Al-Hadi (Yang Memberi Petunjuk) bag. 2

Al-Hadi (Yang Memberi Petunjuk) bag. 2


Allah-lah yang menciptakan makhluk, lalu Dia memberikan petunjuk kepadanya, sebagaimana hal ini disebutkan dalam firman Allah Ta’ala,

الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّىٰ

yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya)

وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَىٰ

“dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk” (Q.S. Al-A’la: 2-3).

Allah memberi petunjuk makhluk-Nya kepada perkara yang bermanfaat baginya sesuai dengan karakteristik penciptaannya.

Allah memberi petunjuk manusia berupa Syariat-Nya dengan Allah turunkan kitab-kitab-Nya, Allah utus rasul-rasul-Nya, dan Allah perintahkan mereka menjelaskan agama-Nya.

Allah memberi petunjuk kepada kaum mukminin sehingga mereka beriman kepada-Nya, dan taat kepada-Nya.

Allah memberi petunjuk kepada kaum mukminin tempat-tempat mereka di surga, sebagaimana Allah memberi petunjuk mereka sehingga bisa mengambil sebab-sebab untuk masuk surga dengan mengusahakannya di dunia, maka firman-Nya,

وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَىٰ

“dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk” (Q.S. Al-A’la: 
2), ini mencakup seluruh hidayah Allah dan petunjuk-Nya yang telah disebutkan di atas.

Macam-macam hidayah Allah Ta’ala
  1. Hidayah umum
Hidayah untuk setiap makhluk hidup kepada perkara yang bermanfaat bagi kelangsungan hidupnya, dan pengetahuan-pengetahuan yang mendasar untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup mereka.

Cakupan hidayah ini umum bagi seluruh manusia, Arab maupun non Arab, dan bagi seluruh jenis hewan, baik kelompok binatang ternak, burung, maupun binatang yang melata.

Misalnya, hidayah Allah jenis ini kepada manusia, sebagaimana dijelaskan Ibnul Qoyyim rahimahullah bahwa manusia mendapatkan hidayah ini sehingga mengetahui bagaimana menggunakan kakinya untuk berjalan, lisannya untuk bicara, dan matanya untuk melihat,  Masya Allah!

Contoh lainnya dari hidayah Allah Ta’ala jenis umum ini adalah hidayah-Nya kepada anak hewan ketika baru keluar dari perut induknya. Allah Ta’ala beri hidayah kepada anak hewan tersebut untuk bisa menyusu kepada induknya, dan mengetahui induknya sehingga ia mengikuti induknya meski kemanapun perginya, ia tidak keliru mengikuti induk hewan lainnya. Demikian pula ia diberi hidayah-Nya sehingga bisa mengetahui jenis makanan yang cocok dengan tubuhnya, serta sesuatu yang bermanfaat baginya, dan tahu sesuatu yang membahayakannya.

Burung pun, tidak lepas dari mendapatkan hidayah Allah Ta’alaMeski di pagi hari seekor burung harus meninggalkan sarangnya pergi menyebrangi lautan, gunung, dan pepohonan, namun ia sore harinya bisa kembali ke sarangnya tanpa tersesat sedikitpun walaupun jarak yang ditempuh sangatlah jauh dan cuaca sangatlah tidak mendukung.

Sebagaimana hidayah Allah yang umum ini juga didapatkan oleh semut sehingga ia mengetahui di mana sarangnya, meski harus mendaki bukit, atau menuruni lembah, ia tetap bisa pulang ke sarangnya sambil membawa makanannya.

Hal ini adalah pembahasan yang sangat luas untuk dijelaskan, namun satu firman Allah Ta’ala berikut ini patut menjadi renungan kita:

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ ۚ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ

“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kalian. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpun.

وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا صُمٌّ وَبُكْمٌ فِي الظُّلُمَاتِ ۗ مَنْ يَشَإِ اللَّهُ يُضْلِلْهُ وَمَنْ يَشَأْ يَجْعَلْهُ عَلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu dan berada dalam gelap gulita. Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), niscaya Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus.

[Bersambung]

***

Penulis : Ust. 

Sumber Muslim.or.id

Tidak ada komentar