💎 Mengenal lebih dekat Kunci Surga ! 💎
Mengenal lebih dekat Kunci Surga !
Bismillah walhamdulillah wash shalatu was
salamu 'ala Rasulillah, amma ba'du:
I.
Apakah kunci Surga itu?
Dalam Shahihul
Bukhari :
Disebutkan
kepada Wahb bin Munabbih :
أَلَيْسَ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ مِفْتَاحُ الْجَنَّةِ
Bukankah La ilaha illallah adalah kunci Surga?
Beliau
menjawab :
بَلَى وَلَكِنْ لَيْسَ مِفْتَاحٌ إِلاَّ لَهُ أَسْنَانٌ فَإِنْ جِئْتَ
بِمِفْتَاحٍ لَهُ أَسْنَانٌ فُتِحَ لَكَ وَإِلاَّ لَمْ يُفْتَحْ لَكَ
Ya benar, namun tidak ada kunci kecuali pasti memiliki gigi, karena
jika anda membawa kunci yang bergigi
akan terbuka pintu untuk anda, namun jika tidak, maka tidak akan terbuka pintu
untuk anda.
II.
Mengapa لا إله إلا الله
kunci Surga?
La ilaha
illallah itu kunci Surga, karena :
La ilaha illallah
itu asas diterimanya amal shaleh, maka tidaklah diterima suatu amal dari orang
yang tidak bersaksi La ilaha illallah, karena Surga tertutup untuknya, dan
Surga mustahil dibuka kecuali untuk orang yang mentauhidkan Allah Ta’ala
, Allah Ta’ala berfirman :
وَقَدِمْنَآ
اِلٰى مَا عَمِلُوْا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنٰهُ هَبَاۤءً مَّنْثُوْرًا
Dan Kami akan perlihatkan segala
amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan jadikan amal itu (bagaikan) debu yang
beterbangan. [Al-Furqon : 23]
Dan
barangsiapa yang ingin berjumpa dengan Allah dengan selamat, maka wajib dia
menghindari syirik dalam mentauhidkan Allah Ta’ala, Allah Ta’ala berfirman
:
فَمَنْ كَانَ
يَرْجُوْا لِقَاۤءَ رَبِّهٖ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَّلَا يُشْرِكْ
بِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًا ࣖ
Maka barangsiapa mengharap pertemuan
dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan amal sholeh dan janganlah dia
mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” [Al-Kahfi
: 110]
III. لا إله إلا الله kunci Surga, lalu apakah gigi-gigi kuncinya?
Gigi kunci
Surga adalah pengamalan Syari’at Islam, yaitu setidaknya melaksanakan yang
wajib dan meninggalkan yang haram.
Serta
menjadi lebih sempurna dengan melaksanakan yang sunnah, meninggalkan yang
makruh serta sebagian yang halal. Sebagaimana Hadits dalam Shahihul Bukhari
dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu :
Bahwa ada seorang A’rabi menemui
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu dia bertanya kepada beliau :
دُلَّنِي علَى عَمَلٍ إذَا عَمِلْتُهُ دَخَلْتُ الجَنَّةَ
Tunjukkan kepadaku sebuah amal shaleh yang jika aku melakukannya
akan masuk kedalam Surga!
Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda :
تَعْبُدُ اللَّهَ لا تُشْرِكُ به شيئًا، وتُقِيمُ الصَّلَاةَ
المَكْتُوبَةَ، وتُؤَدِّي الزَّكَاةَ المَفْرُوضَةَ، وتَصُومُ رَمَضَانَ
Engkau beribadah kepada Allah,
jangan kau sekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, engkau tegakkan shalat wajib, engkau
tunaikan zakat yang telah diwajibkan, dan engkau berpuasa Ramadhan!
Orang tersebut berkata :
والذي نَفْسِي بيَدِهِ لا أزِيدُ علَى هذا
Demi Allah Yang jiwaku ada di tangan-Nya! Aku tidak akan menambah
amalan shaleh selainnya.
Tatkala dia pergi, bersabdalah Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam :
مَن سَرَّهُ أنْ يَنْظُرَ إلى رَجُلٍ مِن أهْلِ الجَنَّةِ،
فَلْيَنْظُرْ إلى هذا
Barangsiapa yang ingin melihat salah
satu penduduk Surga, maka lihatlah orang ini! [Shahihul Bukhari]
IV.
Syarat لا إله إلا الله
Syarat La
ilaha illallah ada tujuh :
1.
Ilmu lawan dari tidak tahu
2.
Yaqin lawan dari ragu
3.
Ikhlash lawan dari syirik dan riya’
4.
Jujur lawan dari dusta
5.
Cinta lawan dari benci
6.
Menerima lawan dari menolak
7.
Tunduk taat kepada Allah, lawan dari
meninggalkan ketundukan dan ketaatan kepada Allah.
V.
Makna Kalimat Tauhid لا إله إلا الله
Maknanya :
لا معبود حق إلا الله ATAU لا معبود بحق إلا الله
“Tidak ada
sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah”.
VI. Rukun &
Tafsir لا إله إلا الله
Rukun لا إله إلا الله ada dua
•
Rukun Nafi (لا إله )
•
Rukun Itsbat (إلا الله)
Tafsir لا إله إلا الله , ditinjau dari rukunnya
•
Tafsir لا إله
•
Tafsir إلا الله
Sebagaimana
kita telah ketahui bahwa Tafsir Kalimat Tauhid, ditinjau dari global tidaknya terbagi
dua : global & terperinci, maka berikut ini kami akan sampaikan tafsir لا إله إلا الله secara global:
VII. Tafsirلا إله secara global
•
Rukun Peniadaan (Nafi) :
Meniadakan seluruh sesembahan selain Allah
dan meniadakan peribadatan kepada selain Allah.
•
Tidak boleh mempersembahkan ibadah (baik
ibadah lahir maupun batin) kepada selain Allah.
•
Barangsiapa yang mempersembahkan satu saja
darinya kepada selain Allah, maka ia dikatakan telah menyembahnya dan menjadi
hamba selain Allah tersebut sehingga batal keislamannya.
•
Dalam rukun nafi ini terkandung benci
kepada syirik dan pelakunya karena kesyirikannya, dengan tetap tidak boleh
menzholiminya dan tetap berlaku adil dan baik kepadanya selama ia tidak
memerangi kaum muslimin, guna menampakkan keindahan Islam.
VIII. Tafsir إلا الله secara global
•
Rukun Penetapan (Itsbat) :
Menetapkan satu-satunya sesembahan yang haq
adalah Allah saja & menetapkan ibadah hanya ditujukan kepada Allah Ta’ala
semata.
•
Maka, seluruh tuhan selain Allah itu batil
dan wajib mempersembahkan ibadah, baik ibadah lahir maupun batin kepada Allah
semata.
•
Apapun jenis ucapan maupun perbuatan, lahir
maupun batin, jika telah sampai pada kategori ibadah, maka wajib dipersembahkan
kepada Allah semata.
•
Dalam rukun Itsbat terdapat cinta kepada
Allah, Tauhid kemudian cinta Ahli Tauhid.
IX. Dalil-dalil tentang Tafsir Kalimat Tauhid
Tafsir Kalimat Tauhid, ditinjau dari global tidaknya
•
Tafsir Global
•
Tafsir Terperinci
Mengapa Tafsir Kalimat Tauhid terbagi dua ?
Hal itu
dikarenakan dalil-dalil dalam Alquran Al-Karim & Al-Hadits tentang Tauhid ada dua macam :
1.
Dalil Global
2.
Dalil Terperinci
Sedangkan
seluruh dalil-dalil tentang Tauhid dalam Alquran Al-Karim & Al-Hadits itu
hakekatnya menjelaskan tentang Kalimat Tauhid La ilah illallah.
X. Dalil-dalil tentang Tafsir Kalimat Tauhid secara global
Berikut ini
kami akan sampaikan contoh beberapa dalil tentang tafsir Kalimat Tauhid secara
global :
•
QS. Az-Zukhruf : 26-27
•
QS. An-Nahl : 36
•
QS. Al-Israa`: 23
•
QS. An-Nisaa`: 36
•
QS. Adz-Dzaariyaat : 56
Allah Ta’ala berfirman :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا
اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَۚ
Dan sungguh, Kami telah mengutus
seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan
jauhilah sesembahan selain Allah” [QS. An-Nahl : 36]
Allah Ta’ala berfirman :
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهِيْمُ لِاَبِيْهِ وَقَوْمِهٖٓ اِنَّنِيْ بَرَاۤءٌ
مِّمَّا تَعْبُدُوْنَۙ اِلَّا الَّذِيْ فَطَرَنِيْ فَاِنَّهٗ سَيَهْدِيْنِ
26.
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya dan kaumnya, “Sesungguhnya
aku benci terhadap sesembahan yang kalian sembah,
27.
kecuali (kalian menyembah) Allah yang menciptakanku, karena sungguh,
Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” [QS. Az-Zukhruf : 26-27]
Allah Ta’ala berfirman :
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ
Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar
kalian jangan menyembah selain Dia. [QS. Al-Israa`: 23]
Allah Ta’ala berfirman :
وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا
Dan sembahlah Allah dan janganlah kalian
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. [QS. An-Nisaa`: 36]
Allah Ta’ala berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku saja. [QS. Adz-Dzaariyaat : 56]
XI. Dalil-dalil tentang Tafsir Kalimat
Tauhid secara rinci
Dalil-dalil
tentang tafsir Kalimat Tauhid secara terperinci itu hakekatnya adalah seluruh
dalil yang secara detail atau spesifik menjelaskan bentuk mentauhidkan Allah
dalam keyakinan, ucapan dan perbuatan serta dalil-dalil yang menjelaskan bentuk
kesyirikan dalam keyakinan, ucapan dan perbuatan secara detail atau spesifik.
Berikut ini
kami akan sampaikan contoh beberapa dalil tentang tafsir Kalimat Tauhid secara
rinci :
1. Dalil
tentang larangan cinta syirik
Allah Ta’ala
berfirman :
وَمِنَ
النَّاسِ مَنْ يَّتَّخِذُ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَنْدَادًا يُّحِبُّوْنَهُمْ
كَحُبِّ اللّٰهِ ۗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَشَدُّ حُبًّا لِّلّٰهِ
Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah
sebagai tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun
orang-orang yang beriman lebih besar cintanya kepada Allah. [Al-Baqarah: 165].
2.
Dalil
tentang menutup pintu kesyirikan dalam masalah ibadah menyembelih hewan
Tsabit bin Dhahhak radhiyallahu
'anhu berkata:
Ada seseorang yang bernadzar akan
menyembelih
unta di daerah Buwanah, lalu ia bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam, maka Nabi balik bertanya:
هل كان فيه وثن من أوثان الجاهلية
يعبد؟
“Apakah di tempat itu ada
berhala Jahiliyyah yang pernah disembah (oleh mereka)?”, para sahabat
menjawab: "Tidak".
Nabipun bertanya lagi:
فهل كان فيها عيد من أعيادهم؟
“Apakah di tempat itu pernah
dirayakan hari raya mereka?”, para sahabatpun menjawab: "Tidak",
maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun menjawab:
أوف بنذرك فإنه لا وفاء بنذر في
معصية الله ولا فيما لا يملك ابن آدم
“Tunaikan nadzarmu itu, karena
nadzar itu tidak
boleh dilaksanakan dalam bermaksiat kepada Allah,
dan dalam sesuatu yang tidak dimiliki oleh seseorang”. [HR. Abu Dawud,
Shahih].
3.
Dalil
tentang larangan ruqyah syirik
Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu beliau
berkata: 'Saya telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
إن الرقى
والتمائم والتوَلة شرك
“Sesungguhnya (menggunakan) ruqyah (yang
mengandung kesyirikan), tamimah dan tiwalah adalah syirik!”'. [HR. Abu
Dawud dan Ibnu Majah. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani].
4.
Dalil tentang larangan kesyirikan jimat gelang
Imran bin Husain radhiyallahu
'anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melihat
seorang laki-laki memakai gelang yang terbuat dari kuningan, kemudian beliau
bertanya:
(( مَا هَذِهِ؟ قَالَ:
مِنَ الوَاهِنَةِ، فَقَالَ: انْزعْهَا فَإِنَّهَا لاَ تَزِيْدُكَ إِلاَّ وَهْنًا،
فَإِنَّكَ لَوْ متَّ وَهِيَ عَلَيْكَ مَا أَفْلَحْتَ أَبَدًا ))
“Untuk apa (gelang) ini?
Orang laki-laki itu menjawab: “Untuk menangkal penyakit lemah badan”,
lalu Nabi bersabda: “Lepaskan gelang itu, karena sesungguhnya ia tidak akan
menambah kecuali kelemahan pada dirimu, dan jika kamu mati sedangkan gelang ini
masih ada pada tubuhmu, maka kamu tidak akan beruntung selama-lamanya.” [HR.
Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim, dishohihkan beliau dan disetujui Adz-Dzahabi].
XII. Tafsir Tauhid, ditinjau dari lafazh
atau lawannya
1.
Tafsir Lafazh (Makna Tauhid)
Maksudnya : Kelompok dalil yang menafsirkan kata “Tauhid” secara
langsung.
Contoh :
Firman Allah Ta'ala dalam surat Al-Israa`:57
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَىٰ
رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ
“Sesembahan-sesembahan, yang musyrikin beribadah
kepada mereka itu, sesembahan-sesembahan itu sendiri memohon kebutuhan mereka
hanya kepada Tuhan mereka...”
Disini terdapat tafsir Tauhid dengan menjelaskan salah
satu bentuknya, yaitu: bahwa Para Nabi, Malaikat dan Orang-orang shalih yang
disembah oleh kaum musyrikin itu mereka sendiri justru berdoa memohon kebutuhan
hanya kepada Allah Ta'ala.
2.
Tafsir Lawan (Makna Syirik)
Maksudnya : Kelompok dalil yang menafsirkan kata “Tauhid” secara
tidak langsung, dengan cara menafsirkan lawan Tauhid, yaitu syirik. Setelah
diketahui makna syirik, barulah disimpulkan bahwa Tauhid itu kebalikan dari
tafsiran syirik tersebut.
Contoh :
Allah Ta’ala berfirman :
اِتَّخَذُوْٓا اَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ
اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَالْمَسِيْحَ ابْنَ مَرْيَمَۚ وَمَآ اُمِرُوْٓا
اِلَّا لِيَعْبُدُوْٓا اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ سُبْحٰنَهٗ
عَمَّا يُشْرِكُوْنَ
Mereka menjadikan
orang-orang alim (Yahudi), dan rahib-rahibnya (Nasrani) sebagai tuhan selain
Allah, dan (juga) Al-Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah
Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada tuhan selain Dia. Mahasuci Dia dari apa yang
mereka persekutukan.
[At-Taubah:31]
Ayat ini
menafsirkan Tauhid dengan menjelaskan lawannya (syirik), bahwa salah satu
bentuk syirik adalah ta'at kepada ulama dan ahli ibadah dalam menghalalkan yang
haram (tahlil) atau mengharamkan yang halal (tahrim). Karena hal itu berarti
menyembah ulama dan ahli ibadah.
Ini
bertentangan dengan Dasar Tauhid.
Tauhid adalah hanya menujukan keta'atan kepada Allah saja dalam tahlil dan tahrim, karena tahlil dan tahrim adalah hak Allah semata. Wallahu a'lam.
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي
بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
Post a Comment