Atasi corona dengan bertauhid yang sempurna! (1) - Kedudukan Tauhid dalam bangunan agama Islam



Kedudukan Tauhid dalam bangunan agama Islam
Tauhid adalah inti dan dasar agama Islam.
Tauhid adalah tujuan pengutusan para rasul 'alaihimush shalatu was salam. Allah Ta'ala berfirman :

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah sesembahan selain-Nya". (An-Nahl:36)

Tauhid adalah tujuan hidup kita dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Allah Ta'ala berfirman :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku semata (mentauhidkan-Ku dalam ibadah). (Adz-Dzaariyaat:56)

Sungguh tinggi kedudukan tauhid di tengah-tengah bangunan agama kita!

Memperbaiki tauhid seseorang di tengah-tengah keimanannya, hakekatnya adalah memperbaiki hati di tengah-tengah anggota jasad.
Jika hati itu baik, maka baik pula amalan anggota tubuh lahiriah, demikian pula, apabila tauhid seorang muslim itu baik dan sempurna, maka baik dan sempurna pula agamanya!

Tauhid adalah asas seluruh bentuk perbaikan, dan syirik adalah sebab terbesar keburukan dan musibah!
Tauhid adalah asas perbaikan sebuah negri.
Apabila sebuah negri menghadapi berbagai macam musibah, apalagi bertubi-tubi dan silih berganti, maka semestinyalah masyarakatnya segera bertaubat dari segala dosa, terutama bertaubat dari dosa syirik, karena syirik adalah dosa terbesar, keharaman yang paling haram, dan kezholiman (terhadap hak Allah) yang paling zholim sehingga syirik itu penyebab terbesar kemurkaan dan adzab Allah!
Apabila masyarakat di negri tersebut telah mengesakan dan mentauhidkan Allah dengan baik, maka akan tumbuh dari “akar pohonTauhid” dan keimanannya kepada Allah itu berbagai kebaikan dan ketaatan kepada Allah dengan ikhlas dan sesuai tuntunan Rusulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan akan membuahkan kebahagiaan dunia akherat serta rasa aman dan mendapatkan petunjuk di dunia dan akherat!

Allah Ta'ala telah membuat perumpamaan tentang pohon Tauhid di dalam Alquran.
Allah Ta'ala berfirman :

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ

(24) Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,

تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

(25) pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka ingat. (QS.Ibrahim : 24-25). 


Dalam kitab I'lamul Muwaqi'in, Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah menyatakan bahwa Jumhur Ahli Tafsir menafsirkan Kalimat thayyibah di ayat ini dengan Syahadat an La ilaha illallah.
Dengan demikian, perumpaan pohon yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah perumpamaan pohon Tauhid!
Allah Ta'ala memperumpamakan kalimat baik (kalimat thoyyibah) pada ayat ini, yaitu Syahadat an La ilaha illallah sebagai sebuah pohon yang merupakan sebaik-baik pohon, akarnya kokoh menghujam kedalam bumi dan dahan rantingnya menjulang tinggi ke langit, buahnya tak terputus, selalu ada di setiap waktu.
Akar pohon Tauhid ini menghujam kedalam bumi, maksudnya adalah dasar keimanan (tauhid) kokoh dalam hati seorang mukmin berupa ilmu tentang iman dan keyakinan yang benar.
Sedangkan dahan dan ranting pohon Tauhid adalah seluruh amalan ketaatan kepada Allah, baik berupa ucapan maupun perbuatan yang diridhoi oleh Allah, baik ucapan dan perbuatan yang lahir maupun batin.
Jadi dasar keimanan yang kokoh dalam hati menumbuhkan ucapan dan amal sholeh yang diridhoi oleh Allah.
Dahan ranting tersebut menjulang tinggi ke langit, maksudnya ucapan dan perbuatan yang diridhoi Allah tersebut terangkat ke atas, diterima oleh Allah pada setiap waktu, pagi dan sore.
Adapun buah dari pohon Tauhid ini adalah kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan akherat.
Seorang mukmin yang memiliki dasar iman yang kokoh dalam hati, ucapan serta amalnyapun sholeh serta diridhoi oleh Allah itu membuahkan kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan akherat.
Pohon Tauhid itu membuahkan buah setiap musim, maksudnya adalah buah tauhid yang berupa kebaikan dan kebahagiaan itu dirasakan terus menerus oleh seorang mukmin di setiap waktu selama iman dan tauhid seseorang masih ada dalam hatinya, sebagaimana buah di surga terus ada tak pernah habis dan selalu siap dipetik.
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan dalam kitab I'lamul Muwaqi'in tersebut :

وإذا تأملت هذا التشبيه رأيته مطابقا لشجرة التوحيد الثابتة الراسخة في القلب التي فروعها من الأعمال الصالحة الصاعدة إلى السماء ولا تزال هذه الشجرة تثمر الأعمال الصالحة كل وقت بحسب ثباتها في القلب ومحبة القلب لها وإخلاصه فيها ومعرفته بحقيقتها وقيامه بحقوقها ومراعاتها حق رعايتها

Jika anda perhatikan perumpamaan ini, maka anda akan melihat kesesuaiannya dengan pohon Tauhid yang menghujam kokoh dalam hati, cabangnya berupa amal sholeh yang naik ke langit, sedangkan pohon ini senantiasa membuahkan amal sholeh setiap waktu sesuai dengan kadar kokohnya (akar pohon) tauhid ini dalam hati dan kecintaan hati terhadapnya, keikhlasan dalam bertauhid, kadar pengetahuannya tentang hakekat (pohon) tauhid, kadar upaya memenuhi hak tauhid serta upaya menjaganya dengan sebenar-benar penjagaan”.
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah juga menegaskan dalam kitab tersebut,

والمقصود أن كلمة التوحيد إذا شهد بها المؤمن عارفا بمعناها وحقيقتها نفيا وإثباتا متصفا بموجبها قائما قلبه ولسانه وجوارحه بشهادته فهذه الكلمة الطيبة هي التي رفعت هذا العمل من هذا الشاهد أصلها ثابت راسخ في قلبه وفروعها متصلة بالسماء وهي مخرجة لثمرتها كل وقت

Maksudnya adalah kalimat tauhid ini apabila seorang mukmin bersaksi dengannya diiringi mengetahui maknanya dan hakekatnya, baik mengetahui kandungan peniadaan maupun kandungan penetapannya, bersifat dengan sifat yang menjadi konsekuensi kalimat ini, dan menunaikan tuntutan syahadat tauhid ini dengan hati, lisan maupun anggota tubuh, maka dari sisi inilah, kalimat baik (kalimat thoyyibah/kalimatut tauhid) mengangkat amalannya!
Dasar kalimat thoyyibah/kalimatut tauhid ini kokoh menghujam dalam hati, cabangnya menjulang ke langit, serta membuahkan buah setiap waktu (terus menerus)”.

Bersambung, in sya Allah

Sumber : Muslim.or.id

Tidak ada komentar