Khuthbah Jum'at : Tiga Prinsip Istiqomah

 


Khuthbah Jum'at :

Tiga Prinsip Istiqomah

Khuthbah Pertama

الحمد لله الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله وكفى بالله شهيدا ، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، إقرارا به وتوحيدا ، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله ، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وسلم تسليما مزيدا ، أما بعد :

Kami selaku khatib di awal khuthbah ini mengingatkan kepada diri saya dan anda semua agar selalu bertakwa kepada Allah, dan janganlah kita mati kecuali dalam keadaan beragama Islam, karena Allah Ta'ala berfirman :

{يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ}

Para jamaah shalat Jum’at rahimani wa rahimakumullah,

Istiqomah adalah teguh dalam beragama Islam dengan melaksanakan perintah Allah dan menghindari larangan-Nya.

Istiqomah tidak terwujud kecuali dengan ikhlas karena Allah, dan dengan pertolongan Allah, serta sesuai dengan perintah Allah

1. Prinsip Pertama Istiqomah

Ikhlas karena Allah (Lillah), maksudnya : seorang hamba dalam beristiqomah, meniti jalan Allah Tabaraka wa Ta'ala yang lurus, dan melaksanakan agama Islam ini haruslah ikhlas karena Allah Tabaraka wa Ta'ala ,

Ikhlas itu tujuan dalam beribadah dan beramal shaleeh adalah

- melaksanakan perintah Allah Tabaraka wa Ta'ala,

- mengharap perjumpaan dengan-Nya,

- mengharap pahala-Nya dan ridho-Nya.

- takut akan siksa dan hukuman-Nya

Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman :

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

(5) Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus. [Q.S. Al-Bayyinah: 5].

إِيَّاكَ نَعْبُدُ

(5) Hanya kepada Engkau-lah kami beribadah.[Q.S. Al-Fatihah].

Pengaruh Ikhlas

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرفُ؛ وَمَا كُتِبَ إِلا عُشُرُ صلاتِهِ، تُسُعُها، ثُمنُها، سُبُعُها، سُدُسُها، خُمُسُها، رُبُعُها، ثلُثُها، نِصْفها

"Sesungguhnya seseorang selesai dari sholatnya dan tidaklah dicatat baginya dari pahala sholatnya kecuali sepersepuluhnya, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya, setengahnya"

(HR Abu Dawud dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata : "Sesungguhnya amalan-amalan berbeda-beda tingkatannya sesuai dengan perbedaan tingkatan keimanan dan keikhlasan yang terdapat di hati. Dan sungguh ada dua orang yang berada di satu shaf sholat akan tetapi perbedaan nilai sholat mereka berdua sejauh antara langit dan bumi" 

2. Prinsip Istiqomah Kedua :

Sesuai dengan perintah Allah ('Ala amrillah), sesuai dengan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam atau yang diistilahkan dengan “Mutaba’ah”,

maksudnya :

Seorang muslim dalam beragama Islam itu haruslah sesuai dengan Syariat Allah dan sesuai dengan Ash-Shirooth Al-Mustaqiim.

Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman :

فَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَ

112.  Maka tetaplah engkau (Muhammad) (di jalan agama Islam), sebagaimana telah diperintahkan kepadamu.

Pengaruh Mutaba’ah (sesuai dengan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam)

Disebutkan dalam Hadits Muttafaqun ‘alaih bahwa ada salah seorang yang menyembelih hewan kurban sebelum Shalat ‘Idul Adha. Kemudian  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

شَاتُكَ شَاةُ لَحْمٍ

“Kambingmu adalah kambing yang hanya bisa dimanfa’atkan dagingnya (untuk dirimu sendiri dan tidak terhitung sebagai kambing kurban)”,

mengapa demikian? Karena waktu ibadah menyembelih kurban itu sudah ada ketentuannya dalam Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak akan diterima ibadah kurban seseorang jika dilakukan diluar waktunya, walaupun niatnya baik.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam Hadits tersebut :

مَنْ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلاَةِ يَذْبَحُ لِنَفْسِهِ، وَمَنْ ذَبَحَ بَعْدَ الصَّلاَةِ فَقَدْ تَمَّ نُسُكُهُ وَأَصَابَ سُنَّةَ الْمُسْلِمِينَ

Barangsiapa yang menyembelih hewan kurban sebelum Shalat ‘Iid,maka dia menyembelih untuk (diambil manfa’atnya) oleh dirinya sendiri, dan barangsiapa yang menyembelih hewan kurban sesudah Shalat ‘Iid,maka telah sempurna ibadahnya dan sesuai dengan Sunnatul Muslimin”

Para jamaah shalat Jum’at rahimani wa rahimakumullah,

Prinsip Istiqomah yang pertama ini, yaitu Ikhlas dan prinsip kedua, yaitu : Sesuai dengan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (Mutaba’ah) , keduanya adalah syarat diterimanya sebuah amal shaleh/ibadah.

Maka barangsiapa yang ingin ibadahnya diterima oleh Allah, haruslah ia memenuhi dua syarat ini.

Semoga Allah menganugerahkan kepada kita keikhlasan & kesesuaian dengan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (Mutaba’ah). Amiin.

 

Khuthbah Kedua

الحمد لله الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله وكفى بالله شهيدا ، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، إقرارا به وتوحيدا ، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله ، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وسلم تسليما مزيدا ، أما بعد :

أمَّا بعد أيها المؤمنون عباد الله : اتقوا الله تعالى ؛ فإن تقوى الله جل وعلا خير زاد ، قال الله تبارك وتعالى: {وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ}[البقرة:197]

3. Prinsip Istiqomah Ketiga :

Dengan pertolongan Allah (Billah), dengan bertawakal dan berdoa hanya kepada Allah, maksudnya : muslim dalam beragama Islam itu haruslah haruslah memohon pertolongan dan bertawakal kepada Allah Tabaraka wa Ta'ala semata.

Sesungguhnya hal ini adalah pengamalan firman Allah Tabaraka wa Ta'ala :

فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ

(123) Maka sembahlah Dia semata, dan bertawakkallah kepada-Nya. [Q.S. Hud: 123].

وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

(5) Dan hanya kepada Engkau-lah kami meminta pertolongan.[Q.S. Al-Fatihah].

Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman :

وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ

3.  Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. [QS. Ath-Thalaq:3]

Mari kita tutup khuthbah ini dengan berdoa :

Alhamdulillahi Rabbil 'alamin, Allahumma shalli wa sallim 'ala Rasulillah,

 

{رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ}  

{رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ولإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ و لا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ}

{رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ}

{رَبَّنَا هَب لنا مِن أزواجنا وذُرياتنا قُرَّةَ أعيُنٍ واجعلنا للمُتقينَ إمَامًا}

اللهم إنا نسألك حبّك,وحب من يحبّك,وحب كل عملٍ يقربني إلى حبّك

اللهم إنا نسألك الجنة، وما قرب إليها من قول أو عمل، ونعوذ بك من النار وما قرب إليها من قول أو عمل.

اللَّهُمَ حَبَّبْ إِلَيْنَا الْإِيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ

{رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ}

وصلى الله وسلم وبارك على عبده ورسوله نبينا محمد و آخر دعوانا أن الحمد لله ربّ العالمين

Tidak ada komentar