya. Hal inilah yang ditunjukkan oleh ucapan Ibnul Qoyyim di atas.
Ancaman dalam Ayat 60 dari Surat Ghaafir
إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Sesungguhnya, orang-orang yang sombong dari beribadah kepada-Ku pasti akan masuk neraka dalam keadaan hina dina
Ayat di atas mencakup ancaman bagi orang yang meninggalkan do’a masalah dan juga ancaman bagi orang yang meninggalkan do’a ibadah kepada Allah Ta’ala.
***
[serialposts]
Penulis: Ustadz Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id

Tidak ada komentar