Keyakinan yang dianut bangsa Arab sebelum munculnya dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam adalah kesyirikan, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari rahimahullah dari Abu Raja’ Al-‘Uttharidi, ia berkata,
كنا نعبد الحجر فإذا وجدنا حجراً هو خير منه ألقيناه وأخذنا الآخر، فإذا لم نجد حجراً جمعنا حثوة من تراب ثم جئنا بالشاة فحلبنا عليه ثم طفنا به
“Dahulu kami menyembah batu, jika kami mendapatkan batu yang lebih baik (dari sebelumnya), kami buang batu yang lama dan kami ambil batu yang baru. Lalu jika kami tidak mendapatkan satu batu pun (yang cocok, pent.), kami kumpulkan segenggam tanah lalu kami bawa seekor kambing dan kami perah susunya di atasnya, kemudian kamipun mengitarinya (thawaf )”.
Al-Qur’anul Karim telah menjelaskan tentang keadaan umat terdahulu secara umum, sebelum munculnya dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam, bahwa di tengah-tengah mereka banyak terjadi kesyirikan, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَٰؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ ۚ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata,
“Mereka itu adalah perantara kami di sisi Allah.” Katakanlah, “Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) dibumi?” Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dan apa yang mereka mempersekutukan (itu)” (QS. Yunus: 18).
أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ ۚ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَىٰ إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ
“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata), “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan diri kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (QS. Az-Zumar: 3).
وَجَعَلُوا لِلَّهِ مِمَّا ذَرَأَ مِنَ الْحَرْثِ وَالْأَنْعَامِ نَصِيبًا فَقَالُوا هَٰذَا لِلَّهِ بِزَعْمِهِمْ وَهَٰذَا لِشُرَكَائِنَا ۖ فَمَا كَانَ لِشُرَكَائِهِمْ فَلَا يَصِلُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَمَا كَانَ لِلَّهِ فَهُوَ يَصِلُ إِلَىٰ شُرَكَائِهِمْ ۗ سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ
“Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah, lalu mereka berkata (sesuai dengan persangkaan mereka), “Ini untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami.” Maka saji-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai kepada Allah; dan saji-sajian yang diperuntukkan bagi Allah, maka sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka. Amat buruklah ketetapan mereka itu.” (QS. Al-An’aam: 136).
Dan terdapat banyak ayat lain yang semakna dengan ayat-ayat di atas. Sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Bin Baz rahimahullah, bahwa sejumlah hadits yang shahih, kitab-kitab Shirah Nabawiyyah dan kitab-kitab sejarah yang menjelaskan tentang keadaan umat-umat sebelum diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam menunujukkan bahwa sesungguhnya -sebelum diutusnya Rasulullah ‘alaihish shalatu was salam- terdapat beranekaragam kesyirikan yang dilakukan penduduk bumi. Di antara mereka ada orang yang menyembah patung dan berhala, sebagian lagi ada orang yang menyembah mayit di kuburan, sebagian lagi menyembah matahari, bulan dan bintang-bintang, serta ada pula orang yang menyembah sesembahan (selain Allah) yang lainnya.1
[Bersambung]
_____
***
[serialposts]
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Post a Comment