Manusia Seperti Unta Sebanyak Seratus


Bismillah wal hamdulillah wash sholatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du:
Di antara keutamaan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah mendapatkan anugerah dari Allah Ta’ala jawami’ul kalim (sabda yang singkat namun padat makna), di antara buktinya adalah sabda beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam berikut ini, yang mengandung konsep mu’amalah yang indah diantara manusia, khususnya dalam berorganisasi. Bagi ikhwan dan akhwat yang sudah banyak terjun dalam organisasi dakwah, bagi para da’i dan da’iyyah yang lama berjuang dalam organisasi dakwah untuk menyebarkan Sunnah, bagi para ustadz dan ustadzah yang sudah lama berkiprah di dunia pendidikan di atas manhaj Salaf, bahkan bagi para pejabat pemerintah dan ulama yang mengurus dan membimbing umat Islam dalam menjalani kehidupan bernegara dalam rangka beribadah kepada Allah, dan bagi semuanya, inilah satu sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang patut menjadi renungan muhasabah kita bersama!
عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما قال‏:‏ قال رسول الله صلى الله عليه وسلم‏:‏ ‏(‏إنما الناس كالإبل المائة‏‏ لا تكاد تجد فيها راحلة‏)‏ متفق عليه‏.‏
“Dari Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya manusia seperti unta sebanyak seratus, hampir-hampir tidaklah engkau dapatkan diantara unta-unta tersebut, seekor pun yang layak untuk ditunggangi” (Muttafaqun ‘alaih).

Makna Global Hadits Ini

Hadits ini mencakup dua perkara besar, yaitu kabar yang benar dan petunjuk Syar’i yang bermanfa’at.
1. Kabar yang Benar
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengkabarkan dalam Hadits ini  bahwa kekurangan merupakan suatu sifat yang didapatkan pada kebanyakan manusia dan orang yang sempurna atau mendekati sempurna itu sedikit jumlahnya. Hal ini diperumpamakan seperti unta yang berjumlah seratus. Tentu dengan harga seekor unta yang cukup mahal, lalu berjumlah seratus, hal ini menunjukkan bilangan yang cukup besar.
Namun, disebutkan dalam Hadits ini, walaupun jumlah unta tersebut banyak, namun  jika Anda ingin memilih darinya satu unta saja, yang kuat membawa barang bawaan banyak dan kuat ditunggangi untuk menempuh perjalanan yang jauh, pulang-pergi, hampir-hampir Anda tidak mendapatkannya. Demikianlah keadaan manusia, bahwa manusia itu jumlahnya banyak, namun jika Anda mencari  di antara mereka orang yang mampu melakukan hal-hal berikut ini dengan sempurna dan benar-benar memenuhi syarat dengan nilai istimewa, itu sangatlah sulit didapatkan. Misalnya Anda mencari orang yang mampu untuk mengajarkan ilmu Syar’i, berfatwa, atau menjadi pemimpin negara, menjadi pemimpin yang adil, baik untuk wilayah besar atau organisasi kecil atau tugas-tugas yang sangat penting, maka hampir-hampir Anda tidak mendapatkan orang yang mampu melakukan perkara-perkara tersebut dengan sempurna, sangat sedikit orang yang memenuhi kriteria dengan sempurna dan ini kenyataan.
Sesungguhnya manusia itu pada dasarnya bertabiat zhalim dan bodoh, sedangkan kezhaliman dan kebodohan adalah sebab kekurangan yang menghalanginya dari kesempurnaan dan menyempurnakan.
2. Petunjuk Syar’i yang Bermanfa’at
Hadits ini juga mengandung petunjuk Syar’i yang bermanfa’at,
1. Perintah untuk mempersiapkan orang-orang pilihan dan kader-kader unggul.
Dalam Hadits ini terkandung di dalamnya petunjuk dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya bahwa selayaknyalah umat ini berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mempersiapkan orang-orang pilihan dan  kader-kader unggul, yaitu calon-calon ulama, tokoh masyarakat, dan pemimpin yang mampu memikul tugas-tugas besar dan urusan-urusan masyarakat luas.
Hal ini sebenarnya sudah ditunjukkan Allah Ta’ala dalam firman-Nya
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tiap-tiap golongan tidak mengutus beberapa orang untuk memperdalam agama lalu memberi peringatan kepada kaumnya, apabila mereka telah kembali; supaya mereka itu dapat menjaga diri.” (Q.s. At-Taubah [9]: 122).
Allah memerintahkan jihad dan memerintahkan pula agar ada sekolompok umat ini yang menunaikan tugas jihad. Di samping itu, Allah juga memerintahkan agar ada sekelompok orang yang mencukupi untuk memperdalam agama Islam lalu memberi peringatan kepada kaumnya. Dua kelompok tersebut, satu sama lain saling tolong menolong, dan bahu membahu dalam kebaikan dan ketakwaan.
Perintah Allah Ta’ala untuk mengurus wilayah kepemimpinan umat, itu berarti perintah untuk menunjuk pemimpin dan pengurus perkara tersebut, juga sekaligus perintah untuk mempersiapkan dan memenuhi syarat dan penyempurna tugas tersebut, yaitu mempersiapkan sarana-sarana bagi lahirnya para pengurus, tokoh, dan pemimpin masyarakat.
Urusan-urusan agama dan dunia serta urusan yang menyangkut masyarakat luas adalah perkara yang harus terurus dengan baik, dan semua itu tidak bisa terwujud kecuali jika kepengurusan tersebut dipegang oleh orang-orang yang memiliki kemampuan yang memadai dan kredibel, dan itu mengharuskan umat ini berusaha mempersiapkan orang-orang yang memenuhi kriteria tersebut, sesuai dengan kemampuan.
2. Berusahalah untuk Memilih Orang yang Terbaik, namun Jika Tidak Mendapatkannya, Maka Pilihlah yang Mendekati Terbaik dan Bersabarlah.
Suatu hal yang dimaklumi adalah sebuah kewajiban bagi yang berwenang untuk memilih orang-orang yang terbaik dan yang paling memenuhi syarat memegang suatu jabatan, pekerjaan, tugas, urusan-urusan, dan wilayah-wilayah kepengurusan umat ini. Jika perkara-perkara tersebut diserahkan kepada orang yang tidak berkompeten, tidak kredibel dan tidak memenuhi syarat, maka tunggulah saat kehancurannya!
Jika tidak ada orang yang terbaik, maka carilah orang yang mendekati terbaik dan bersabarlah! Banyak pekerjaan, tugas dan urusan yang besar, sulit Anda dapatkan orang yang memenuhi syarat untuk melakukan dan mengurusnya. “Ah, si A gak layak megang tugas ini, Kalau si B juga gak mampu, Si C sih sebenarnya bagus dari sisi ininya, tapi sisi itunya gak memenuhi syarat!”
Solusinya: Bersabarlah dan turunkan kriteria dan persyaratannya, bukan berarti sembarangan dalam memilih, namun Anda dihadapkan kepada sebuah kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan yang ideal, maka Bertakwalah kepada Allah sesuai mampu Anda, Allah Ta’ala berfirman
{‏فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُم}
“Bertakwalah kepada Allah sesuai dengan kemampuan kalian”.
Dalam keadaan seperti itu, pilihlah orang yang paling sedikit kekurangannya. Berat memang memilih orang “seadanya”, namun bersabarlah, karena Allah akan menolong orang-orang yang bersabar,
وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“…dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Al-Anfaal : 46).
***
Diolah dari kitab Bahjatu qulubil Abrar Syaikh As-Sa’di rahimahullah.
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.Or.Id


Tidak ada komentar