I‘rab Lā ilāha illallāh dan Pengaruh Maknanya (2)

I‘rab Lā ilāha illallāh dan Pengaruh Maknanya (2)

Makna Lā ilāha illallāh Berdasarkan I‘rabnya

Memahami makna Lā ilāha illallāh tidaklah bisa lepas dari i’rab kalimat Lā ilāha illallāh. Salah dalam mengi‘rabnya dapat menyebabkan salah dalam memahami tafsir dan kandungannya. Hal ini dapat menuntun seseorang menuju pada pemahaman yang keliru, namun dirasa benar.

I‘rab

I‘rab adalah perubahan yang terjadi pada akhir kata, baik nampak ataupun tidak nampak dengan sebab ‘āmil (unsur pengubah). I‘rab dapat terjadi pada ism (nomina) atau fi‘l (verba). I‘rab kalimat Lā ilāha illallāh hanya terjadi pada ismI‘rab tersebut berfungsi menunjukkan kedudukan/fungsi ism dalam sebuah kalimat, misalnya ism itu sebagai subjek, predikat, atau objek.

I‘rab Lā ilāha illallāh

Kalimat tauhid Lā ilāha illallāh terdiri dari empat unsur sebagaimana dalam tabel berikut.
لاَإِلَٰهَإِلّاَاللهُ
LāilāhaillāِِAllāh
Huruf Lā di sini adalah nafiyyah liljinsi (peniadaan jenis)Huruf tersebut memiliki ism dan khabar. Disebut nafiyyah liljinsi (peniadaan jenis) karena meniadakan khabarnya dari seluruh yang termasuk kedalam jenis ismnya, sehingga Lā nafiyyah liljinsi merupakan bentuk peniadaan yang paling luas cakupan peniadaannya. Huruf ini disebut juga Lāistigraqiyyah, karena cakupan peniadaannya mencakup seluruh jenis ismnya dan disebut pula Lā littabriah, karena melepaskan jenis ismnya dari makna khabarnya. Contoh
لا كافر ناج من النار
Tidak ada seorangpun dari orang kafir yang selamat dari neraka.
Lā nafiyyah liljinsi disini meniadakan khabarnya (selamat dari neraka) dari jenis isimnya (jenis/seluruh orang kafir). Artinya, tidak ada keselamatan dari api neraka bagi orang-orang kafir.
Adapun  ism Lā nafiyyah liljinsi dalam kalimat tauhid Lā ilāha illallāh adalah ilāha (إله), sementara khabarnya tidak disebutkan (mahdzuf) dan taqdirnya adalah ḥaqqun (حقٌّ).
[Bersambung]
***
[serialposts]
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id

Tidak ada komentar