Menyembelih
yang bernilai syirik
Menyembelih
yang bernilai syirik memiliki
ciri khas inti adanya unsur penyembahan atau penghambaan diri
seseorang kepada selain Allah.
Berikut
ini beberapa ciri khas yang menggambarkan kesyirikan :
-
Pada
menyembelih yang syirik,
bukan
daging atau bagian tubuh binatang lainnya yang dimaksud, namun yang
menjadi tujuan adalah ritual penumpahan darah binatang dalam rangka
mengagungkan dan menyembah selain Allah sebagaimana mengagungkan dan
menyembah Allah.
Sehingga
selepas ritual penumpahan darah (penyembelihan), binatang yang telah
disembelih itu dibuang ke laut, atau dibiarkan begitu saja sehingga
diambil oleh siapa saja yang mau, atau dimakan binatang buas, karena
dagingnya bukanlah menjadi tujuan.
-
dalam
rangka mengagungkan-selain
Nya
sebagaimana
mengagungkan Allah Ta'ala,
-
merendahkan
diri kepada selain-Nya
sebagaimana merendahkan
diri kepada Allah
,
-
mendekatkan
diri dan menghamba (taqarrub)
kepada selain-Nya,
-
ngalap berkah kepada selain-Nya
dalam aktifitas menyembelih, sebagaimana memohon
keberkahan kepada Allah,
-
memohon pertolongan kepada selain-Nya
dalam aktifitas menyembelih tersebut sebagaimana ibadah isti'anah
kepada Allah,
-menyebut
selain nama-Nya ketika akan menyembelih yang mengandung isti'anah dan
tabarruk kepada selain-Nya,
-
hati bergantung kepada
selain-Nya
sebagaimana bergantungnya hati seorang hamba kepada Allah.
Menyembelih
sesembelihan
yang dipersembahkan untuk selain Allah seperti inilah yang
diharamkan, bahkan ini termasuk syirik akbar yang menyebabkan
pelakunya keluar dari agama Islam, wal
'iyadzdu billah!
Hal
itu dikarenakan seseorang yang mengagungkan dan mendekatkan diri
kepada sesuatu dengan cara menumpahkan darah binatang (menyembelih)
adalah sebuah bentuk pengagungan dan penghambaan diri yang bernilai
ibadah, dan semua ibadah tidak boleh dipersembahkan untuk selain
Allah!
Hanya
Allah-lah yang mampu menghidupkan, mematikan dan menciptakan binatang
, serta hanya Dia-lah yang mampu mengalirkan darah di dalam tubuh
binatang, , maka hanya Dia-lah pula yang berhak mendapatkan
pengagungan dan penghambaan diri berupa penyembelihan binatang dengan
cara menumpahkan darah binatang tersebut!
Contoh
menyembelih binatang yang bernilai syirik
Berikut
ini beberapa contoh menyembelih binatang yang bernilai syirik :
1.
Menyembelih untuk mengagungkan raja, pejabat atau ketua suku saat
menyambut kedatangannya. Mereka dihormati dan diagungkan dengan
upacara ritual penumpahan darah binatang (menyembelih) sebagaimana
mengagungkan Allah Ta'ala.
Daging binatang tersebut bukanlah menjadi tujuan, namun yang menjadi
tujuan adalah pengagungan manusia dengan ritual penumpahan darah
binatang.
2.
Seseorang menyembelih binatang yang dipersembahkan untuk nabi, atau
wali yang telah meninggal dunia, kuburan, malaikat, dewa, nyai roro
kidul atau jin yang diyakini menguasai daerah tertentu, dalam rangka
agar nabi, wali, malaikat atau jin itu menyelamatkannya dari segala
malapetaka.
Baik
hal itu dilakukan ketika hendak membangun bangunan, jembatan, atau
ketika tertimpa musibah besar paceklik dan kekeringan yang
berkepanjangan, saat sakit keras, atau keadaan yang semisalnya.
3.
Menyembelih binatang dengan menyebut nama selain Allah, dan
dipersembahkan untuk selain Allah.
Seperti:
seseorang menyembelih dengan menyebut nama wali fulan yang sudah
meninggal, dan diniatkan untuk mendekatkan diri (taqarrub)
kepada wali tersebut.
Atau
dengan menyebut nama jin penguasa rumah ini, dan diniatkan untuk
mendekatkan diri (taqarrub)
kepada jin tersebut.
Maka
perbuatan ini termasuk syirik dalam Rububiyyah dan dalam Isti'anah
(memohon pertolongan) sekaligus termasuk syirik dalam Uluhiyyah.
4.
Menyembelih binatang dengan menyebut nama selain Allah, meskipun
dipersembahkan untuk Allah saja, atau sebaliknya: Menyembelih
binatang meskipun menyebut nama Allah, namun dipersembahkan untuk
selain Allah.
Maka
kedua contoh kasus ini sama-sama syiriknya, karena pada kasus
pertama: syirik dalam Rububiyyah dan dalam Isti'anah, sedangkan pada
kasus kedua : syirik dalam Uluhiyyah (ibadah).
Jangan
berputus asa dari rahmat Allah
Apabila
seseorang terlanjur melakukan kesyirikan, maka rahmat Allah amatlah
luas, Allah mengampuni hamba-Nya yang memohon ampunan kepada-Nya dan
bertaubat kepada-Nya, Allah berfirman :
قُلْ
لِلَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ يَنْتَهُوا
يُغْفَرْ لَهُمْ مَا قَدْ سَلَفَ وَإِنْ
يَعُودُوا فَقَدْ مَضَتْ سُنَّتُ
الْأَوَّلِينَ
(38)
Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: "Jika mereka
berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni
dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi
sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah terhadap)
orang-orang dahulu". [QS.
Al-Anfaal: 38].
Wallahu
a'lam.
Sumber : muslim.or.id
Post a Comment