Syarah Ushul Tsalatsah [1] - Resensi Kitab Tsalatsatul Ushul

photo of library with turned on lights

Resensi Kitab Tsalatsatul Ushul


بسم الله الرحمن الرحيم
Alhamdulillah, wash shalatu was salamu 'ala Rasulillah, amma ba'du:
Kitab Tsalatsatul Ushul atau yang akrab dikenal di kalangan penuntut ilmu Syar'i (masyarakat kita) dengan nama : Al-Ushul Ats-Tsalatsah ini adalah tulisan dari seorang mujaddid, ulama ahli Tauhid, salah satu imam dakwah Tauhid di kurunnya sampai sekarang, Syaikh Muhammad At-Tamimi rahimahullah yang meninggal pada tahun 1206 H.

Urgensi kitab ini
Kitab Tsalatsatul Ushul ini, meski hanya berisikan sepuluh halaman saja, namun memiliki keistimewaan-keistimewaan yang banyak, sehingga pantas kitab ini terus diajarkan dan dipelajari oleh para ulama dan penuntut ilmu Syar'i semenjak lebih dari 240 tahun yang lalu!
Berikut ini sebagian keistimewaan-keistimewaan kitab yang mungil ini :
1. Tsalatsatul Ushul mengandung ilmu fardhu 'ain1
2. Tsalatsatul Ushul mengandung dasar-dasar keimanan dan tauhid.
3. Penulis memperbanyak dalil-dalil, baik dari Alquran maupun As-Sunnah, serta ditambah dengan nukilan sebagian ucapan para imam Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Hal ini menandakan bahwa isi kitab ini bukanlah hal baru ajaran sang penulis, namun beliau semata-mata menyampaikan ajaran yang berdasar Alquran maupun As-Sunnah dengan pemahaman Salaf Sholeh.

4. Tsalatsatul Ushul mengandung jawaban dari tiga pertanyaan kubur, sedangkan menjawab pertanyaan kubur adalah prosesi hari Akhir yang pertama dan sangat besar pengaruhnya terhadap prosesi Akherat selanjutnya, sebagaimana dalam riwayat Hani Maula ‘Utsman dalam HR. Abu Dawud dan Ahmad, dishahihkan oleh Al-Albani.

5. Metode penjelasan yang digunakan oleh penulis adalah metode yang sederhana, singkat dan mudah dipahami sampaipun oleh orang awam, bahkan sebagian metode penjelasannya dengan cara tanya jawab.
Pembagian kandungan kitab
Kitab ini hakekatnya terdiri dari 3 bab besar, yaitu:

1. MUQODIMAH (PEMBUKAAN)

MUQODIMAH PERTAMA :
Berisi tentang kewajiban mempelajari dan mengamalkan empat perkara, yaitu tentang berilmu Syar'i, beramal, berdakwah dan bersabar.
Dalilnya adalah surat Al-Ashr, bahwa manusia dalam keadaan merugi, dan binasa, sedangkan menghindar dari kerugian dan kebinasaan itu wajib hukumnya, sedangkan tidak bisa tertunaikan kewajiban tersebut kecuali dengan bersifat dengan 4 sifat tersebut, yaitu: berilmu Syar'i, beramal sholeh, berdakwah, dan bersabar.
Kesimpulannya: wajib seseorang berilmu Syar'i, beramal sholeh, berdakwah, dan bersabar sesuai dengan batasan dalam Syari'at.

MUQODIMAH KEDUA :
Berisi tentang kewajiban mempe;ajari dan mengamalkan tiga perkara, yaitu Tauhid Rububiyyah dan wajibnya taat kepada Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam, Tauhid Uluhiyyah, Al-Wala` dan Al-Baraa`.

I. Tauhid Rububiyyah dan Wajibnya taat kepada Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam
  1. Allah adalah satu-satunya Pencipta dan pemberi rezeki makhluk-Nya.
  2. Allah mengutus kepada kita seorang Rasul.
  3. Barangsiapa mentaati Rasul tersebut akan masuk surga, dan barangsiapa mendurhakainya akan masuk neraka.
Dalil ke-1 : QS. Al-Muzammil: 15-16.
إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولًا شَاهِدًا عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَى فِرْعَوْنَ رَسُولًا (١٥)
فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيلًا

Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kalian seorang rasul sebagai saksi atas kalian, sebagaimana Kami telah mengutus seorang rasul kepada fir’aun, lalu fir’aun mendurhakainya, maka Kami siksa ia dengan siksaan yang berat.” [QS. Al-Muzzammil [73]: 15-16]

II. Allah tidak ridho dipersekutukan dengan apapun dalam peribadatan (apapun bentuk ibadah tersebut).
Dalil ke-2 : QS. Al-Jin : 18.
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala :

وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
Dan sesungguhnya masjid-masjid itu hanyalah kepunyaan Allah, karena itu janganlah kalian menyembah apapun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” [QS. Al-Jin : 18].
III. Wajibnya Al-Baraa` atau membenci orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, walaupun mereka orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan kita.
Dalil ke-3 : QS. Al-Mujadilah [58]: 22.

MUQODIMAH KETIGA :
Terdiri dari tiga perkara
Perkara Pertama
Berisi tentang Hanifiyyah yang merupakan agama Nabi Ibrahim alaihis salaam, yaitu: ajaran untuk beribadah kepada Allah semata, mengesakan-Nya, serta bersih dari kesyirikan.
Hanifiyyah ini hakekatnya adalah Tauhid, yang kita semua diperintahkan untuk mengamalkannya.

Perkara Kedua
Tauhid, disamping agama Nabi Ibrahim alaihis salaam juga merupakan tujuan diciptakannya jin dan manusia, sehingga Tauhid merupakan tujuan hidup kita.
Dalil : QS. Adz-Dzaariyaat : 56.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku (saja)”.
(QS. Adz-Dzaariyaat : 56)

3. Tauhid adalah perintah terbesar, sedangkan syirik adalah larangan terbesar.
Dalil : QS. An-Nisa’ [4]: 36.

2. INTI MATERI
Yaitu berisikan pembahasan tentang tiga landasan agama Islam.

LANDASAN YANG PERTAMA, YAITU: MENGENAL ALLAH
Hal ini sebagai jawaban dari pertanyaan kubur: “Siapa Tuhanmu?”
Dalam pembahasan mengenal Allah Ta'ala, penulis membahas 4 point penjelasan, yaitu:

1. Allah adalah satu-satunya Rabb (Pemelihara) seluruh makhluk dan satu-satunya sesembahan mereka yang haq.
Dalil : QS. Al-Fatihah [1]: 2

2. Cara mengenal Allah
Cara mengenal bahwa Allah adalah satu-satunya Rabb semesta alam, dan satu-satunya Tuhan yang berhak disembah adalah dengan cara memperhatikan tanda-tanda (kekuasaan) dan makhluk-makhluk-Nya.
Dalil :
QS. Al-Fussilat [41]: 37
QS. Al-A’raf [7]: 54

3. Rabb adalah Tuhan yang berhak disembah.
Dalil :
QS. Al-Baqarah [2]: 21
Dalil hal ini adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai manusia! Sembahlah Rabb-kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.
4. Semua ibadah hanya dipersembahkan kepada Allah, dan jika dipersembahkan kepada selain-Nya maka ia telah terjatuh dalam kekafiran.
Dalil : QS. Jin [72]: 18 ,

وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
Dan sesungguhnya masjid-masjid itu hanyalah kepunyaan Allah, karena itu janganlah kalian menyembah apapun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” [QS. Al-Jin : 18].

dan QS. Al-Mukminun [23]: 117
وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ لَا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِنْدَ رَبِّهِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ
Dan barangsiapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalil pun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung.” [QS. Al-Mukminun [23]: 117]
5. Macam-macam Ibadah dan bahwa semuanya wajib dipersembahkan kepada Allah semata
Seperti : doa, khauf (takut), raja` (berharap), tawakkal, raghbah, rahbah, dan seluruh ibadah lainnya, semuanya wajib dipersembahkan kepada Allah semata.
Dalil :
QS. Ghafir [40]: 60, QS. Ali Imran [3]: 175, QS. Al-Kahfi [18]: 110], QS. Al-Maidah [5]: 23, dan selainnya.

LANDASAN YANG KEDUA : MENGENAL AGAMA ISLAM DENGAN DALIL SEBAGAI DASARNYA

Ini merupakan jawaban dari pertanyaan kubur : “Apa agamamu?”

Definisi Agama Islam
Agama Islam adalah pasrah kepada Allah dengan mengesakan-Nya, tunduk dengan mentaati-Nya, dan benci terhadap syirik dan musyrikin.

Agama Islam berisikan tiga tingkatan, yaitu: Islam, Iman, dan Ihsan.
1. TINGKATAN YANG PERTAMA DALAM BERAGAMA ISLAM ADALAH TINGKATAN ISLAM
Tingkatan ini maksudnya adalah melaksanakan amalan zhahir, yaitu Rukun Islam yang lima, diiringi dengan sebagian keimanan batin yang menyebabkan sahnya keislaman yang zhahir tersebut.

Oleh karena itu dalam sub bab ini, penulis menyampaikan dalil-dalil Rukun Islam.
Dalil-dalil tentang rukun Islam
1. Syahadatain : QS. Ali Imran [3]: 18,
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia”
dan QS. At-Taubah [9]:128
2. Sholat [QS. Al-Bayyinah [98]: 5
3. Zakat : [QS. Al-Bayyinah [98]: 5
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.”
 
4. Puasa : QS. Al-Baqarah [2]: 183
5. Haji : QS. Ali Imran [3]: 97

2. TINGKATAN IMAN
Maksudnya adalah sebuah tingkatan dalam beragama Islam berupa beriman kepada rukun iman yang enam, diiringi dengan sebagian keislaman zhahir, dan amalan zhahir yang menyebabkan kesahan iman yang batin.
Dalam sub bab ini, penulis menyampaikan dalil-dalil Rukun Iman.
Dalil-dalil tentang rukun Iman.
1. Iman kepada Allah,
2. Malaikat-Nya,
3. Kitab-kitab-Nya,
4. Rasul-rasul-Nya,
5. Hari Akhir
Dalilnya QS. Al-Baqarah [2]: 177 : 
 
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul.”
6. Iman terhadap Taqdir : QS. Al-Qamar [54]: 49

3. TINGKATAN IHSAN
Ihsan sebagai sebuah tingkatan dalam beragama Islam adalah ihsanul 'ibadah, artinya memperbagus amal ibadah, dan itu setidaknya didapatkan dengan memenuhi dua syarat diterimanya amal : ikhlas dan mutaba'ah. Ini tingkatan minimal dari Ihsan.

Sedangkan tingkatan Ihsan yang sunnah adalah tingkatan muraqabah (menghadirkan penghayatan bahwa seorang hamba dilihat oleh Allah dalam beribadah).
Dan ini adalah ibadah lari (dari murka Allah) dan takut kepada Allah.

Serta tingkatan musyahadah (menghayati pengaruh nama dan sifat Allah dalam peribadatan).
Dan ini nuansanya adalah ibadah mencari (ridho Allah), dan rindu/cinta.

Ihsan memiliki satu rukun, dan dua tingkatan.


Dalil-dalil tentang rukun Ihsan.
Dalilnya diantaranya adalah Shahih al-Bukhari, dan Muslim, dalam kisah pertemuan malaikat Jibril dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, serta dalil-dalil selainnya.

Landasan yang ketiga, yaitu: Mengenal Nabi-Nya shallallaahu alaihi wa sallam,
Hal ini meliputi mengenal nama beliau, nasabnya, umurnya, kenabiannya, kerasulannya, tempat kelahiran, tujuan diutusnya beliau sebagai rasul, masa beliau mendakwahkan tauhid, hijrahnya, kesempurnaan agama yang dibawanya, wajibnya taat kepada beliau, dan wafat beliau, mayoritas hal-hal itu penulis sebutkan beserta dalil-dalilnya.

Peringatan :
Bentuk mengenal Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam itu banyak macamnya, namun yang terpenting adalah mengenal tujuan diutusnya beliau sebagai rasul, yaitu untuk mengamalkan dan mengajarkan tauhid, dan memberantas syirik.

MUTABA'AH DALAM MENGENAL TIGA LANDASAN AGAMA ISLAM
Tuntutan untuk Mutaba'ah dan tidak taqlid dalam mengenal tiga landasan agama Islam tersebut
Penulis menjelaskan tiga landasan agama Islam tersebut lengkap dengan dalil-dalilnya masing-masing, agar sebisa mungkin terbangun pemahaman dan amal kita di atas dalil, dan bukan taqlid, mengikuti tanpa dasar dalil.

3. Penutup
Pada bagian penutup ini, penulis menyebutkan sebagian dari permasalahan keimanan terhadap hari Akhir, seperti : iman terhadap hari Kebangkitan dan Hisab, beserta dalil-dalilnya, seperti : QS. Nuh [71]: 17-18, dan QS. An-Najm [53]: 31.
Demikian pula disebutkan permasalahan yang terpenting sebagai penutup, yaitu tentang inti ajaran seluruh para rasul adalah wajibnya beriman kepada Allah, dan kufur terhadap thogut berdasarkan QS. An-Nahl [16]: 36
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Dan sungguh telah Kami utus pada setiap umat seorang rasul (untuk mendakwahkan): ‘Sembahlah Allah saja dan jauhilah thaghut.’”
, diiringi dengan penjelasan makna thogut dan tokoh-tokohnya, serta penjelasan bahwa hal itu adalah makna La ilaha illallah, kalimatut Tauhid yang dengannya seseorang disebut sebagai seorang muslim, sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Shahih di Musnad Imam Ahmad.

Referensi terjemah matan :
1. Tentang definisi ilmu fardhu 'ain, silahkan baca : https://muslim.or.id/24642-skala-prioritas-dalam-belajar-agama-islam-1-ilmu-fardhu-ain.html

2 komentar:

  1. Bismillah, ahsanallahu ilaik ustadz
    Saya izin bertanya, siapakah yg bisa kelak Allah teguhkan ucapannya utk menjawab fitnah kubur? Apakah sekedar mengetahui dan menghafal 3 kewajiban di atas?

    M. Nur Rosyid (anggota KT-Kitab)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sa'id Abu Ukkasyah19 Oktober 2019 pukul 14.53

      Bismillah, hanya mengetahui dan mengahafalnya tidaklah cukup untuk bisa menjawab pertanyaan di alam kubur, haruslah mengamalkan tuntutannya.

      Seandainya sekedar mengetahuinya dan menghafalnya itu bermanfaat meski tak mengamalkan tuntutannya,
      maka konsekuensinya seandainya ada orang yang meninggal dalam keadaan tidak mau beragama Islam namun ia hafal jawaban pertanyaan di alam kubur, tentulah orang tersebut bisa menjawabnya dengan selamat di alam kubur!
      Konsekuensi ini tidaklah benar, karena bertentangan dengan dalil.

      Maka cara yang benar agar bisa menjawab pertanyaan di alam kubur adalah mempelajari jawabannya dan mengamalkan tuntutannya dengan bertauhid, dan beragama Islam sesuai dengan ajaran Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, serta tidak beribadah dengan cara bid'ah.
      Wallahu a'lam.

      Hapus