🔰SEBAB DIDAPATKANNYA REZEQI & TERHINDAR DARI MUSIBAH & ADZAB (1)
TAUBAT, IBADAH, DZIKRULLAH, DOA, ISTIGHFAR & DAKWAH ITU SEBAB DIDAPATKANNYA REZEQI & TERHINDAR DARI MUSIBAH & ADZAB (1)
Bismillah wal hamdulillah wash
shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du :
1. Taubat, beribadah, dzikir, doa
dan istighfar kepada Allah adalah sebab tersingkirnya musibah
Allah Ta’ala dalam Al-Anfal : 33,
وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُعَذِّبَهُمْ
وَاَنْتَ فِيْهِمْۚ وَمَا كَانَ اللّٰهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ
Tetapi Allah tidak akan mengadzab
mereka, selama engkau (Muhammad) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula)
Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka (masih) memohon ampunan.
Sabda Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam :
تعرَّفْ
إلى اللهِ في الرخاءِ يعرفُك في الشدَّةِ
Ingatlah Allah saat lapang (dengan
taat kepada-Nya), niscaya Allah akan mengetahuimu saat susah (sehingga
menolongmu). [HR. At-Tirmdzi, Shahih]
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam juga bersabda :
من سره أن يستجيب اللهُ له عند الشَّدائدِ والكُرَبِ ، فلْيُكثِرِ الدعاء
في الرخاءِ
Barangsiapa yang suka Allah kabulkan
doanya saat susah dan menderita, maka hendaklah dia perbanyak doa saat lapang. [HR. At-Tirmdzi, Shahih]
Allah Ta’ala berfirman :
فَلَوْلَآ اَنَّهٗ كَانَ مِنَ
الْمُسَبِّحِيْنَ
143. Maka seandainya dia
(Nabi Yunus ‘alaihis salam) tidak termasuk orang-orang yang banyak bertasbih
(mensucikan Allah),
لَلَبِثَ فِيْ بَطْنِهٖٓ اِلٰى يَوْمِ
يُبْعَثُوْنَ
144. niscaya dia akan tetap tinggal di perut
(ikan itu) sampai Hari Kebangkitan. [Ash-Shoffaat: 143-144]
Tafsir Al-Baghawi rahimahullah
Berkata Sa’id bin Jubair radhiyallahu ‘anhu:
“Makna tasbih, yaitu ucapan :
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ
الظَّالِمِينَ
Tiada tuhan yang berhak disembah
kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya saya termasuk orang-orang yang
zholim. [Anbiya’ : 87]
Al-Baghawi rahimahullah menafsirkan
makna “termasuk orang-orang yang banyak bertasbih” dalam ayat tersebut :
“(Nabi Yunus ‘alaihis salam)
termasuk orang-orang yang mengingat Allah sebelum itu, dan beliau dahulu
termasuk orang yang banyak berdzikir”
Tafsir Imam Ibnu Katsir rahimahullah
:
Ibnu Abbas, Sa’id bin Jubair,
Adh-Dhohhak, ‘Atho’ bin As-Saib, As-Suddi, Al-Hasan, dan Qotadah rahimahumullah
menafsirkan makna “termasuk orang-orang yang banyak bertasbih” dalam
ayat tersebut, yaitu : ““(Nabi Yunus ‘alaihis salam termasuk) orang-orang yang
menunaikan shalat”.
Tafsiran ini sesuai dengan yang
disebutkan oleh Al-Alusi rahimahullah dalam kitab Tafsirnya, Ruhul
Ma’ani, tentang kaedah yang diutarakan oleh pakar Tafsir di kalangan
sahabat, Abdullah Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu :
كُلُّ ما في القُرْآنِ مِنَ التَّسْبِيحِ فَهو بِمَعْنى
الصَّلاةِ
“Setiap tasbih dalam Alquran, maka bermakna shalat”.
Tafsir Ad-Durrul Mantsur, Imam As-Suyuthi rahimahullah
Pakar
Tafsir di kalangan Tabi’in, Mujahid rahimahullah menafsirkan makna “termasuk orang-orang yang banyak bertasbih”, yaitu : “(Nabi Yunus ‘alaihis salam termasuk) orang-orang yang
rajin beribadah kepada Allah” sebelum terjadinya musibah tersebut.
Diriwayatkan dari Ibnu Abi Syaibah
dari Adh-Dhohhak bin Qois, berkata :
“Ingatlah Allah (berdzikrullah-lah) saat
lapang, niscaya Allah akan mengetahui kalian saat susah (sehingga menolong
kalian), karena sesungguhnya Nabi Yunus ‘alaihis salam dahulu adalah hamba
yang shaleh dan rajin dzikrullah (mengingat Allah), lalu tatkala (terkena
musibah) berada didalam perut ikan besar, Allah berfirman :
فَلَوْلَآ اَنَّهٗ كَانَ مِنَ
الْمُسَبِّحِيْنَ
143. Maka seandainya
dia (Nabi Yunus ‘alaihis salam) tidak termasuk orang-orang yang banyak
bertasbih (mensucikan Allah),
لَلَبِثَ فِيْ بَطْنِهٖٓ اِلٰى يَوْمِ
يُبْعَثُوْنَ
144. niscaya dia akan tetap tinggal di perut
(ikan itu) sampai Hari Kebangkitan. [Ash-Shoffaat: 143-144]
Adapun fir’aun dahulu adalah seorang
yang melampui batas lagi melupakan dzikrullah (tidak ingat Allah), lalu tatkala
ia (terkena musibah) tenggelam (di laut), ia berkata :
اٰمَنْتُ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا
الَّذِيْٓ اٰمَنَتْ بِهٖ بَنُوْٓا اِسْرَاۤءِيْلَ وَاَنَا۠ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
90. “Aku percaya bahwa tidak ada tuhan
melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang
Muslim (berserah diri).”, namun justru dikatakan kepadanya :
اٰۤلْـٰٔنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ
مِنَ الْمُفْسِدِيْنَ
91.
Mengapa baru sekarang (kamu beriman), padahal sesungguhnya engkau
telah durhaka sejak dahulu, dan engkau termasuk orang yang berbuat kerusakan. [Yunus:
90-91]”.
Benarlah apa yang dinyatakan Adh-Dhohhak
bin Qois rahimahullah, bahwa keshalehan dan dzikrullah sebab
dihilangkannya malapetaka, sedangkan sikap melampui batas dan melupakan Allah
sebab malapetaka.
Tafsir Ibnul Jauzi rahimahullah
Berkata Pakar Tafsir di kalangan
Tabi’in, Qotadah rahimahullah :
“Tentulah perut ikan besar menjadi
kuburan baginya sampai hari Kiamat, akan tetapi beliau dahulu banyak
menunaikan shalat saat lapang, lalu Allah Ta’ala selamatkan beliau
dengan sebab banyak shalat tersebut”
Tafsir Al-Mawardi rahimahullah :
“Pendapat keempat dari pendapat-pendapat
Ahli Tafsir :
‘Termasuk orang-orang yang
bertaubat’, dan ini pendapatnya Quthrub.
Ada pula Ahli Tafsir yang mengatakan
: ‘(Nabi Yunus ‘alaihis salam termasuk) taubat di waktu lapang, lalu Allah
selamatkan beliau di waktu bencana’.
Benarlah tafsir ulama
tersebut, karena dosa itu penyebab musibah, Allah berfirman dalam Asy-Syuura : 30,
وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا
كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ
Dan musibah apa pun yang menimpa
kalian adalah disebabkan oleh perbuatan tangan (dosa) kalian sendiri, dan Allah
memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahan kalian).
Tafsir Aisarut Tafasir, Syaikh Abu
Bakr Al-Jazairi rahimahullah :
“Tafsirnya yaitu : (Sampai) Hari
Kiamat, perut ikan besar akan menjadi kuburan bagi beliau.
Maksudnya : Kalaulah Nabi Yunus
‘alaihis salam bukan termasuk orang-orang yang bertasbih, yaitu :
termasuk orang-orang yang banyak menunaikan shalat, dzikir, doa, dan tasbih
sebelum terkena musibah, tentulah Allah tidak mengilhamkan apa yang ia ucapkan
: ‘La ilaaha illa anta subhaanaka innii kuntu minazh zhoolimiin’ ”.
Saat menyimpulkan faedah dari Ayat
yang agung ini, Syaikh Abu Bakr Al-Jazairi rahimahullah mengatakan :
“(Dalam ayat ini) terdapat keutamaan
shalat, dzikir, doa dan tasbih, serta betapa besar manfaat semua itu (untuk
menyingkirkan bencana) ketika terjadi bencana”.
Tafsir Al-Muyassar, Majma’ Al-Malik Fahd Arab Saudi :
“Kalaulah bukan karena banyaknya
ibadah dan amal shaleh yang Nabi Yunus ‘alaihis salam telah lakukan
sebelum ditelan ikan besar tersebut, dan juga tasbihnya saat berada didalam
perut ikan itu dengan mengucapkan :
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ
الظَّالِمِينَ
Tiada tuhan yang berhak disembah
kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya saya termasuk orang-orang yang
zholim. [Anbiya’ : 87]
Niscaya Nabi Yunus ‘alaihis salam
tetap dalam perut ikan itu dan perut ikan tersebut akan menjadi kuburnya sampai
Hari Kiamat”
Ringkasan dari tafsir Ash-Shoffaat:
143-144 :
Penyebab Allah selamatkan Nabi Yunus
‘alaihis salam dari musibah ditelan ikan besar adalah
karena beliau bertaubat kepada Allah, bertasbih mensucikan Allah yang
mengandung doa istighfar, banyak shalat, banyak
dzikir dan banyak ibadah kepada Allah semata.
Intinya, kalaulah bukan karena
banyaknya ibadah, amal shaleh dan tasbih yang Nabi Yunus ‘alaihis salam
lakukan, tentunya Allah tidak menghilangkan musibah yang beliau alami.
Wallahu a'lam.
www.muslim.or.id
(Bersambung, in sya Allah)
Post a Comment