Keutamaan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam Dalam Hadits (4) - Ketinggian nasab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Keutamaan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam Dalam Hadits (4)


Bismillah walhamdulillah wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du. Setelah kita ketahui keutamaan-keutamaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam Al Qur’an Al Karim. Berikut ini sebagian saja dari keutamaan-keutamaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang demikian banyaknya, yang bersumber dari Al-Hadits.

1. Ketinggian nasab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Nasab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah nasab yang tertinggi dari nasab seluruh penduduk bumi, beliau keturunan bangsawan, baik dari jalur nasab bapak beliau maupun ibunya. Ketika Heraklius bertanya kepada Abu Sufyan radhiyallahu ‘anhu tentang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammaka  ia (Abu Sufyan) menuturkan,
ثم كان أول ما سألني عنه أن قال : كيف نسبه فيكم، قلت: هو فينا ذو نسب
Maka yang pertama ditanyakannya kepadaku tentang beliau adalah, ‘Bagaimana kedudukan nasabnya ditengah-tengah kalian?’ Aku (Abu Sufyan) menjawab, ‘Dia adalah orang yang memiliki nasab yang tinggi (keturunan bangsawan)’” (HR. Al-Bukhori).
وفي  صحيح مسلم  من حديث واثلة بن الأسقع – رضي الله عنه – أنه سمع رسول الله – صلى الله عليه وسلم – يقول : (إن الله اصطفى كنانة من ولد إسماعيل ، واصطفى قريشا من كنانة ، واصطفى من قريش بني هاشم ، واصطفاني من بني هاشم )
“Dari Watsilah bin Asyqo’ Radhiyallahu ‘anhu bahwa ia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari keturunan Isma’il dan Allah memilih Quraisy dari keturunan Kinanah. Allah memilih Bani Hasyim dari Quraisy dan Allah memilih aku dari keturunan Bani Hasyim’” (HR Muslim).
Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan,
وهو خير أهل الأرض نسبا على الإطلاق …فأشرف القوم قومه وأشرف القبائل قبيله
Dan beliau (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam) adalah penduduk bumi yang paling baik nasabnya secara mutlak, maka semulia-mulia kaum adalah kaum beliau, semulia-mulia kabilah adalah kabilah beliau”.

2. Banyaknya nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammenunjukkan mulianya beliau

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : (إِنَّ لِي أَسْمَاءً أَنَا مُحَمَّدٌ وَأَنَا أَحْمَدُ وَأَنَا الْمَاحِي الَّذِي يَمْحُو اللَّهُ بِيَ الْكُفْرَ وَأَنَا الْحَاشِرُ الَّذِي يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى قَدَمَيَّ وَأَنَا الْعَاقِبُ الَّذِي لَيْسَ بَعْدَهُ أَحَدٌ)
Dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari bapaknya radliallahu ‘anhu mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Aku mempunyai beberapa nama (1) Aku bernama Muhammad. (2) Aku bernama Ahmad. (3) Aku bernama Al-Mahi (penumpas), yang artinya Allah menghapus kekufuran denganku. (4) Aku bernama Al-Hasyir (pengumpul) yang artinya Allah mengumpulkan manusia mengikuti langkahku. (5) Aku bernama Al ‘Aqib (penutup), yang artinya tidak ada seorang Nabi pun sesudahku” (HR. Imam Muslim).
An-Nawawi rahimahullah berkata,
[…واعلم أن كثرة الأسماء تدل على عظم المسمى ، كما في أسماء الله – تعالى -، وأسماء رسول الله – صلى الله عليه وسلم -، ولا نعلم بلدا أكثر أسماءً من مـكــــّـــة المكرّمـــــــة ، والمدينة المنوّرة، لكونهما أفضل الأرض، وذلك لكثرة الصفات المقتضية للتسمية]. انظر : [تهذيب الأسماء والصفات (3/157)] .
Dan ketahuilah bahwa banyaknya nama menunjukkan keagungan pemilik nama, sebagaimana dalam nama-nama Allah Ta’ala, dan nama-nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan dan kami tidaklah mengetahui negri yang lebih banyak namanya daripada Makkah Al-Mukarramah dan Al-Madinah Al-Munawwaroh, karena kedua negri tersebut tempat yang paling utama di muka bumi, dan hal itu disebabkan banyaknya sifat yang berkonsekuensi kepada penamaan” (Tahdzidul Asma` wash Shifat).

3. Kebersihan hati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  

Dalil kami adalah hadits shahih, sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu diceritakan
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَاهُ جِبْرِيلُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَلْعَبُ مَعَ الْغِلْمَانِ فَأَخَذَهُ فَصَرَعَهُ فَشَقَّ عَنْ قَلْبِهِ فَاسْتَخْرَجَ الْقَلْبَ فَاسْتَخْرَجَ مِنْهُ عَلَقَةً فَقَالَ هَذَا حَظُّ الشَّيْطَانِ مِنْكَ ثُمَّ غَسَلَهُ فِي طَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ بِمَاءِ زَمْزَمَ ثُمَّ لَأَمَهُ ثُمَّ أَعَادَهُ فِي مَكَانِهِ وَجَاءَ الْغِلْمَانُ يَسْعَوْنَ إِلَى أُمِّهِ يَعْنِي ظِئْرَهُ فَقَالُوا إِنَّ مُحَمَّدًا قَدْ قُتِلَ فَاسْتَقْبَلُوهُ وَهُوَ مُنْتَقِعُ اللَّوْنِ قَالَ أَنَسٌ وَقَدْ كُنْتُ أَرْئِي أَثَرَ ذَلِكَ الْمِخْيَطِ فِي صَدْرِهِ
“Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam didatangi Malaikat Jibril ketika beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang bermain dengan beberapa anak. Jibril kemudian menangkapnya, menelentangkannya, lalu Jibril membelah dada. Jibril mengeluarkan hatinya, dan mengeluarkan dari hati beliau segumpal darah beku sambil mengatakan “Ini adalah bagian setan darimu”. Jibril kemudian mencucinya dalam wadah yang terbuat dari emas dengan air zam-zam, lalu ditumpuk, kemudian dikembalikan ke tempatnya. Sementara teman-temannya menjumpai ibunya (maksudnya orang yang menyusuinya) dengan berlari-lari sembari mengatakan: “Sesungguhnya Muhammad telah dibunuh”. Kemudian mereka bersama-bersama menjumpainya, sedangkan dia dalam keadaan berubah rona kulitnya (pucat). Anas mengatakan: “Saya pernah diperlihatkan bekas jahitan di dadanya”.

4. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sang pemilik telaga Al-Kautsar

Terdapat hadits dalam shahih Muslim, dari Anas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammenjelaskan tentang Al-Kautsar,
فَإِنَّهُ نَهْرٌ وَعَدَنِيهِ رَبِّى عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْهِ خَيْرٌ كَثِيرٌ هُوَ حَوْضٌ تَرِدُ عَلَيْهِ أُمَّتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ آنِيَتُهُ عَدَدُ النُّجُومِ
Al-Kautsar adalah sungai yang dijanjikan oleh Rabbku ‘Azza wa Jalla. Sungai tersebut memiliki kebaikan yang banyak. Ia adalah telaga yang nanti akan didatangi oleh umatku pada hari kiamat nanti. Bejana di telaga tersebut sejumlah bintang di langit” (HR. Muslim).

5. Lima kekhususan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tidak dimiliki oleh seorangpun sebelum beliau

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أُعْطِيتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ قَبْلِي نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيرَةَ شَهْرٍ وَجُعِلَتْ لِي الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا فَأَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي أَدْرَكَتْهُ الصَّلَاةُ فَلْيُصَلِّ وَأُحِلَّتْ لِي الْمَغَانِمُ وَلَمْ تَحِلَّ لِأَحَدٍ قَبْلِي وَأُعْطِيتُ الشَّفَاعَةَ وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةً
“Dari Jabir bin Abdulloh, bahwa Nabi Muhammad bersabda, ‘Aku diberi (oleh Allah) lima perkara, yang itu semua tidak diberikan kepada seorang-pun sebelumku. Aku ditolong (oleh Allah) dengan kegentaran (musuh sebelum kedatanganku) sejauh perjalanan sebulan; Bumi (tanah) dijadikan untukku sebagai masjid (tempat sholat) dan alat bersuci (untuk tayammum-pen). Maka siapa saja dari umatku yang (waktu) sholat menemuinya, hendaklah dia sholat. Ghonimah (harta rampasan perang) dihalalkan untukku, dan itu tidaklah halal untuk seorangpun sebelumku. Aku diberi syafa’at (oleh Allah). Dan Nabi-Nabi dahulu (sebelum-ku) diutus khusus kepada kaumnya, dan aku diutus kepada manusia semuanya’” (Hadits Shohih Riwayat Bukhori).

6. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Nabi yang pengikutnya paling banyak di Akhirat dan orang yang pertama kali mengetuk pintu Surga.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أناأكثر الأنبياء تبعا يوم القيامة، و أنا أول من من يقرع باب الجنة
“Saya adalah  Nabi yang  pengikutnya paling banyak pada hari Kiamat, dan saya adalah orang yang pertama kali mengetuk pintu Surga”
Semoga dengan semakin mengetahui  keutamaan-keutamaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang demikian banyaknya, semakin meningkat pula kecintaan kita kepada beliau, terlebih lagi kepada Allah, Sang Pengutusnya, sehingga kita semakin ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya  shallallahu ‘alaihi wa sallam.
***
Diolah dari :
  1. Shahihush Shiroh An-Nabawiyyah, Syaikh Al-Albani
  2. Quthuf min Asy-Syamaail Al-Muhammadiyyah, Syaikh Muhammad Jamil Az-Zainu.
  3. Taisirul Wushul, Syaikh Nu’man Al-Watr.
  4. Fadhl fi nasabin Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Samahatul Mufti di http://www.alifta.net/Fatawa/fatawaDetails.aspx?View=Page&PageID=15&PageNo=1&BookID=6&languagename=
  5. Transkip khuthbah Abdul Hamiid, di http://www.alminbar.net/alkhutab/khutbaa.asp?mediaURL=1039
  6. http://kulalsalafiyeen.com/vb/archive/index.php/t-11317.html

Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.Or.Id

Tidak ada komentar