بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Al-Hamdulillah wash shalatu was salamu 'ala Rasulillah, amma ba'du :
Mempelajari
ilmu Syar'i termasuk amal sholeh yang paling mulia, Syaikh
Al-Utsaimin dalam kitab Majmu'ul
Fatawa dan RasaililUtsaimin menukilkan
ucapan Imam Ahmad rahimahumallahu
tentang
ibadah mempelajari ilmu Syar'i ini, Imam Ahmad mengatakan :
العلم
لا يعدله شيء لمن صحت نيته
Tidak
ada amalan yang bisa menyamai mempelajari ilmu Syar'i bagi orang yang
benar niatnya!
Orang-orangpun
bertanya : “Bagaimana caranya?”
ينوي
رفع الجهل عن نفسه وعن غيره
Berniat
menghilangkan kebodohan dari dirinya (berilmu tentang agamanya untuk
diamalkan), dan menghilangkan kebodohan dari orang lain (berdakwah).
Penjelasan
:
“Berniat
menghilangkan kebodohan dari dirinya”, maksudnya adalah bisa
memahami agama Islam dengan benar untuk diamalkan, agar beribadah dan
beragama Islam di atas ilmu yang benar.
“Menghilangkan
kebodohan dari orang lain”, maksudnya
adalah berdakwah,
mengajak manusia untuk paham agama Islam dan mengamalkannya dengan
benar.
Tentunya
tujuan mempelajari ilmu Syar'i di atas tidak akan terwujud kecuali
dengan bersabar, yaitu bersabar di atas jalan berilmu Syar'i, beramal
sholeh, dan berdakwah, karena jalan berilmu Syar'i, beramal sholeh
serta berdaakwah ada rintangan dan ujiannya sehingga butuh kesabaran.
Dengan
kata lain, maksud Imam Ahmad rahimahullah bahwa tujuan
mempelajari ilmu Syar'i adalah :
Pertama
dan kedua , yaitu berilmu tentang agama Islam dan mengamalkannya.
Ketiga,
berdakwah, mengajak manusia untuk berilmu Syar'i dan beramal sholeh.
Semua tujuan tersebut hanya bisa diraih dengan
bersabar di jalan ilmu Syar'i,
amal sholeh dan dakwah ilallah.
Demikianlah
profil para penuntut ilmu Syar'i di kalangan Salafush Shaleh,
sebagaimana hal ini diungkapkan oleh Ibnu Qutaibah rahimahullah
:
كان
طالب العلم فيما مضى يَسمع لِيعلم,ويَعلم
ليعمل,
ويتفقه
في دين الله لينتفع وينفع
Dahulu
ciri khas seorang penuntut ilmu Syar'i adalah ia mendengarkan ilmu
agar paham (agama Islam dengan benar), dan ia memahaminya untuk
diamalkan, serta ia mempelajari agama Allah agar dirinya sendiri bisa
mengambil manfaat darinya (berilmu dan beramal, pent.) & agar ia
bisa bermanfaat bagi orang lain (berdakwah, pent.)!
وقد
صـار الآن:
يسمع
ليجمع,
ويجمع
لِيُذكر,
ويحفظ
ليغلب ويفخر
Namun
sekarang (banyak manusia) yang mendengarkan ilmu Syar'i untuk
mengumpulkan ilmu (memperluas wawasan ilmiah, pent.), dan memperluas
wawasan ilmiah agar dirinya disebut-sebut (terkenal sebagai orang
yang berilmu), serta menghafal ilmu agar bisa mengalahkan ilmu orang
lain (dalam debat, atau semisalnya, pent.) dan agar bisa membanggakan
diri! [Ikhtilaful Lafzhi : 18]1
Kesimpulan
:
Sesungguhnya
tujuan mempelajari ilmu Syar'i yang benar adalah meraih 4 sifat yang
disebutkan dalam surat Al-'Ashr,
وَالْعَصْرِ
(1)
Demi masa.
إِنَّ
الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
(2)
Sesungguhnya
manusia itu benar-benar dalam kerugian,
إِلَّا
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا
بِالصَّبْرِ
(3)
kecuali
orang-orang yang beriman, mengerjakan amal shaleh, nasehat-menasehati
supaya melaksanakan kebenaran serta nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran.”
Penjelasan
Dalam
Surat ini, Allah Ta'ala
mengabarkan
bahwa semua orang merugi, binasa,
terancam siksa2
kecuali
orang yang bersifat dengan empat sifat tersebut, beriman
(dan tidak bisa beriman dengan benar kecuali dengan berilmu Syar'i),
beramal sholeh, berdakwah, dan bersabar.
الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ
الصَّالِحَاتُ
1 https://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=177484
2.
Thabari : “Binasa dan kekurangan”, Baghawi : “Kerugian dan
kekurangan”, Ibnu Katsir : “Kerugian dan binasa”, Al-Fara' :
“Siksa”
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Post a Comment