?Musim hujan gini enaknya
apa ya
Mungkin Anda berpikir : “ya
gorengan lah!” atau barangkali teman
Anda nyeletuk : “Kalau saya sih nyruput kopi tubruk!”...
Yang jelas, sebagai
seorang Muslim, apapun aktivitas Anda, tentu pilihannya adalah aktivitas yang ."bermanfaat, tak terkecuali aktivitas yang sangat bermanfaat“merenung alias
tadabbur
?Sepakat kan hujan-hujan
kita isi dengan perenungan yang membawa kepada ketakwaan
Dua Jenis Hujan
Tahukah Anda ada 2 jenis
hujan yang keduanya sama-sama anugerah yang besar dari Allah Ta'ala?
Keduanya merupakan hujan
yang sama-sama kita butuhkan dan tidak ada yang menurunkan keduanya kecuali
Rabbuna, Rabbul'Alamin.
Kedua hujan tersebut
adalah
.Pertama : Hujan Wahyu
yang mengguyur hati manusia
Allah 'Azza wa Jalla berfirman :
وَإِنَّهُ لَتَنْزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ
(192) Dan sesungguhnya
Al-Qur`an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam,
نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ
(193) dia dibawa turun
oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril),
عَلَىٰ قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ
(194) ke dalam hatimu
(Nabi Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan,
بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ
(195) dengan bahasa Arab
yang jelas.
(Asy-Syu'araa`:192-195).
Tidak akan hidup sebuah
hati dan tidak akan baik hati tersebut,kecuali dengan hujan wahyu Allah,yang
tidak ada kebatilan sedikitpun,
لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ
خَلْفِهِ ۖ تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ
“Yang tidak datang
kepadanya (Al-Qur`an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang
diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.(Fushshilat:42 )”.
Kedua: Hujan air yang
mengguyur bumi.
: Allah 'Azza wa Jalla berfirman
وَهُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْ بَعْدِ مَا قَنَطُوا
وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهُ ۚ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ
”Dan Dialah Yang
menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan
Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji”. (Asy-Syuraa:28)
Allah 'Azza wa Jalla juga
berfirman :
أَفَرَأَيْتُمُ الْمَاءَ الَّذِي تَشْرَبُونَ
.(68)Maka terangkanlah
kepadaku tentang air yang kalian minum
أَأَنْتُمْ أَنْزَلْتُمُوهُ مِنَ الْمُزْنِ أَمْ نَحْنُ
الْمُنْزِلُونَ
?(69) Kaliankah yang
menurunkannya atau Kamikah yang menurunkannya
Hubungan antara dua hujan
ini
Allah Ta'ala telah
menyebutkan kedua hujan ini secara berurutan dalam beberapa Ayat dalam
kitab- :Nya,diantaranya adalah firman-Nya
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ
لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا
الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ
وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ
Belumkah datang
waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat
Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah
mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya,
kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi
keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik(16).
اعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يُحْيِي الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ
قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Ketahuilah, bahwa
sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya. Sesungguhnya
Kami telah menjelaskan
kepadamu tanda-tanda kebesaran (Kami) supaya kalianmemikirkannya( 17)
Hubungan keduanya
Sebagaimana Allah
menghidupkan bumi yang mati dengan air hujan,maka demikian pulalah Allah ;hidupkan hati manusia dengan hujan Wahyu, dan keduanya merupakan sebab kehidupan
.Hujan Wahyu,sebab
kehidupan hati ,sedangkan hujan air sebab kehidupan badan
Dan hubungan hati dengan
Wahyu seperti hubungan bumi dengan hujan, sebagaimana yang disebutkan dalam
Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim rahimahumallah, dari Abu Musa : radhiallahu
'anhu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda
إِنَّ مَثَلَ مَا بَعَثَنِى اللَّهُ بِهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنَ
الْهُدَى وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَصَابَ أَرْضًا فَكَانَتْ مِنْهَا
طَائِفَةٌ طَيِّبَةٌ قَبِلَتِ الْمَاءَ فَأَنْبَتَتِ الْكَلأَ وَالْعُشْبَ
الْكَثِيرَ وَكَانَ مِنْهَا أَجَادِبُ أَمْسَكَتِ الْمَاءَ فَنَفَعَ اللَّهُ بِهَا
النَّاسَ فَشَرِبُوا مِنْهَا وَسَقَوْا وَرَعَوْا وَأَصَابَ طَائِفَةً مِنْهَا
أُخْرَى إِنَّمَا هِىَ قِيعَانٌ لاَ تُمْسِكُ مَاءً وَلاَ تُنْبِتُ كَلأً فَذَلِكَ
مَثَلُ مَنْ فَقُهَ فِى دِينِ اللَّهِ وَنَفَعَهُ بِمَا بَعَثَنِى اللَّهُ بِهِ
فَعَلِمَ وَعَلَّمَ وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا وَلَمْ يَقْبَلْ
هُدَى اللَّهِ الَّذِى أُرْسِلْتُ بِهِ
“Permisalan petunjuk dan ilmu yang Allah
mengutusku dengannya adalah bagaikan hujan yang bermanfaat,mengguyur tanah.
Maka ada tanah yang baik, yang bisa menyerap air sehingga menumbuhkan
tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak.
Di antaranya juga ada tanah yang bisa menampung air,
namun tidak bisa menyerap ke dalamnya, maka dengannya (air yang terkumpul air
tersebut) Allah memberi manfaat untuk banyak orang, sehingga manusia dapat
mengambil air minum dari tanah ini. Lalu manusia dapat memberi minum untuk
hewan ternaknya, dan menggembalakannya.
Jenis tanah ketiga adalah tanah yang tidak bisa
menampung dan menyerap air serta tidak bisa menumbuhkan tetumbuhan. Inilah
permisalan orang yang memahami agama Allah, bermanfaat baginya ajaran yang
Allah mengutusku untuk membawanya. Dia mengetahui ajaran Allah dan mengajarkannya
kepada orang lain. Dengan permisalan orang yang tidak mengangkat kepalanya
(tidak menghiraukan) terhadap Wahyu, dia tidak mau menerima petunjuk yang Allah
mengutusku untuk membawanya” .
.Ya Allah, anugerahilah kami dengan dua hujan tersebut, aamiin
(Diolah dari artikel
Syaikh Abdur Razzaq di http://al-badr.net/muqolat/3509 ,saat musim hujan,Shafar .(1436 H)
***
Penulis : Sa'id Abu Ukasyah
Post a Comment