Fiqih ringkas tentang “Jazakallahu khairan” (1)


Bismillah walhamdulillah wash shalatu was salamu 'ala Rasulillah, amma ba'du :

Bersyukur kepada Allah Ta'ala adalah sebuah kewajiban
Bersyukur atas nikmat dari Allah adalah sebuah kewajiban seorang hamba.

Barangsiapa yang mensyukuri kenikmatan yang didapatkannya, niscaya Allah Ta'ala akan tambahkan anugerah-Nya kepadanya. 
Namun, barangsiapa yang mengkufurinya, maka Allah Ta'ala ancam dengan adzab-Nya.
Allah
Ta'ala berfirman :

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

"
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhan kalian memberitahukan; "Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian, dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrrahim : 7).

Berterimakasih kepada kepada orang yang berbuat baik termasuk bentuk syukur kepada Allah Ta'ala
Sesungguhnya berterimakasih kepada orang yang berbuat baik kepada kita termasuk akhlak mulia yang diajarkan dalam agama Islam dan bagian dari bersyukur kepada Allah, karena nikmat Allah itu kita dapatkan melalui orang yang berbuat baik kepada kita tersebut.

Termasuk bentuk syukur yang terbaik adalah anda mengucapkan rasa terimakasih dengan mengatakan kepada orang yang berbuat baik kepada anda :
جزاك الله خيراً “
(Jazaakalloohu khoiron)
Semoga Allah membalasmu dengan balasan kebaikan”.

Hadits-hadits seputar ucapan “Jazakallahu khairan” dan syari'at berterimakasih kepada orang yang berbuat baik kepada kita

1. Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu 'anhuma bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
من صُنع إليه معروفٌ فقال لفاعله: جزاك الله خيراً، فقد بالغ في الثناء

Barangsiapa yang telah mendapatkan kebaikan dari seseorang, lalu ia berkata kepada pelaku kebaikan tersebut : 'Jazakallahu khairan' (semoga Allah membalasmu dengan balasan kebaikan), berarti ia telah sampai pada derajat memujinya (telah berterimakasih kepadanya dengan memujinya)”.
[HR. At-Tirmidzi, An-Nasa'i, Ibnu Hibban dan dishahihkan oleh Al-Albani].

2. Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

من أُتي إليه معروفٌ فليكافئ به، فإن لم يستطع فليذكره، فمن ذكره فقد شكره

Barangsiapa yang telah mendapatkan kebaikan dari seseorang, maka balaslah. Jika ia tidak mampu membalas kebaikannya, maka sebutlah (pelaku kebaikan karena kebaikannya), maka barangsiapa yang menyebutnya, berarti ia telah berterimakasih kepadanya”.
[HR. Ahmad, Ath-Thabarani, dan dihasankan oleh Al-Albani].

3. Dari Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu 'anhu berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
من أُولي معروفاً، فليذكره، فمن ذكره فقد شكره، ومن كتمه فقد كفره

Barangsiapa yang telah mendapatkan kenikmatan dari seseorang, maka sebutlah (pelaku kebaikan karena kebaikannya), maka barangsiapa yang menyebutnya, berarti ia telah berterimakasih kepadanya, dan barangsiapa yang menyembunyikan kebaikannya, maka berarti ia telah mengkufurinya (tidak berterimakasih kepadanya)”.
[HR. Ath-Thabarani, dan dihasankan oleh Al-Albani].

4. Dari Jabir radhiyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
من أُعطي عطاءً فوجد فليجز به، فإن لم يجد فليثنِ، فإن من أثنى فقد شكر، ومن كتم فقد كفر، ومن تحلى بما لم يُعط كان كلابس ثوبي زور

Barangsiapa yang diberi pemberian (oleh seseorang), lalu ia mendapatkan (sesuatu untuk membalasnya), maka balaslah dengannya, namun jika ia tidak mendapatkannya, maka pujilah ia, karena orang yang memuji(nya) berarti telah berterimakasih (kepadanya),dan barangsiapa yang menyembunyikan kebaikannya, maka berarti ia telah mengkufurinya (tidak berterimakasih kepadanya).
Barangsiapa menghiasi diri dengan sesuatu yang ia tidak dianugerahi dengannya, maka ia seperti memakai baju dengan dua lengan (yang bertumpuk), untuk menipu (seolah-olah ia memakai dua baju)!”

[HR. At-Tirmidzi dan beliau berkata : Ini hadits hasan gharib. Syaikh Al-Albani menghasankannya].

5. Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
إذا قال الرجلُ لأخيه:جزاك الله خيراً، فقد أبلغ في الثناء
Jika seseorang berkata kepada saudaranya : 'Jazakallahu khairan' (semoga Allah membalasmu dengan balasan kebaikan), berarti ia telah sampai pada derajat memujinya (telah berterimakasih kepadanya dengan memujinya)”.
[HR. Abdur Razzaq dan Al-Humaidi, dan dishahihkan oleh Al-Albani).

(Bersambung, in sya Allah)

Artikel www.muslim.or.id

Tidak ada komentar