Dalil & Pendalilan Tsalatsatul Ushul (20) : Ibadah Isti’adzah dan Istighatsah

Tsalatsatul Ushul (20) : Ibadah Isti’adzah dan Istighatsah


Dalil isti’adzah (memohon perlindungan) adalah firman Allah Ta’ala,
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ
Katakanlah ‘Aku berlindung kepada Robb Yang Menguasai shubuh’” (QS. Al-Falaq :1).
Dan firman-Nya
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ
Katakanlah ‘Aku berlindung kepada Rabb Manusia, Penguasa manusia’” (QS. An-Nas: 1).
Kesimpulan Dalil
Ayat tersebut merupakan dalil bahwa di antara jenis isti’adzah (meminta perlindungan) ada yang tergolong ibadah.
Penjelasan Dalil
Dalam kedua ayat tersebut, Allah Ta’ala memerintahkan kepada Nabi-Nya yang mulia –Shallallahu ‘alaihi wa sallam- untuk memohon perlindungan hanya kepada Allah. Tidaklah Allah memerintahkan sesuatu kecuali Dia mencintai dan ridha dengan sesuatu yang Dia perintahkan tersebut. Berarti sesuatu yang Dia perintahkan tersebut masuk dalam definisi ibadah.
Dengan demikian, ibadah isti’adzah tersebut tidak boleh ditujukan kepada selain Allah dan barangsiapa yang menujukan ibadah isti’adzah kepada selain Allah, dalam bentuk memohon perlindungan (isti’adzah yang jenis ibadah) kepada selain-Nya, maka berarti ia telah menyembah selain-Nya, karena telah mempersembahkan suatu bentuk ibadah kepada selain-Nya.
Dalil Ibadah Istighatsah (memohon pertolongan untuk diselamatkan)
Dalil istighatsah (memohon pertolongan untuk diselamatkan) adalah firman Allah Ta’ala :
إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ
(Ingatlah) tatkala kalian memohon pertolongan kepada Rabb kalian untuk dimenangkan (atas kaum musyrikin), lalu dikabulkan oleh-Nya bagi kalian” (QS. Al-Anfal : 9).
Penjelasan Dalil
Ayat tersebut merupakan dalil bahwa di antara jenis istighatsah (meminta pertolongan untuk diselamatkan) ada yang tergolong ibadah.
Ayat tersebut juga menunjukkan bahwa Allah memuji para sahabat di bawah pimpinan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang memohon pertolongan untuk diselamatkan dari kesulitan dalam peperangan Badar (kemenangan) dan Allah pun mengiringi pujian tersebut dengan suatu akibat baik berupa pengabulan. Pujian dan akibat baik tersebut menunjukkan bahwa Allah mencintai istighatsah mereka, sehingga disimpulkan bahwa istighatsah dalam konteks ini adalah ibadah dan tidak boleh ditujukan kepada selain Allah. Barangsiapa yang beristighatsah kepada selain Allah Ta’ala, berarti ia telah menyembah selain-Nya
[bersambung]
***
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id

Tidak ada komentar