BAGAN TINGKATAN IMAN/TAUHID (2)
Bismillah wal
hamdulillah, wash shalatu was salamu 'ala Rasulillah, amma ba'du :
Dari tafsir ayat dan syarah hadits yang telah disebutkan sebelumnya, maka tingkatan iman dapat digambarkan kedalam bagan sebagai berikut :
Penjelasan :
Tingkatan iman terbagi menjadi dua :
Dasar Iman & Kesempurnaan Iman, berikut penjelasannya :
1. Dasar Iman :
Yaitu batasan minimal kesahan iman,
tidaklah ada keimanan jika tanpanya.
Dalilnya adalah Alquran surat Fathir : 32 bagian zhalim linafsih,
Al-Hujurat : 14 tentang status muslim Al-A’rab, dan ashabul masy’amah
dalam Al-Waqi’ah:9, serta hadits Malaikat Jibril ‘alaihis salam tentang Islam.
Ciri khasnya :
ü Tingkatan ini disebut dengan أصل الإيمان atau الإيمانُ المجمَلُ atau مُطلَق الإيمانِ
ü Seseorang yang memiliki dasar iman saja -tidak menunaikan kesempurnaan iman yang wajib- disebut sebagai ashabul masy’amah (golongan kiri), sebagaimana diisyaratkan oleh pakar Tafsir dari kalangan Sahabat, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, dan disebutkan oleh pakar Tafsir dari kalangan Tabi’in, Mujahid rahimahullah dalam Tafsir At-Thabari.
2. Kesempurnaan iman, ada
2 macam :
A. Kesempurnaan iman yang wajib
Dalilnya adalah Alquran surat Fathir : 32 bagian Muqtashid,
dan Ashabul Maimanah dalam Al-Waqi’ah: 8, serta hadits Malaikat Jibril ‘alaihis salam tentang Iman.
Ciri khasnya :
ü Tingkatan ini disebut dengan الواجِب الإيمان كمال atau الواجِبالإيمان atau الإيمانَ المفَصَّل atau الإيمان المُطلَقatau حقيقة الإيمان
ü Pelakunya disebut Muqtashid (golongan pertengahan) atau Ashabul Maimanah (golongan kanan) atau Mukmin (golongan yang sampai derajat Iman).
ü Tingkatan kesempurnaan iman yang wajib ini mengenal status bisa berkurang dan bisa bertambah.
ü Tingkatan ini diraih dengan meninggalkan syirik & setingkatnya, bid'ah dan maksiat sehingga bersih dari seluruh dosa di akhir hayat seorang hamba.
ü Makna “bersih dari seluruh dosa” adalah meninggal dalam keadaan sudah bertaubat dari seluruh dosa, atau dosanya sudah terlebur dengan pelebur (mukaffirat) dosa.
B. Kesempurnaan iman yang sunnah
Dalilnya adalah Alquran surat Fathir : 32 bagian sabiqun bil
khairat, dan Assabiqun dalam Al-Waqi’ah: 10, serta hadits Malaikat
Jibril ‘alaihis
salam
tentang Ihsan.
Ciri khasnya :
ü Tingkatan ini disebut dengan المستحَب الإيمان كمال atau الإيمانُ المستحَبُّ
Golongan ini sudah sampai pada sikap berusaha senantiasa ucapannya, perbuatannya, keyakinannya serta seluruh gerak-geriknya itu Lillahi Ta’ala dengan meninggalkan sesuatu yang tidak apa-apa (mubah) karena khawatir (berakibat) ada apa-apanya (makruh/haram).
Hatinya benar-benar menghadap kepada Allah secara totalitas, tidak terdapat kecondongan kepada selain Allah sehingga seluruh gerakan diusahakan karena Allah Jalla Jalaaluh.
ü Jika tingkatan iman ini ditinggalkan, pelakunya tidaklah berdosa, namun terluput kesempurnaan iman yang sunnah dan terluput pahala besar.
KESIMPULAN :
ü Tingkatan iman
dan orang yang beriman terbagi menjadi tiga tingkatan : 1. Muslim yang
menzhalimi diri sendiri, 2. Mukmin golongan pertengahan, dan 3. Muhsin yang
bersegera dalam kebaikan.
ü Masing-masing
dari ketiga tingkatan ini masih bertingkat-tingkat derajat pelakunya
didalamnya, sebagaimana hal ini dinyatakan Syaikh As-Sa’di rahimahullah dalam
At-Taudhih wal Bayan li Syajaratil Iman.
ü Paling afdhol
dari seluruh ketiga tingkatan tersebut adalah Ulul ‘Azmi minar Rusul ‘alaihimush
shalatu was salamu dan paling rendahnya adalah pelaku dosa besar dari
kalangan Ahli Tauhid, sebagaimana dijelaskan Al-Hafizh Al-Hakami rahimahullah
dalam Ma’arajil Qobul.[4]
Semoga Allah Ta’ala
menganugerahkan kesempurnaan iman yang sunnah kepada penulis dan pembaca sehingga
dapat masuk surga tanpa hisab tanpa adzab. Amiin.
الحمد
لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
Sumber : www.muslim.or.id
[1] https://dorar.net/aqadia/3282
[2] At-Tamhid, Bab ke-3, Syaikh Shaleh Alusy
Syaikh rahimahullah.
[3] https://dorar.net/aqadia/3284
[4] https://dorar.net/aqadia/3280
Post a Comment