Penjelasan Kasyfus Syubuhat (11) : Bahaya Kesyirikan

Penjelasan Kasyfus Syubuhat (11) : Bahaya Kesyirikan


3. Bahaya kesyirikan

Point ketiga inilah sesungguhnya inti pembahasan materi pokok yang keempat dalam bagian pembukaan kitab ini, yaitu syirik besar adalah dosa yang tidak diampuni oleh Allah dan membatalkan keislaman seorang hamba.
  • Perkara mendasar pada kalimat syirik besar adalah dosa yang tidak diampuni oleh Allah ini diambil dari ucapan penulis dalam matan ketika menyampaikan firman Allah Ta’ala dalam surat An-Nisaa`: 48.
  • Sedangkan perkara mendasar pada kalimat dan membatalkan keislaman seorang hamba ditunjukkan oleh ucapan penulis rahimahullah,
وعرفت أن إقرارهم بتوحبد الربوبية لم يدخلهم في الإسلام و أن قصدهم الملائكة أو الأنبياء أو الأولياء يريدون شفاعتهم، والتقرب إلى الله بذلك هو الذي أحل دماءهم وأموالهم ، عرفت حينئذٍ التوحيد الذي دعت إليه الرسل، وأبى عن الإقرار به المشركون
“Dan andapun telah mengetahui bahwa pengakuan orang-orang musyrik terhadap Tauhid Rububiyyah, tidaklah memasukkan mereka kedalam Islam dan bahwa ibadah yang mereka tujukan kepada para malaikat, para nabi atau para wali untuk mendapat syafa’at serta bertaqarrub ( pendekatan diri ) kepada Allah adalah hal-hal yang menjadikan mereka halal darah dan harta mereka (kafir). Dengan demikian, anda mengetahui jenis tauhid yang diseru oleh para rasul, tetapi ditolak oleh orang-orang musyrik.”
Dampak negatif syirik
Syirik adalah dosa yang paling besar dan kezhaliman yang paling zhalim, Syaikhul Islam rahimahullah menjelaskan bahwa menyekutukan Allah adalah dosa terbesar yang dengannya seseorang bermaksiat kepada Allah.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa dibawah (dosa syirik) tersebut, bagi siapa yang dikehendaki-Nya” (QS. An-Nisaa`: 48).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang “Dosa apakah yang paling besar? Beliau menjawab,  
أن تجعل لله نداً وهو خلقك
“Anda mengambil sekutu bagi Allah, padahal Dia menciptakan anda” (Majmu’ Fatawa).
Tentulah dosa paling besar itu berdampak negatif bagi pelakunya. Berikut ini sebagian dampak negatif tersebut:
  1. Pelaku syirik akbar tidak diampuni oleh Allah, kecuali jika bertaubat.Adapun jika seseorang berbuat syirik akbar, kemudian bertaubat kepada Allah Ta’ala, maka Allah mengampuninya, berdasarkan ayat berikut ini,
    قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
    Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Az-Zumar: 53).Adapun syirik kecil, diperselisihkan Ulama jika pelakunya meninggal dunia dan tidak bertaubat. Mayoritas ulama berpendapat bahwa pelakunya tergantung kehendak Allah. Sedangkan sebagian Ulama yang lain berpendapat pelakunya tidak diampuni, maka melewati proses muwazanah (penimbangan amal baik dengan amal buruk) dan jika harus diadzab, pastilah nasibnya tidak kekal di Neraka. Dalilnya adalah QS. An-Nisaa`: 48.
  2. Syirik akbar mengugurkan seluruh amal salih pelakunya, Dalilnya adalah QS. Az-Zumar: 65.
  3. Syirik besar mengeluarkan pelakunya dari Islam, dalilnya adalah QS. An-Nisaa`:48 dan Al-Baqarah: 217.
  4. Pelaku syirik akbar jika mati tidak taubat, kekal selamanya di Neraka, dalilnya adalah QS. Al-Bayyinah:6 dan Al-Maaidah:72.
  5. Syirik besar menyebabkan halalnya darah pelakunya, dalilnya adalah QS. At-Taubah:5 serta menyebabkan halal harta pelakunya,  dalilnya adalah HR. Al-Bukhari, dari hadits Anas dan selainnya.
  6. Pelaku syirik besar, karena keluar dari Islam, maka jika masih hidup, disikapi dengan tidak boleh dimakan sembelihannya, dihukum dengan bunuh dan eksekusinya ditangani pemerintah muslim, hanya saja diminta bertaubat terlebih dahulu, jika bertaubat, diterima taubatnya dan tidak dibunuh, serta disikapi sebagai seorang muslim.
Namun jika pelaku syirik besar tersebut mati dan tidak bertaubat, maka tidak disholati, tidak boleh dikuburkan di pemakaman kaum muslimin dan hartanya tidak diwariskan, tapi untuk baitul mal (harta negara).
***
[serialposts]
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id

Tidak ada komentar