Bismillah wal hamdulillah wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du:
Mengenal istilah Tafsir
Tafsir, secara bahasa bermakna menyingkap sesuatu yang tertutup. Adapun secara istilah adalah penjelasan makna Al-Qur`an Al-Karim.[1]
Kewajiban Seorang Muslim dalam Menafsirkan Al-Qur`an Al-Karim
Kewajiban seorang muslim dalam menafsirkan Al-Qur`an Al-Karim adalah memposisikan dirinya sebagai penyampai maksud Allah Ta’ala, ia bersaksi atas maksud Allah Ta’ala dalam firman-Nya, sehingga ia mengagungkan persaksian dirinya tersebut. Iapun wajib takut akan terjatuh kedalam kesalahan berupa mengatakan tentang Allah Ta’ala tanpa ilmu, sehingga iapun terjatuh kedalam perkara yang diharamkan oleh Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala mengharamkan sikap berbicara tentang Allah Ta’ala tanpa ilmu dalam firmannya berikut.
قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
“Katakanlah: ‘Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui’” (QS. Al-A’raf: 33).
Allah Ta’ala mengancam orang yang berbicara tentang-Nya dengan berdusta:
وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ تَرَى الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى اللَّهِ وُجُوهُهُمْ مُسْوَدَّةٌ ۚ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِلْمُتَكَبِّرِينَ
“Dan pada hari Kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri” (QS. Az-Zumar: 60).
Rujukan dalam Menafsirkan Al-Qur`an
Untuk bisa terhindar dari kesalahan dalam menafsirkan Al-Qur`an, maka para ulama telah merumuskan sumber rujukan dalam menafsirkan Al-Qur`an. Syaikh Muhammad Shalih Al-’Utsaimin menjelaskan hal ini dalam kitabnya Ushulun fit Tafsir.
Sumber rujukan dalam menafsirkan Al-Qur`an adalah sebagai berikut:
Rujukan Pertama: Kalamullah
Ayat Al-Qur`an ditafsirkan dengan ayat Al-Qur`an yang lainnya, firman Allah Ta’ala ditafsirkan dengan firman Allah Ta’ala yang lainnya, karena Allah Ta’ala lah yang berfirman dengannya, sehingga Allah Ta’ala lah pula yang paling tahu tentang makna firman-Nya sendiri.
Diantara Contoh Penafsiran Ayat Al-Qur`an dengan Ayat Al-Qur`an Lainnya, yaitu:
Firman Allah Ta’ala
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (QS.Yunus: 62), makna wali Allah dalam firman Allah Ta’ala di atas, ditafsirkan dengan ayat yang selanjutnya:
الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa” (QS.Yunus: 63).
Firman Allah Ta’ala
وَمَا أَدْرَاكَ مَا الطَّارِقُ
“Tahukah kamu apakah Ath-Thariq itu?” (QS.At-Thariq: 2),
makna “Ath-Thariq” dalam firman Allah Ta’ala di atas ditafsirkan dengan ayat yang selanjutnya,
النَّجْمُ الثَّاقِبُ
“(yaitu) bintang yang cahayanya menembus” (QS.At-Thariq: 2).
Firman Allah Ta’ala,
وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَٰلِكَ دَحَاهَا
“Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya” (QS.An-Nazi’at: 30), makna “dihamparkan-Nya” dalam firman Allah Ta’ala di atas, ditafsirkan dengan dua ayat yang selanjutnya:
أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا وَمَرْعَاهَا
“Ia memancarkan darinya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya”
وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا
“Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh” (QS.An-Nazi`at : 31-32).
[Bersambung]
Sumber Rujukan:
[1]. Ushulun fit Tafsir, Syaikh Al-Utsaimin, hal. 23.
Anda sedang membaca: “Sumber Rujukan dalam Menafsirkan Al-Qur`an”, baca lebih lanjut dari artikel berseri ini:
- Sumber Rujukan dalam Menafsirkan Al-Qur`an (1)
- Sumber Rujukan dalam Menafsirkan Al-Qur`an (2)
- Sumber Rujukan dalam Menafsirkan Al-Qur`an (3)
- Sumber Rujukan dalam Menafsirkan Al-Qur`an (4)
- Sumber Rujukan dalam Menafsirkan Al-Qur`an (5)
***
Post a Comment