5.
PELAJARAN DARI DUA LEMBAR KAIN IHRAM
(Mengingat
kematian)
Ketika
seorang muslim telah sampai ke miqot untuk ihram, ia memakai dua
lembar kain pakaian ihram, dan menanggalkan pakaian yang biasa ia
kenakan dalam keseharian.
Semua
pria muslim yang sedang berihram memakai baju yang sama, tidak ada
bedanya antara yang miskin dan kaya, majikan dan karyawan, serta
pejabat dan rakyat!
Yang
membedakan antar mereka adalah hanya ketakwaan semata, kualitas
ibadah haji mereka dan ibadah-ibadah selainnya, serta tingkat
bersihnya mereka dari dosa! Itulah satu-satunya pembeda antar mereka
di hadapan Rabb mereka !
Pakaian
ihram ini mengingatkan jamaah haji kepada kain kafan yang akan
menyelimuti jasad mereka kelak setelah meninggalnya mereka, ketika
itu tak ada bedanya antara yang miskin dan kaya, serta pejabat dan
rakyat!
Rasulullah
shallallahu
'alaihi wa sallam
bersabda :
البَسُوا
مِنْ ثِيَابِكُمُ البَيَاضَ، فَإِنَّهَا
مِنْ خَيْرِ ثِيَابِكُمْ، وَكَفِّنُوا
فِيهَا مَوْتَاكُمْ
“Pakailah
pakaian kalian yang berwarna putih, karena pakaian putih itu termasuk
sebaik-baik pakaian kalian, dan kafanilah jenazah kalian dengan kain
putih tersebut.”
[HR. Tirmidzi, shahih]
Hendaknya
seorang yang sedang mengenakan pakaian ihram mengingat saat-saat
nantinya dikafani dengan kain putih,
diantar ke kuburan, untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama
di dunia, meninggalkan sanak keluarga dan harta yang dicintainya
selama di dunia, hanya selembar kain kafan melekat di tubuhnya yang
akan dibawa ke kuburnya.
Wallahi,
mengingat kematian adalah perkara yang sangat bermanfaat!
Rasulullah
shallallahu
'alaihi wa sallam
bersabda :
أكثروا
ذكرَ هاذم
اللَّذَّاتِ
“Perbanyak
mengingat 'pemutus kelezatan'”. [HR.
Tirmidzi, shahih]
Maksudnya
: Perbanyak mengingat kematian!
Pakaian
ihram ini mengingatkan jamaah haji kepada kain kafan yang akan
menyelimuti jasad mereka kelak setelah meninggalnya mereka, ketika
itu tak ada bedanya antara yang miskin dan kaya, serta pejabat dan
rakyat!
Barangsiapa
yang banyak mengingat kematian dan bisa mengambil pelajaran darinya,
maka
dunia tidak akan mendominasi isi hatinya, dan dunia tidak pula
menjadi puncak ilmunya dan keinginannya. Keridhoan Allah-lah yang ia
cari, dan yang menggerakkan seluruh aktifitasnya.
Orang
yang banyak mengingat kematian dan mampu mengambil pelajaaran darinya
cita-citanya adalah masuk surga!
Benar-benar
kedua lembar kain putih ihram mengingatkan pemakainya kepada
kematian, bahwa tatkala seseorang meninggal, maka tidak
ada yang menemaninya kecuali amalnya!
Rasulullah
shallallahu
'alaihi wa sallam
bersabda :
يتبع
الميِّتَ ثلاثةٌ، فيرجع اثنان ويبقى
واحد:
يتبع
أهلُه ومالُه وعملُه، فيرجع أهلُه ومالُه،
ويبقى عملُه
“Ada
tiga perkara yang menngantar mayit (ke kuburannya), lalu akan kembali
dua darinya dan hanya tertinggal satu yang menyertainya. Tiga perkara
yang mengantarnya tersebut yaitu keluarganya, hartanya, dan amalnya.
Keluarganya, dan hartanya kembali pulang, sedangkan yang tertinggal
menemaninya hanyalah amalnya.” [HR.
Al-Bukhari dan Muslim].
Merupakan
perkara yang dimaklumi bahwa manusia butuh keluarga yang menyertai
langkah hidupnya dan butuh harta untuk bisa hidup di dunia ini.
Dan
keduanya meski menyertainya di dunia ini, namun pasti akan berpisah
dengannya.
Maka
orang yang cerdas adalah orang yang berinteraksi dengan keduanya
dalam bingkai ketaatan kepada Allah.
Ia
akan saling tolong menolong dengan keluarganya dan menggunakan
hartanya untuk taat kepada Allah Ta'ala,
inilah orang yang bahagia dunia akherat.
Sedangkan
jika keluarganya dan hartanya justru menghalanginya dan menyibukkan
dirinya dari melakukan ketaatan kepada Allah, maka ini kerugian dunia
akherat.
Allah
Ta'ala
juga berfirman :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ
أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ
ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ
فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
(9)
Hai orang-orang beriman, janganlah harta dan anak-anak kalian
melalaikan kalian dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat
demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.[Al-Munafiqun:9]
Ingat
harta dan anak-anak tak berguna kelak di akherat, apabila sesorang
tak memiliki hati yang bersih dari penyakit mengikuti hawa nafsu dan
syubhat.
Allah
Ta'ala
berfirman :
يَوْمَ
لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ
(88)
(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna
إِلَّا
مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
(89)
kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat
Renungan
: Antara kain ihram dan kain kafan !
Hendaknya
seorang yang sedang mengenakan pakaian ihram mengingat saat-saat
nantinya dikafani dengan kain putih,
-
Sebagaimana mobil dan rumah mewahnya tak dibawa saat menunaikan
ibadah haji, maka begitu pula nantinya, tak ada yang ia bawa
menghadap Rabb-nya kecuali ketakwaan !
Maka
hendaklah ia fokus menlaksanakan ibadah haji dengan sempurna, karena
itu bagian ketakwaan yang akan bermanfaat baginya saat menghadap
Rabb-nya !
-
Meski keluarga dan harta bisa menyertainya saat ia sedang menunaikan
haji, namun pasti akan berpisah dengannya saat meninggal dunia !
Maka
orang yang sedang menunaikan ibadah haji hendaknya fokus
beribadah kepada Allah tanpa terrsibukkan dengan keluarga dan
dunianya sewaktu di Tanah Suci sehingga diharapkan hajinya menjadi
haji yang mabrur.
Sedangkan
sepulang haji nantinya, janganlah
keluarga dan hartanya justru menghalanginya dan menyibukkan dirinya
dari melakukan ketaatan kepada Allah yang selama di Tanah Suci ia
sudah terbiasa dengan manisnya beribadah dan dzikrullah saat
menunaikan manasik haji.
-
Barangsiapa yang selama menunaikan ibadah haji banyak mengingat
kematian dan bisa mengambil pelajaran darinya, maka
dunia tidak akan mendominasi isi hatinya, dan dunia tidak pula
menjadi puncak ilmunya dan keinginannya. Keridhoan Allah-lah yang ia
cari, dan yang menggerakkan seluruh aktifitasnya.
Orang
yang banyak mengingat kematian selama ibadah hajinya cita-citanya
adalah masuk kedalam surga, maka sepulang haji di tanah airnya, ia
berupaya dengan sungguh-sungguh agar seluruh aktifitasnya merupakan
aktifitas yang menghantarkannya ke surga dan menjauhkannya dari api
neraka, bukan justru sebaliknya!
(Bersambung,
in sya Allah)
Post a Comment