Tauhid
adalah penangkal rasa takut dan pangkal solusi segala masalah!
Allah
Ta'ala
berfirman :
الَّذِينَ
آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ
بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ
وَهُمْ مُهْتَدُونَ
Orang-orang
yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman (tauhid) mereka dengan
kezhaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka
itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
(Al-An'am : 82)
Tafsir
keimanan adalah tauhid dan kezhaliman adalah syirik.
Rasulullah
shallallahu
'alaihi wa sallam menafsirkan
kezhaliman dalam ayat ini dengan kesyirikan, tatkala para sahabat
memahami kezhaliman disini umum mencakup seluruh bentuk kezhaliman,
syirik maupun kezhaliman terhadap diri sendiri maupun kezhaliman
terhadap makhluk lain, mereka bertanya :
“Siapakah
diantara kami yang tidak menzhalimi diri sendiri?”
Lalu
Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam
menolak pemahaman mereka terhadap ayat ini dengan bersabda :
لَيْسَ
ذَلِكَ إِنَّمَا هُوَ الشِّرْكُ أَلَمْ
تَسْمَعُوا مَا قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ
وَهُوَ يَعِظُهُ {
يَا
بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ
الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ }
Bukanlah
itu maksud kezhaliman disini, sesungguhnya maksud kezhaliman disini
hanyalah kesyirikan, tidakkah kalian mendengar tentang ucapan Luqman
kepada putranya, dan (ketika itu) beliau sedang menasehatinya :
{Wahai anakku, janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya
syirik adalah kezhaliman yang terbesar}. [HR.
Al-Bukhari].
Jika
kezhaliman di ayat ini adalah kesyirikan, maka pantas jika keimanan
di ayat inipun adalah tauhid,
Syaikh
Shalih Al-Fauzan hafizhahullah
dalam
kitab Mulakhkhashnya
berkata :
{ﺁﻣﻨﻮا}:
ﺻﺪﻗﻮا
ﺑﻘﻠﻮﺑﻬﻢ ﻭﻧﻄﻘﻮا ﺑﺄﻟﺴﻨﺘﻬﻢ،
ﻭﻋﻤﻠﻮا ﺑﺠﻮاﺭﺣﻬﻢ، ﻭﺭﺃﺱ ﺫﻟﻚ
اﻟﺘﻮﺣﻴﺪ
{ﻳﻠﺒﺴﻮا
ﺇﻳﻤﺎﻧﻬﻢ}:
ﻳﺨﻠﻄﻮا
ﺗﻮﺣﻴﺪﻫﻢ
“{orang-orang
yang beriman}, maksudnya adalah orang-orang yang membenarkan
kebenaran dengan hati mereka dan mengucapkannya dengan lisan mereka
dan mengamalkannya dengan anggota tubuh mereka, sedangkan pokok
keimanan adalah tauhid.
{mencampuradukkan
keimanan mereka}, maksudnya adalah mencampuradukkan tauhid mereka.”
Tafsir
keamanan dan petunjuk meliputi di dunia maupun di akherat
Berkata
Ibnu Katsir
rahimahullah :
أي
:
هؤلاء
الذين أخلصوا العبادة لله وحده لا شريك
له ، ولم يشركوا به شيئا هم الآمنون يوم
القيامة ، المهتدون في الدنيا والآخرة
“Maksudnya
: orang-orang yang memurnikan ibadah hanya untuk Allah semata, tidak
ada sekutu bagi-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun,
mereka adalah orang-orang yang aman pada hari kiamat dan mendapatkan
petunjuk/solusi di dunia dan akherat ”
Ibnu
Utsaimin rahimahullah
berkata
:
وإن
كان كثير من المفسرين قالوا أولئك لهم
الأمن في الآخرة والهداية في الدنيا
والصواب أن الآية عامة لا بالنسبة للأمن
ولا بالنسبة للهداية في الدنيا والآخرة
“Meskipun
banyak dari kalangan Ahli Tafsir yang menyatakan bahwa mereka
orang-orang yang beriman mendapatkan keamanan di akherat dan
hidayah/solusi di dunia, namun tafsiran yang benar bahwa ayat ini
umum, baik masalah keamanan maupun hidayah/solusi, semuanya di dunia
sekaligus akherat.”
Syaikh
Abu Bakr Al-Jazairi rahimahullah
menafsirkan
dalam
kitab Tafsirnya
:
﴿أُوْلَٰئِكَ
لَهُمُ ٱلأَمْنُ﴾ أي في الدنيا والآخرة
“{Mereka
itulah yang mendapatkan keamanan} maksudnya (keamanan) di dunia dan
di akherat.”
Berkata
Syaikh Abdullah Al-Ghunaiman
rahimahullah :
((أولئك
لهم الأمن))
الأمن
التام الذي لا ينالهم معه عذاب في الدنيا
ولا في القبر ولا في الآخرة
“{Mereka
itulah yang mendapatkan keamanan} maksudnya keamanan sempurna,
dengannya mereka tidak mendapatkan adzab di dunia, di alam kubur
maupun di akherat.”
Kesimpulan
:
Dari
keterangan para ulama rahimahumullah
menunjukkan
balasan bagi orang yang mentauhidkan Allah dan bersih dari kesyirikan
adalah
1.
Mendapatkan keamanan di dunia dan akherat.
2.
Mendapatkan petunjuk di dunia dan akherat.
Tafsir
bentuk keamanan dan petunjuk
Syaikh
Shaleh Alusy-Syaikh hafizhahullah
menjelaskan bentuk rasa aman dan petunjuk yang didapatkan oleh Ahli
Tauhid di dunia dan akherat adalah sebagai berikut
:
“Kalau
ada orang yang mengatakan: keamanan di dunia, maka kami paham, yaitu
keamanan diri (jiwa), tidak diganggu orang lain, kekuatan hati,
keamanan masyarakat, keamanan negara, dan keamanan daerah, semua ini
termasuk kedalam keamanan (yang dimaksud dalam ayat).
Demikian
pula hidayah di dunia, yaitu dengan mendapatkan taufik untuk beramal
shalih, mengenal kebenaran sebagai kebenaran dan anugerah dari Allah
untuk hamba-Nya dengan mengikuti kebenaran, serta melihat kebatilan
sebagai sebuah kebatilan dan anugerah dari Allah untuk hamba-Nya
dengan mampu menjauhinya. Hal ini juga mudah dipahami.
Keamanan
di akherat dengan tidak merasa takut, tidak bersedih, dan tidak masuk
kedalam neraka, hal ini juga mudah dipahami.
Namun
bagaimana hidayah di akherat? Bukankah taklif (tugas melaksanakan
Syari'at Islam) telah selesai? Taklif telah selesai, maka apakah ada
hidayah (petunjuk) di akherat?”
Lalu
Syaikh menyampaikan Surat Muhammad : 4-6, dan berkata :
هذه
الهداية هي الهداية في الآخرة، فسَّرها
أهل العلم بالتفسير وأهل العلم بالتوحيد،
بأنّها الهداية بسلوك الصراط حين وُرود
الظلمة.......فإذن
هناك هداية لطريق الجنة في الآخرة هذه
تحصل بحسب قوة التوحيد، فكلَّما قوي
التوحيد كلما قويت الهداية وقوي النور
في الدنيا وفي الآخرة
Hidayah
ini maksudnya adalah hidayah di akhirat. Ulama Ahli Tafsir dan ulama
Ahli Tauhid menafsirkan bahwa hidayah (di akhirat) maksudnya adalah
petunjuk meniti jembatan Ash-Shirot, tatkala adanya
kegelapan.....Jadi, disana ada petunjuk jalan ke surga di akherat,
hidayah ini didapatkan sesuai dengan kekuatan tauhid seeseorang,
semakin kuat tauhid seseorang, maka semakin kuat pula petunjuk dan
cahaya di dunia dan akherat.”
Hal
ini sama dengan ketika para ulama Ahli Tafsir menafsirkan firman
Allah dalam surat Muhammad
tentang petunjuk bagi orang-orang yang telah meninggal syahid di
jalan Allah :
وَالَّذِينَ
قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَلَنْ
يُضِلَّ أَعْمَالَهُمْ
(4)
Dan
orang-orang yang syahid pada jalan Allah, Allah tidak akan
menyia-nyiakan amal mereka.
سَيَهْدِيهِمْ
وَيُصْلِحُ بَالَهُمْ
(5)
Allah
akan memberi pimpinan kepada mereka dan memperbaiki keadaan mereka,
وَيُدْخِلُهُمُ
الْجَنَّةَ عَرَّفَهَا لَهُمْ
(6)
dan
memasukkan mereka ke dalam jannah yang telah diperkenalkan oleh-Nya
kepada mereka.
Dalam
kitab tafsir karya Asy-Syaukani rahimahullah
disebutkan
perkataan Abul 'Aliyah :
قَدْ
تَرِدُ الهِدايَةُ، والمُرادُ بِها
إرْشادُ المُؤْمِنِينَ إلى مَسالِكِ
الجِنانِ والطَّرِيقِ المُفْضِيَةِ
إلَيْها، وقالَ ابْنُ زِيادٍ:
يَهْدِيهِمْ
إلى مُحاجَّةِ مُنْكَرٍ ونَكِيرٍ
“Terkadang
disebutkan hidayah dan yang dimaksudkan adalah petunjuk bagi kaum
mukminin kepada jalan surga dan jalan yang mengantarkan kepadanya.
Ibnu
Ziyadpun menafsirkan : Allah memberi petunjuk kepada mereka untuk
bisa menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir”.
Kesimpulan
:
Keamanan
:
Di
dunia:
dengan
tentram hatinya dari berbagai
rasa takut (krisis)
yang mengancam jiwa,
masyarakat, maupun negara, baik bentuknya krisis moral/mental, krisis
moneter, maupun krisis keamanan. Demikian pula aman dari adzab di
dunia.
Di
akherat:
dengan
selamat dari siksa, sejak di alam kubur sampai surga,
yaitu
selamat
dari siksa di
alam kubur dan selamat dari siksa
Neraka.
Petunjuk
(hidayah):
Di
dunia:
berupa
hidayah Irsyad (ilmu) dan Taufik (amal), hidayah meniti shirot
mustaqim dan
mendapatkan solusi Syar'i dalam menghadapi berbagai problematika di
dunia.
Di
Akherat:
Petunjuk
menjawab pertanyaan di alam kubur, petunjuk meniti
shiroth di atas jahannam, serta
kemudahan
jalan menunju Surga.
Penjelasan
kualitas keamanan dan petunjuk yang didapatkan oleh Ahli Tauhid
Berdasarkan
gabungan dari seluruh dalil-dalilnya, maka ulama menyimpulkan bahwa
kadar keamanan dan petunjuk yang didapatkan oleh Ahli Tauhid adalah
sebagaimana yang dirinci oleh As-Sa'di rahimahullah
dalam
kitab Tafsirnya :
فإن
كانوا لم يلبسوا إيمانهم بظلم مطلقا، لا
بشرك، ولا بمعاص، حصل لهم الأمن التام،
والهداية التامة
“1.
Apabila mereka (Ahli Tauhid) tidak mencampuradukkan keimanan mereka
dengan kezhaliman sama sekali, tidak dengan kesyirikan maupun tidak
dengan kemaksiatan, maka mereka mendapatkan keamanan sempurna dan
hidayah sempurna.
وإن
كانوا لم يلبسوا إيمانهم بالشرك وحده،
ولكنهم يعملون السيئات، حصل لهم أصل
الهداية، وأصل الأمن، وإن لم يحصل لهم
كمالها
2.
Namun jika mereka tidak mencampuradukkan keimanan mereka dengan
kesyirikan saja dan mereka melakukan keburukan (dosa dibawah syirik),
maka mereka mendapatkan dasar hidayah dan dasar keamanan, (dan) tidak
mendapatkan keamanan dan hidayah yang sempurna.
ومفهوم
الآية الكريمة، أن الذين لم يحصل لهم
الأمران، لم يحصل لهم هداية، ولا أمن، بل
حظهم الضلال والشقاء
Dan
mafhum ayat yang mulia inipun menunjukkan bahwa mereka yang tidak
termasuk dalam keduanya (no.1 & 2), maka mereka tidak mendapatkan
hidayah dan keamanan, bahkan nasibnya adalah sesat dan celaka.”
Berkata
Syaikh Sulaiman rahimahullah
dalam
Taisirul 'Aziz
rahimahullah
:
من
أتى به تاما فله الأمن التام والاهتداء
التام ودخل الجنة بلا عذاب
“1.
Barangsiapa melaksanakan tauhid dengan sempurna, maka ia mendapatkan
keamanan sempurna dan petunjuk sempurna, serta masuk surga tanpa
adzab
ومن
أتى به ناقصا بالذنوب التي لم يتب منها
فإن كانت صغائر كفرت باجتناب الكبائر
لآية النساء والنجم
“2.
Barangsiapa melaksanakan tauhid tidak sempurna karena dosa yang ia
tidak bertaubat darinya, apabila dosa itu dosa kecil, maka terlebur
dengan menghindari dosa besar, sebagaimana disebutkan dalam An-Nisa'
dan An-Najm.”
وإن
كانت كبائر فهو في حكم المشيئة إن شاء
الله غفر له وإن شاء عذبه ومآله إلى الجنة
والله أعلم
“3.
Apabila yang dilakukan itu dosa besar, maka tergantung kehendak
Allah, jika Allah menghendaki mengampuni, maka Allah akan
mengampuninya. Namun jika Allah menghendaki mengadzabnya, maka Allah
akan mengadzabnya, hanya saja tempat akhirnya pasti di surga. Wallahu
a'lam.”
Kesimpulan
:
Balasan
bagi orang yang mentauhidkan Allah dengan tauhid yang sempurna -yaitu
dengan menghindari kesyirikan dan kemaksiatan atau bertaubat darinya
jika terlanjur jatuh kedalamnya- adalah
1.
Mendapatkan keamanan dari segala hal yang menakutkan, baik di dunia
maupun di akherat.
2.
Mendapatkan petunjuk/solusi di dunia dalam menghadapi berbagai
masalah dan mendapatkan petunjuk di akherat sehingga selamat
menjalani prosesi hari akhir sampai masuk kedalam surga. (Sumber : Muslim.or.id)
Bersambung,
in sya Allah
Post a Comment