Keindahan Islam (9)

Keindahan Islam (9)


4. Agama Islam Dibangun di Atas Prinsip Meraih Kebaikan dan Menolak Bahaya

Agama Islam adalah agama yang Allah turunkan untuk kebaikan bagi hamba-hamba-Nya dan demi kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat. Allah Ta’ala sama sekali tidak membutuhkan ketaatan hamba-hamba-Nya, sehingga dalam memerintahkan dan melarang hamba-hamba-Nya, semata-mata demi kebaikan dan kebahagiaan mereka sendiri.
Apakah Maksud dari Agama Islam Dibangun di Atas Meraih Kebaikan dan Menolak Bahaya?
Maksud dari pernyataan di atas adalah setiap perkara yang Allah perintahkan, pastilah mengandung kebaikan, manfaat, keuntungan dan kebaikan bagi hamba-hamba-Nya, dan setiap perkara yang Allah larang, pastilah mengandung keburukan, kerusakkan, dan bahaya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
الله لم يأمرنا إلا بما فيه صلاحنا، ولم ينهنا إلا عما فيه فسادنا
“Allah tidak memerintahkan kita kecuali dengan perintah yang mengandung kebaikan bagi kita, dan tidaklah melarang kita kecuali dari perkara yang mengandung kerusakan/bahaya bagi kita” (Majmu’ul Fatawa (25/282))1.
Dalil-dalil tentang hal di atas, di antaranya yaitu, firman Allah Ta’ala,
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (QS. Al-Anbiyaa’: 107).
Konsekuensi keberadaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai utusan Allah yang membawa ajaran rahmat adalah ajaran beliau bawa ajaran tersebut mengandung prinsip meraih kebaikan dan menolak bahaya dan kerugian.
Firman Allah Ta’ala,
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” (QS. Al-Maaidah: 3).
Penyempurnaan nikmat dari Allah adalah dengan cara menyempurnakan agama Islam ini, sedangkan kesempurnaan agama Islam terwujud dengan syari’at yang mengandung prinsip meraih kebaikan dan menolak bahaya.
وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ
“Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal” (QS. Al-Baqarah: 179).
Ayat yang agung ini menunjukkan bahwa syari’at qishash yang sepintas lalu nampak keras, sesungguhnya mengandung kasih sayang kepada manusia, karena alasan hukum qishash tersebut diberlakukan dalam Islam untuk menjaga kelangsungan hidup manusia dengan memberikan efek jera kepada orang yang membunuh jiwa tanpa alasan yang dibenarkan. Dengan demikian jiwa manusia pun akan aman dari pembunuhan yang batil, setidaknya dapat diminimalisir.
Setiap Perintah Allah Mengandung Maslahat, dan Setiap yang Dilarang Mengandung Bahaya
Ketahuilah wahai para pembaca, bahwa setiap perkara yang Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan, baik yang hukumnya sunnah maupun wajib,  mengandung dua kemungkinan, yaitu:
  1. Manfaatnya murni.
  2. Manfaatnya lebih besar dari kerugiannya (mudharat) yang sifatnya duniawi belaka.
Dan setiap perkara yang Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam larang, baik yang hukumnya makruh maupun haram,  mengandung dua kemungkinan,
  1. Mudharat, mafsadat, bahaya, kerugian, atau kerusakan yang murni.
  2. Mudharatnya lebih besar dari manfaat yang bersifat duniawi semata.

[Bersambung]
____
***
[serialposts]
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id

    Tidak ada komentar