Kedudukan
Tauhid dalam bangunan agama Islam
Tauhid
adalah inti dan dasar agama Islam.
Tauhid
adalah tujuan pengutusan para rasul 'alaihimush
shalatu was salam. Allah
Ta'ala
berfirman
:
وَلَقَدْ
بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا
أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا
الطَّاغُوتَ
Dan
sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah sesembahan
selain-Nya".
(An-Nahl:36)
Tauhid
adalah tujuan hidup kita dan tujuan penciptaan jin dan manusia.
Allah
Ta'ala
berfirman
:
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُونِ
Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku semata (mentauhidkan-Ku dalam ibadah).
(Adz-Dzaariyaat:56)
Sungguh
tinggi kedudukan tauhid di tengah-tengah bangunan agama kita!
Memperbaiki
tauhid seseorang di tengah-tengah keimanannya, hakekatnya adalah
memperbaiki hati di tengah-tengah anggota jasad.
Jika
hati itu baik, maka baik pula amalan anggota tubuh lahiriah, demikian
pula, apabila tauhid seorang muslim itu baik dan sempurna, maka baik
dan sempurna pula agamanya!
Tauhid
adalah asas seluruh bentuk perbaikan, dan syirik adalah sebab
terbesar keburukan dan musibah!
Tauhid
adalah asas perbaikan sebuah negri.
Apabila
sebuah negri menghadapi berbagai macam musibah, apalagi bertubi-tubi
dan silih berganti, maka semestinyalah masyarakatnya segera bertaubat
dari segala dosa, terutama bertaubat dari dosa syirik, karena syirik
adalah dosa terbesar, keharaman yang paling haram, dan kezholiman
(terhadap hak Allah) yang paling zholim sehingga syirik itu penyebab
terbesar kemurkaan dan adzab Allah!
Apabila
masyarakat di negri tersebut telah mengesakan dan mentauhidkan Allah
dengan baik, maka akan tumbuh dari “akar pohonTauhid” dan
keimanannya kepada Allah itu berbagai kebaikan dan ketaatan kepada
Allah dengan ikhlas dan sesuai tuntunan Rusulullah shallallahu
'alaihi wa sallam,
dan akan membuahkan kebahagiaan dunia akherat serta rasa aman dan
mendapatkan petunjuk di dunia dan akherat!
Allah
Ta'ala
telah membuat perumpamaan tentang pohon Tauhid di dalam Alquran.
Allah
Ta'ala
berfirman
:
أَلَمْ تَرَ
كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً
طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا
ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ
(24)
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan
kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan
cabangnya (menjulang) ke langit,
تُؤْتِي
أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا
ۗ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ
لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
(25)
pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin
Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia
supaya mereka ingat.
(QS.Ibrahim : 24-25).
Dalam
kitab
I'lamul
Muwaqi'in,
Imam Ibnul
Qoyyim rahimahullah
menyatakan bahwa Jumhur Ahli Tafsir menafsirkan Kalimat
thayyibah
di ayat ini dengan
Syahadat an La ilaha illallah.
Dengan
demikian, perumpaan pohon yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah
perumpamaan pohon Tauhid!
Allah
Ta'ala memperumpamakan kalimat baik (kalimat
thoyyibah)
pada ayat ini, yaitu Syahadat an La ilaha illallah sebagai sebuah
pohon yang merupakan sebaik-baik pohon, akarnya kokoh menghujam
kedalam bumi dan dahan rantingnya menjulang tinggi ke langit, buahnya
tak terputus, selalu ada di setiap waktu.
Akar
pohon Tauhid ini menghujam kedalam bumi, maksudnya adalah dasar
keimanan (tauhid) kokoh dalam hati seorang mukmin berupa ilmu tentang
iman dan keyakinan yang benar.
Sedangkan
dahan dan ranting pohon Tauhid adalah seluruh amalan ketaatan kepada
Allah,
baik berupa ucapan maupun perbuatan yang diridhoi oleh Allah, baik
ucapan dan perbuatan yang lahir maupun batin.
Jadi
dasar keimanan yang kokoh dalam hati menumbuhkan ucapan dan amal
sholeh yang diridhoi oleh Allah.
Dahan
ranting tersebut menjulang tinggi ke langit, maksudnya
ucapan dan perbuatan yang diridhoi Allah tersebut terangkat ke atas,
diterima oleh Allah pada setiap waktu, pagi dan sore.
Adapun
buah dari pohon Tauhid ini adalah kebaikan dan kebahagiaan di dunia
dan akherat.
Seorang
mukmin yang memiliki dasar iman yang kokoh dalam hati, ucapan serta
amalnyapun sholeh serta diridhoi oleh Allah itu membuahkan kebaikan
dan kebahagiaan di dunia dan akherat.
Pohon
Tauhid itu membuahkan buah setiap musim, maksudnya adalah buah
tauhid yang berupa kebaikan dan kebahagiaan itu dirasakan terus
menerus oleh seorang mukmin di setiap waktu selama iman dan tauhid
seseorang masih ada dalam hatinya, sebagaimana buah di surga terus
ada tak pernah habis dan selalu siap dipetik.
Imam
Ibnul
Qoyyim
rahimahullah menjelaskan
dalam kitab I'lamul
Muwaqi'in
tersebut :
وإذا
تأملت هذا التشبيه رأيته مطابقا لشجرة
التوحيد الثابتة الراسخة في القلب التي
فروعها من الأعمال الصالحة الصاعدة إلى
السماء ولا تزال هذه الشجرة تثمر الأعمال
الصالحة كل وقت بحسب ثباتها في القلب
ومحبة القلب لها وإخلاصه فيها ومعرفته
بحقيقتها وقيامه بحقوقها ومراعاتها حق
رعايتها
“Jika
anda perhatikan perumpamaan ini, maka anda akan melihat kesesuaiannya
dengan pohon Tauhid yang menghujam kokoh dalam hati, cabangnya berupa
amal sholeh yang naik ke langit, sedangkan pohon ini senantiasa
membuahkan amal sholeh setiap waktu sesuai dengan kadar kokohnya
(akar pohon) tauhid ini dalam hati dan kecintaan hati terhadapnya,
keikhlasan dalam bertauhid, kadar pengetahuannya tentang hakekat
(pohon) tauhid, kadar upaya memenuhi hak tauhid serta upaya
menjaganya dengan sebenar-benar penjagaan”.
Imam
Ibnul
Qoyyim rahimahullah juga menegaskan dalam kitab tersebut,
والمقصود
أن كلمة التوحيد إذا شهد بها المؤمن عارفا
بمعناها وحقيقتها نفيا وإثباتا متصفا
بموجبها قائما قلبه ولسانه وجوارحه
بشهادته فهذه الكلمة الطيبة هي التي رفعت
هذا العمل من هذا الشاهد أصلها ثابت راسخ
في قلبه وفروعها متصلة بالسماء وهي مخرجة
لثمرتها كل وقت
“Maksudnya
adalah kalimat tauhid ini apabila seorang mukmin bersaksi dengannya
diiringi mengetahui maknanya dan hakekatnya, baik mengetahui
kandungan peniadaan maupun kandungan penetapannya, bersifat dengan
sifat yang menjadi konsekuensi kalimat ini, dan menunaikan tuntutan
syahadat tauhid ini dengan hati, lisan maupun anggota tubuh, maka
dari
sisi inilah, kalimat baik (kalimat thoyyibah/kalimatut tauhid)
mengangkat amalannya!
Dasar
kalimat thoyyibah/kalimatut tauhid ini kokoh menghujam dalam hati,
cabangnya menjulang ke langit, serta membuahkan buah setiap waktu
(terus menerus)”.
Bersambung,
in sya Allah
Sumber : Muslim.or.id
Post a Comment