Resep manjur sembuh dari penyakit waswas! (2)
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Bismillah wal hamdulillah, wash shalatu was salamu 'ala Rasulillah, amma ba'du :
Hadits Kedua
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
يأتي الشيطان أحدكم فيقول: من خلق كذا وكذا حتى يقول له: من خلق ربك؟ فإذا بلغ ذلك فليستعذ بالله ولينته
“Setan datang kepada salah seorang diantara kalian, lalu berkata :
'Siapa yang menciptakan ini dan itu?', hingga dia berkata : 'Siapa yang menciptakan Tuhan-mu?'
Jika telah sampai pada pikiran ini, maka hendaklah ia memohon perlindungan kepada Allah dan berhentilah dari pikiran tersebut!” [HR. Muslim]
Penjelasan
Apabila muncul waswas pada hati seseorang berupa tanya jawab yang terus menerus dalam hatinya, misalnya muncul dalam hati seseorang tanya jawab berikut ini :
“Siapa yang menciptakan langit?”, lalu dijawab oleh hatinya : “Allah!”, lalu muncul lagi :
“Siapa yang menciptakan bumi?”, lalu dijawab oleh hatinya : “Allah!”, demikian seterusnya, sampai pada lintasan yang buruk :
“Siapa yang menciptakan Allah?”, ketahuilah ini adalah waswas setan,
maka segera ucapkan “A'uudzu billaah minasy-syaitoonir rajiim” dengan meyakini bahwa Allah Maha Kuasa melindungi hamba-Nya dari waswas setan dan bahwa tipudaya dan waswas setan itu lemah.
Allah Ta'ala berfirman :
إِنَّ
كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا
"Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah" [An-Nisa': 76]
Dan hendaklah ia segera berhenti dari pikiran buruk itu, sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas, dan makna “berhenti” dalam hadits tersebut adalah :
1. Tidak meneruskan dan tidak meladeni pikiran waswas yang buruk serta tidak meyakini kebenarannya, meskipun penderita yang sering dan dikuasai waswas tersebut menduga kuat bahwa waswas dalam hatinya itu benar!1
Hal ini berlaku dalam masalah aqidah, ibadah dan mu'amalah, sehingga
- jika ada waswas :
“Ada yang menciptakan Allah”, maka yakini : “Tidak benar!
Allah bukan makhluk, justru Allah-lah satu-satunya Sang Pencipta!”,
- jika sering waswas setelah wudhu' : “Kamu belum basuh tanganmu”, yakini “Aku sudah basuh!”,
- jika sering waswas tentang shalat : “Sudah berniat atau belum”, yakini : “Sudah berniat”,
“3 atau 4 raka'at”, yakini : “4 raka'at!”, meskipun menduga kuat 3 raka'at, karena ia telah dikuasai waswas sehingga pikirannya sudah tidak normal! Sebagaimana hal ini telah dijelaskan oleh An-Nafrawi rahimahullah, salah seorang ulama mazhab Malikiyyah, dalam kitabnya Al-Fawakih Ad-Dawani.2
- Jika sering waswas dalam cerai : “Jangan-jangan ucapanku barusan termasuk talaq kinayah”, yakini : “Saya tidak mencerai istriku!”
2. Mengalihkan pikiran dan hati kepada kesibukan yang bermanfaat, sebagaimana hal ini telah dijelaskan oleh Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Barinya saat menjelaskan makna “berhenti” dalam hadits di atas3,
Maka alihkan pikiran dan hati kepada kesibukan yang bermanfaat seperti : bertaubat kepada Allah dari segala dosa, dzikrullah, istighfar dan baca Alquran serta aktifitas lainnya yang bermanfaat, termasuk aktifitas duniawi.
Dengan demikian, hindari menyendiri dan menutup diri, karena hal itu akan memperparah penyakit waswas.
Kesimpulan Hadits Kedua
1. Pikiran dan lintasan hati kekufuran seperti itu waswas dari setan yang ingin mengajak manusia kekal di neraka!
2. Resep menghilangkannya mudah, yaitu: berdoa memohon perlindungan kepada Allah dan berhenti dari wawas setan tersebut, dengan makna “berhenti” yang telah dijelaskan di atas!
(Bersambung, in sya Allah)
Post a Comment