Macam-Macam Ibadah Syirik (2) - Makna Syirik

Macam-Macam Ibadah Syirik (2)


Makna Syirik Secara Bahasa

Dalam Mu’jam Maqayisul Lughah Ibnu Faris disebutkan bahwa kata syirik (الشرك) tersusun dari huruf penyusun, yaitu syin (ش)ra’ (ر) dan kaf (ك) itu memiliki dua makna pokok. Salah satu maknanya adalah menunjukkan keikutsertaan dan lawan dari sendirian.

Makna Syirik Secara Istilah

Syirik didefinisikan dengan beberapa tinjauan dan dalam kesempatan ini, penyusun menyebutkan definisi syirik ditinjau dari dampak bagi pelakunya, yaitu ada jenis syirik besar yang mengeluarkan pelakunya dari Islam dan ada pula jenis syirik kecil yang tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam.
1. Syirik besar (Akbar)
Definisinya:
مساواة غير الله بالله فيما هو من خصائص الله
“Menyamakan selain Allah dengan Allah dalam perkara yang menjadi kekhususan-Nya (dalam Rububiyyah,Uluhiyyah dan Al-Asma` was Shifat)”
Berdasarkan definisi ini, maka syirik besar terbagi menjadi tiga macam, yaitu syirik besar dalam masalah Rububiyyah, Uluhiyyah, dan Al-Asma` was Shifat.
Definisi Lain dari Syirik Besar
Syirik besar bermakna:
أن يَجْعَلَ العبد لله ندا في ربوبيته، أوألوهيته،أوأسمائه وصفاته
Seseorang mengadakan sekutu bagi Allah dalam Rububiyyah,Uluhiyyah atau nama dan sifat-Nya
Definisi di atas tersebut dasarnya adalah hadits Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu, ketika beliau bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang dosa apakah yang paling besar, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أن تجعل لله ندا وهو خلقك
“Engkau mengadakan sekutu bagi Allah padahal Dia menciptakanmu” (HR. Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim).
Syirik besar ini mengeluarkan pelakunya dari Islam.
Dinamakan “besar”, karena adanya syirik kecil yang tingkatan keburukan dan kadar dosanya berada di bawahnya. Adapun untuk contoh-contoh syirik besar, akan banyak disebutkan dalam artikel ini, karena inilah yang menjadi inti pembahasan pada kesempatan kali ini.
2. Syirik Kecil (Ashghor)
Definisinya:
فكل ما نهى عنه الشرع مما هو ذريعة إلى الشرك الأكبر ووسيلة للوقوع فيه، وجاء في النصوص تسميته شركا
Segala yang dilarang dalam Syari’at, sedangkan dalam Nash disebut dengan nama syirik dan menjadi sarana menghantarkan kepada kesyirikan besar”.
Syirik ini dinamakan “kecil”, karena adanya syirik yang di atasnya, yang tingkat keburukannya lebih besar dari syirik kecil tersebut. Syirik kecil ini tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam, karena tidak sampai ada unsur menyamakan selain Allah dengan Allah dalam perkara yang menjadi kekhususan-Nya (dalam Rububiyyah, Uluhiyyah, dan Al-Asma` was Shifat).
Contoh Syirik Kecil
Salah satu contoh dari syirik kecil adalah bersumpah dengan nama selain Allah. Dikatakan syirik kecil, karena didalam dalil terdapat penyebutan nama syirik baginya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
من حلف بغير الله فقد كفر أو أشرك
“Barangsiapa yang bersumpah dengan nama selain Allah, berarti telah kufur (kecil) atau menyekutukan Allah (syirik kecil)” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Al-Hakim dan beliau menshahihkannya serta disepakati oleh Adz-Dzahabi, juga dishahihkan Al-Albani dalam Irwa’ul Ghalil).
Di samping itu, dikatakan syirik karena perbuatan tersebut sebagai sarana untuk mengagungkan selain Allah sebagaimana Allah. Contoh syirik kecil lainnya adalah riya` yang sedikit dalam ibadah, karena terdapat dalam dalil penyebutan nama syirik tentangnya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ . قَالُوا : وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: الرِّيَاءُ
“Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil. Mereka (para Sahabat) bertanya, apakah syirik kecil itu, ya Rasulullah? Beliau menjawab, riya`” (HR. Imam Ahmad,dishahihkan Al-Albani).
Perbuatan itu sebagai sarana untuk sampai kepada syirik besar, yaitu ketika seseorang sama sekali tidak mau beribadah kecuali jika nantinya dipuji.

Syirik Besar dalam Masalah Uluhiyyah

Dikarenakan artikel ini bertema, “Macam-macam ibadah yang syirik, maka pembahasan yang difokuskan pada artikel ini adalah syirik besar (akbar) di dalam masalah Uluhiyyah. Diharapkan dengan ditulisnya artikel ini, setidaknya bisa ikut andil dalam memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang hakikat kesyirikan melalui sebagian contoh tentang bentuk-bentuk kesyirikan.
Semoga dengan pemaparan yang sederhana ini, Allah Ta’ala menerimanya sebagai amal saleh yang dicintai-Nya serta memberkahinya dan menjadikannya bermanfaat bagi penyusunnya dan kaum muslimin semuanya di kehidupan dunia maupun kelak di akherat.
[Bersambung]
***
[serialposts]
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id

Tidak ada komentar