Metode Berdakwah Kepada Non-Muslim (2)

Metode Berdakwah Kepada Non-Muslim (2)


Syaikh Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin hafizhahullah mengatakan,

لا بدَّ أوَّلاً من ترسیخ العقیدة وبیان الإیمان وتقریر أصول الدین، ثم بعد ذلك ینتقل إلى بیان الأحكام الشرعیة والأوامر والنواھي والأخلاق والآداب

“Seharusnyalah yang pertama kali didahulukan adalah mengokohkan aqidah, menjelaskan keimanan dan menetapkan dasar-dasar agama Islam, kemudian setelah itu beralih kepada penjelasan hukum-hukum syar’i, perintah dan larangan, akhlaq serta adab”.

Lalu beliau hafizhahullah menjelaskan bahwa seorang dai apabila hendak berdakwah, maka hendaklah ia memulai dengan dakwah mengajak kepada tauhid yang merupakan makna dari syahadat La ilaha illallah, karena alasan berikut ini:

1. Tidak Sah Suatu Amal Kecuali dengan Tauhid

Tauhid adalah dasar terbangunnya amalan, tidak adanya tauhid menyebabkan tidak bermanfaatnya amalan, bahkan akan gugur seluruh amalan seseorang, karena tidak sah ibadah itu jika disertai kesyirikan, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

مَا كَانَ لِلْمُشْرِكِينَ أَن يَعْمُرُواْ مَسَاجِدَ الله شَاهِدِينَ عَلَى أَنفُسِهِمْ بِالْكُفْرِ أُوْلَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ وَفِي النَّارِ هُمْ خَالِدُونَ

Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia amalannya, dan mereka kekal di dalam neraka” (QS. At-Taubah: 17).

2. Mengenal Makna Syahadat La ilaha illallah adalah Kewajiban Pertama Seorang Hamba

Inilah manhaj dakwah seluruh nabi dalam berdakwah mengajak manusia kepada Allah, pertama kali mereka mengajak manusia untuk mentauhidkan Allah dan memberantas kesyirikan, kemudian mereka mengajarkan syari’at Allah yang lainnya (setelah tauhid) kepada orang yang telah bertauhid.

Demikian pula metode dakwah penutup para nabi, yaitu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para pengikut beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan baik. 

Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim dalam kitab Shahih mereka berdua, dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mengutus Mu’adz ke negeri Yaman, beliau bersabda kapadanya,

إنَّك تأتي قوماً من أھل الكتاب، فلیكن أوّلَ ما تدعوھم إلیه شھادةُ أن لا إله إلاّ الله وفي روایة: -أن یوحدوا الله- فإن ھم أطاعوك لذلك، فأعلمھم أنَّ الله افترض علیھم خمسُ صلوات في كلِّ یوم ولیلة، فإن ھم أطاعوك لذلك فأعلمھم أنَّ الله افترض علیھم صدقةً تؤخذ من أغنیائھم فتردّ على فقرائھم، فإن ھم أطاعوك لذلك فإیّاك وكرائم أموالھم واتَّقِ دعوةَ المظلوم فإنَّه لیس بینه وبین الله حجاب

Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum dari ahli Kitab, maka perkara yang pertama kali kau sampaikan kepada mereka adalah syahadat La ilaha illallah, dalam sebuah riwayat: (supaya kalian mengesakan Allah), maka jika mereka mematuhi apa yang telah kau sampaikan, lalu beritahukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu dalam sehari semalam. Apabila mereka mematuhi apa yang telah kau sampaikan, selanjutnya beritahukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka zakat yang diambil dari orang-orang kaya di kalangan mereka kemudian diberikan kepada orang-orang faqir di kalangan mereka. Jika mereka pun mematuhi apa yang kau dakwahkan, maka jagalah dirimu dari perbuatan mengambil zakat mereka dari harta yang paling mahal. Dan jagalah dirimu dari doa orang yang terzalimi, karena tidak ada penghalang (doa) antara dirinya dengan Allah”.

[Bersambung]

***
[serialposts]

Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah

Sumber : Muslim.or.id

Tidak ada komentar