Al-Hadi (Yang Memberi Petunjuk) bag. 1

Al-Hadi (Yang Memberi Petunjuk) bag. 1



Bismillah walhamdulillah wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du:

Al-Hadi  yang berarti : “Yang Memberi Petunjuk” adalah salah satu nama Allah yang maha indah. Nama “Al-Hadi” disebutkan dalam Al-Qur`an di dua ayat, yaitu:

Pertama: dalam surat Al-Hajj:54, Allah Ta’ala berfirman,

وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَيُؤْمِنُوا بِهِ فَتُخْبِتَ لَهُ قُلُوبُهُمْ ۗ وَإِنَّ اللَّهَ لَهَادِ الَّذِينَ آمَنُوا إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

“Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al-Qur`an itu haq, dari Tuhan-mu, lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepada-Nya dan sesungguhnya Allah adalah benar-benar Pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.

Kedua : dalam surat Al-Furqan:31, Allah Ta’ala berfirman,

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ ۗ وَكَفَىٰ بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا

Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu sebagai Pemberi petunjuk dan Penolong.

Makna nama Allah “Al-Hadi”

Al-Hadi adalah Yang memberi petunjuk dan hidayah kepada hamba-hamba-Nya agar bahagia di dunia dan akhirat dengan taat kepada-Nya, dan Yang memberi petunjuk seluruh makhluk hidup kepada sesuatu yang bermanfaat baginya dan memberi petunjuk mereka kepada perkara yang menyebabkannya bisa terhindar dari bahaya.

Hal ini ditunjukkan dalam firman Allah Ta’ala,

الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّىٰ

“yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya)

وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَىٰ

“dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk” (Q.S. Al-A’la: 2-3).

Berkata Ibnu Athiyyah rahimahullah dalam kitab Tafsirnya,

وقوله تعالى: {فهدى} عام لجميع الهدايات في الإنسان والحيوان، وقد خصص بعض المفسرين أشياء من الهدايات،

“Firman Allah Ta’ala {فَهَدَىٰ } umum mencakup seluruh hidayah-hidayah untuk manusia dan hewan. Sebagian Ahli Tafsir mengkhususkan beberapa bentuk hidayah.”

Ibnu Athiyyah rahimahullah menyebutkan beberapa tafsiran darinya,

وقال مقاتل والكلبي : هدى الحيوان إلى وطء الذكور الإناث، وقيل: هدى المولود عند وضعه إلى مص الثدي، وقال مجاهد : هدى الناس إلى الخير والشر والبهائم للمراتع.

“Muqatil dan Al-Kalbi mengatakan: ‘Dia memberi petunjuk kepada hewan tentang cara hewan jantan menggauli betina.’ Ada pula yang menafsirkan: ‘Dia memberi petunjuk kepada bayi setelah kelahirannya bagaimana menghisap puting ibunya.’ Mujahid menafsirkan: ‘Dia memberi petunjuk kepada kebaikan dan keburukan, serta binatang kepada padang gembalaannya.’”

Lalu Ibnu Athiyyah rahimahullah menyimpulkan:

وهذه الأقوال مثالات

“Dan tafsiran-tafsiran tersebut konteksnya adalah sebatas contoh-contoh saja.”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menguatkan penilaian Ibnu Athiyyah rahimahullah tersebut, beliau berkata:

والأقوال الصحيحة هي من باب المثالات، كما قال ابن عطية‏.‏ وهكذا كثير من تفسير السلف؛ يذكرون من النوع مثالا لينبهوا به على غيره، أو لحاجة المستمع إلى معرفته، أو لكونه هو الذي يعرفه

“Dan tafsiran-tafsiran yang benar tersebut konteksnya, yaitu:
(para Ahli Tafsir tersebut) sedang menyebutkan contoh-contohnya saja, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Athiyyah.

Demikianlah, banyak dari tafsiran Salaf yang menyebutkan contoh-contoh untuk suatu macam perkara dalam rangka mengingatkan adanya contoh lainnya dari tafsiran tersebut, atau karena adanya kebutuhan pendengar untuk mengetahui tafsiran tersebut, atau karena tafsiran tersebutlah yang diketahui oleh seorang Ahli Tafsir.”

[Bersambung]

***

Penulis : Ust. 

Sumber Muslim.or.id

Tidak ada komentar