Penerapan Prinsip Skala Prioritas dalam Berdakwah
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah,
وقد علم بالاضطرار من دین الرسول صلى الله عليه و سلم واتفقت علیه الأمة أنَّ أصلَ الإسلام وأوّل ما یؤمر به الخلق شھادة أن لا إله إلاّ الله وأنَّ محمداً رسول الله ، فبذلك یصیر الكافر مسلماً، والعدوُّ ولیا، والمباحُ دمُه ومالُه معصومَ الدم والمال
“Telah diketahui bersama secara mendasar bahwa termasuk bagian dari ajaran agama (Islam )yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan disepakati oleh umat Islam adalah bahwa perkara yang pertama kali diperintahkan kepada makhluk yaitu syahadat la ilaha illallah dan bahwa Muhammad adalah Utusan Allah. Hal itulah menyebabkan orang kafir menjadi muslim, musuh menjadi teman setia, serta darah dan harta yang halal menjadi terjaga.”
Setelah dakwah mengajak manusia kepada Tauhid, selanjutnya jelaskanlah kepada umat tentang hukum-hukum Allah dan ajaklah orang-orang untuk menerapkannya, serta sampaikanlah solusi penyakit yang menyebar di tengah-tengah masyarakat.
Contohnya:
- Nabiyyullah Luth ‘alaihis salam, setelah beliau kosentrasi mengajarkan tauhid, lalu beliau ‘alaihis salam pun konsentrasi pada memperingatkan masyarakat dari penyakit masyarakat “homoseks”, karena penyakit tersebut sangatlah keji dan tersebar di tengah-tengah kaumnya. Dengan demikian, beliau ‘alaihis salam kosentrasi kepada memperbaiki krisis moral dan akhlak yang ada di masyarakatnya, setelah dakwah tauhid.
- Nabiyyullah Syu’aib ‘alaihis salam setelah kosentrasi mengajarkan tauhid, lalu beliau ‘alaihis salam pun konsentrasi kepada memperingatkan penyakit masyarakat yang terkait dengan kecurangan dalam menimbang dan menakar. Dengan demikian, beliau ‘alaihis salam kosentrasi kepada memperbaiki krisis ekonomi, berupa kecurangan pelaku pasar, setelah dakwah tauhid.
Demikianlah, seluruh rasul ‘alaihimush shalatu was salamu ajma’in, mereka memperbaiki aqidah masyarakat dan mengokohkannya terlebih dahulu, kemudian memperbaiki kerusakan sisi-sisi lainnya di masyarakatnya. Tujuan mereka adalah mengeluarkan manusia dari berbagai macam kegelapan kepada cahaya. Dari kegelapan syirik, bid’ah, dan maksiat kepada cahaya tauhid, sunnah, dan ketaatan kepada Allah Ta’ala.
Macam-Macam Sasaran Dakwah (mad’u)
Sasaran dakwah ilallah terbagi menjadi dua kelompok besar, dan dua kelompok besar ini masih terbagi lagi menjadi beberapa golongan. Berikut rinciannya
Kelompok Pertama: Ummatul Ijabah (Umat yang menerima dakwah)
Ummatul Ijabah adalah kaum muslimin. Mereka ini adalah orang-orang yang menerima agama Islam, tunduk kepada Rabbil ‘alamin, dan beriman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia. Ummatul Ijabah (kaum muslimin) ini terbagi lagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:
- Sabiqun bil khairat (orang-orang yang lebih dahulu melakukan kebaikan), kelompok ini adalah kelompok yang mendapatkan ganjaran berupa masuk kedalam surga, tanpa hisab dan tanpa adzab.
- Muqtashidun ( orang-orang yang pertengahan), kelompok ini pun mendapatkan ganjaran berupa masuk kedalam surga, tanpa hisab dan tanpa azab pula.
- Zhalimun linafsihi (orang-orang yang menzalimi (aniaya) diri mereka sendiri), nasib kelompok ini tergantung kepada Allah, jika Allah menghendaki untuk mengazab mereka, maka Allah akan azab mereka namun tidak sampai kekal selamanya di dalam neraka. Akan tetapi, jika Allah menghendaki untuk mengampuni mereka, maka Allah akan mengampuni mereka.
Allah Ta’ala berfirman,
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ
“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.”
جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا ۖ وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ
“(Bagi mereka) surga ‘Adn mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka didalamnya adalah sutera” (Faathir: 32-33).
Maka metode mendakwahi mereka ini adalah dengan cara mereka diajak untuk istiqamah di atas keimanan, didorong untuk meningkatkan keimanan, dan menjauhi perkara yang menguranginya atau merusaknya. Dan dalam mendakwahi masing-masing kelompok tersebut perlu disesuaikan dengan keadaan mereka.
[Bersambung]
***
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id
[serialposts]
Post a Comment