Orang Islam kok Enggan Berdoa? (1)

Orang Islam kok Enggan Berdoa? (1)


Doa Merupakan Ibadah yang Agung dalam Islam

Berdoa merupakan perkara yang agung dalam Islam. Kedudukannya sangatlah tinggi. Hal itu dikarenakan doa termasuk ibadah yang paling agung, ketaatan yang paling mulia, dan bentuk taqarrub yang paling bermanfaat. Oleh karena itu dalam Alquran dan As-Sunnah terdapat banyak penjelasan mengenai keutamaan, kedudukan, keagungan, dan kebaikan yang terkandung dalam doa guna mendorong seorang hamba untuk melakukan ibadah tersebut dan mencintainya.

Macam-Macam Indikasi (dalalah) yang Menunjukkan Keutamaan Doa

Dalam dalil-dalil, terdapat berbagai macam indikasi (dalalah) yang menunjukkan keutamaan doa. Dalam sebagian dalil terdapat dorongan dan perintah Allah terhadap hamba-Nya untuk berdoa.

Pada sebagian lainnya terdapat ancaman bagi orang yang meninggalkan berdoa kepada Allah dan sombong dari melakukannya. Dalam sebagian dalil lainnya terdapat penyebutan pahala yang besar di sisi Allah bagi orang yang berdoa. Pada dalil lainnya terdapat pujian bagi kaum mukminin karena mereka berdoa kepada Allah semata. Selain itu, terdapat banyak indikasi (dalalah) lain dalam dalil-dalil yang menunjukkan besarnya keutamaan doa.

Allah Ta’ala Membuka Kitab-Nya yang Agung dengan Doa dan Menutupnya dengan Doa

Bahkan Allah Ta’ala telah membuka Kitab-Nya yang agung dengan doa dan menutupnya dengan doa pula. Dalam surat pertama: Al-Fatihah, mengandung doa kepada Allah dengan isi doa yang paling agung dan tujuan yang paling sempurna, yaitu permohonan kepada Allah Ta’ala agar ditunjuki hidayah kepada jalan yang lurus dan pertolongan dalam beribadah kepada-Nya semata. Sedangkan dalam surat terakhir, An-Nas, mengandung juga doa kepada Allah ‘Azza wa Jallayaitu dengan memohon perlindungan kepada-Nya semata dari keburukan al-waswas al-khannas yang menggoda manusia. Tentu tiada keraguan sama sekali bahwa dibukanya Kitabullah dengan doa dan ditutupnya dengan doa menunjukkan agungnya ibadah doa dan ketinggian kedudukannya.

Nama Lain dari Doa dalam Alquran Al-Karim dan Rahasia yang Terkandung dalam Penamaannya

Ketahuilah bahwa doa adalah ruh dari ibadah dan intisarinya, bahkan Allah Ta’ala menyebut doa dengan nama “ibadah” dalam banyak ayat-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Dan Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina’” (QS. Ghafir: 60).

وَأَعْتَزِلُكُمْ وَمَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَأَدْعُو رَبِّي عَسَىٰ أَلَّا أَكُونَ بِدُعَاءِ رَبِّي شَقِيًّا

Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku.”

فَلَمَّا اعْتَزَلَهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ ۖ وَكُلًّا جَعَلْنَا نَبِيًّا

Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak, dan Ya’qub. Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi nabi” (QS. Maryam: 48- 49).

Dan Allah-pun menyebut doa dengan nama ad-diin, sebagaimana firman Allah berikut ini,

فَادْعُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

Maka berdoalah (dan beribadahlah) kepada Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya)” (QS. Ghafir: 14).
Hal ini menunjukkan bahwa doa adalah ibadah yang agung dan doa merupakan asas dan ruh dari peribadahan. Doa juga merupakan gambaran perendahan diri, ketundukan, rasa tidak berdaya, dan sangat butuhnya seorang hamba di hadapan Rabb-nya, Allah ‘Azza wa Jalla.

[Bersambung]

Anda sedang membaca: “Sumber Rujukan dalam Menafsirkan Al-Qur`an”, baca lebih lanjut dari artikel berseri ini:

  1. Orang Islam kok Enggan Berdoa? (1)
  2. Orang Islam kok Enggan Berdoa? (2)
  3. Orang Islam kok Enggan Berdoa? (3)
***

Penulis: Ust. 

Tidak ada komentar