 
Definisi Al-Quranul Karim
Al-Qur’an secara bahasa adalah mashdar dari قرأ-يقرأ (qara`a-yaqra`u), maknanya ada dua, yaitu:
- Sesuatu yang dibaca karena Al-Qur’an dibaca lisan-lisan manusia.
- Pengumpul, karena Al-Qur’an adalah mengumpulkan kabar dan hukum.
Adapun secara istilah syar’i, Al Qur’an adalah Firman Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, penutup para Nabi, yaitu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, diawali dengan surat Al-Faatihah dan ditutup dengan surat An-Naas.
(Ushuulun fit Tafsiir,  Syaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin, hal. 6, dengan sedikit perubahan)
Tujuan Al-Qur’anul Karim diturunkan
Syaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan,
فالقرآن الكريم نزل لأمور ثلاثة: التعبد بتلاوته، وفهم معانيه والعمل به
Keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama’ah tentang Al-Qur’anul Karim
Ahlus Sunnah wal Jama’ah menyatakan
إن القرآن كلام الله، منزل غير مخلوق، منه بدأ، و إليه يعود
“Al-Qur’an adalah Kalamullah, yang diturunkan dan bukan diciptakan (baca:bukan makhluk), berasal hanya dari-Nya, dan kembali kepada-Nya”
Penjelasan:
1. “Al-Qur’an adalah Kalamullah”
Semua huruf, lafadz, dan makna Al-Qur’an termasuk Kalamullah. Dalil bahwa Al-Qur’an itu Kalamullah (Firman Allah), yaitu firman Allah Ta’ala:
وَإِنْ أَحَدٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ اسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّىٰ يَسْمَعَ كَلَامَ اللَّهِ ثُمَّ أَبْلِغْهُ مَأْمَنَهُ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَعْلَمُونَ
“Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah (Al-Qur’an), kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui” (At-Taubah: 6).
2. “yang diturunkan”
Al-Qur’an adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Adapun dalil yang menunjukkan bahwa Al-Qur’an itu wahyu yang diturunkan, yaitu firman Allah Ta’ala:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)” (Al-Baqarah: 185).
3. “dan bukan diciptakan (bukan makhluk)”
Dalil yang menunjukkan bahwa Al-Qur’an itu bukan makhluk, yaitu firman Allah Ta’ala:
أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ
“Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah” (Al-A’raaf: 54).
Penjelasan ayat di atas, disebutkan setelah ini.
4. “berasal hanya dari-Nya”
Al-Qur’an adalah ucapan (firman) yang berasal dari Allah dan Dia-lah yang pertamakali mengucapkannya (berfirman).
Dalil bahwa Al-Qur’an berasal dari Allah, yaitu firman Allah Ta’ala
قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ آمَنُوا وَهُدًى وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ
“Katakanlah ‘Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Qur’an itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)’” (An-Nahl:102).
5. “dan kembali kepada-Nya”
Ungkapan ini mengandung dua makna, yaitu:
- 
Diangkat kepada-Nya, tidak ada lagi di hafalan manusia dan tidak ada pula di Mushhaf. Diriwayatkan dari Hudzaifah radliyallaahu ‘anhu telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, - 
وَلَيُسْرَى عَلَى كِتَابِ اللهِ عَزَّوَجَلَّ فِي لَيْلَةٍ، فَلاَ يَبْقَى فِي الأَرْضِ مِنْهُ آيَةٌ - 
“ Dan benar-benar diangkatlah Kitabullah ‘Azza wa Jalla (Al-Qur’an) pada suatu malam hingga tidak tersisa satu pun ayat darinya di muka bumi ini”- (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim, Al-Albani menshahihkannya [ http://ferkous.com/home/?q=fatwa-952- ]). 
- Makna yang kedua adalah hanya kembali kepada-Nya lah pensifatan-Nya dengannya, yaitu hanya Allah lah yang disifati dengan berfirman dengan firman Al-Qur’an.
Di antara keyakinan  Ahlus Sunnah wal Jama’ah tentang Al Quranul Karim adalah kesepakatan kaum Muslimin (Ijma’) tentang kafirnya orang yang mengingkari surat, ayat, atau huruf Al-Qur’an yang telah disepakati kaum Muslimin.
***
Referensi:
- Diolah dari referensi utama : Syarah Al-Wasithiyyah, Syaikh Muhammad Shaleh Al-Utsaimin.
- Ushuulun fit Tafsiir,  Syaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin.
- http://www.ibnothaimeen.com/all/books/article_17959.shtml.
—
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.Or.Id
 
Post a Comment