بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
MAKSUD-MAKSUD AGUNG BERHARI RAYA IDUL FITHRI
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إن
الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ
بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا
من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي
له وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك
له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ
إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ}
.
{يَا
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ
الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ
وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ
مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً
وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ
بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ
عَلَيْكُمْ رَقِيباً}
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً،
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ
وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً
عَظِيماً} ، صلى
الله عليه وعلى آله وأصحابه أجمعين ،أما
بعد:
Alhamdulillah,
pagi hari yang cerah ini, Allah telah mempertemukan kita dengan Idul
Fithri,
Ramadhan,
telah pergi dengan segala amal sholeh yang kaum muslimin lakukan
didalamnya.
Kini,
datanglah Idul Fithri, ditandai dengan
gemuruh
takbir yang membahana, memecah heningnya suasana pagi,
اللهُ
أكبر اللهُ أكبر، لا إلهَ إلَّا الله،
واللهُ أكبر اللهُ أكبر، ولله الحَمْد
Ma'asyirol
muslimin wal muslimat yang berbahagia, rahimani wa rahimakumullah.
Ketahuilah,
sesungguhnya Idul Fithri itu mengandung pesan suci dan maksud yang
agung, barangsiapa yang memperhatikannya dan merealisasikan pesan dan
maksud tersebut, maka ia akan sukses meraih surga-Nya, serta
berbahagia dunia dan akherat.
1.
Sesungguhnya maksud pertama berhari raya Idul Fithri adalah agar kita
dapat bersyukur kepada Allah 'Azza wa Jalla serta bergembira atas
anugerah-Nya,yaitu :
Pertama,
bersyukur
atas kemudahan yang Allah anugerahkan kepada kita berupa berpuasa
Ramadhan, sholat Taraweh, baca Alquran, bermajelis ta'lim, berdzikir,
shodaqah, berdoa dan amalan lainnya.
Kedua,
bersyukur
atas nikmat diperbolehkan kembali makan, minum dan selainnya yang
sewaktu berpuasa kita dilarang melakukannya, tentunya semua itu
diizinkan, dengan tidak melebihi batasan Syari'at, dan tidak pula
dengan sombong!
Maka
pada pagi yang fithri ini, kita berhari raya dalam rangka bersyukur
kepada Allah dan memuji-Nya serta bergembira atas anugerah-Nya
tersebut.
Inilah
salah satu maksud berhari raya Idul Fithri, sehingga pantas pada hari
ini, kita disyari'atkan menampakkan kegembiraan sebagai syi'ar agama
Islam ini, dan disyari'atkan untuk memakai pakaian terindah dalam
rangka menampakkan kegembiraaan dan menampakkan nikmat Allah
(sebagaimana hal ini ditunjukkan dalam shohihul Bukhari dan Muslim),
Saudara-saudaraku
seiman yang berbahagia,
2.
Adapun maksud kedua berhari raya Idul Fithri ini adalah berharap agar
Allah menerima ibadah puasa Ramadhan dan seluruh ibadah yang kita
telah lakukan.
Oleh
karena itu, sunnah para sahabat dan salafush sholeh setelahnya, jika
mereka bertemu dengan sebagian yang lainnya di hari raya ini, mereka
ucapkan :
تقبل
الله منا ومنكم
“Semoga
Allah menerima seluruh amal ibadah kami dan anda semua”, dengan
ucapan ini seorang muslim yang telah melakukan berbagai macam ibadah
kepada Allah di bulan Ramadhan, berharap agar Allah menerima seluruh
ibadahnya tersebut.
Pesan
Idul Fithri yang agung ini tersirat dalam Al-Mukminun:60.
Ya
Allah, terimalah seluruh amal ibadah kami!
Ma'asyirol
muslimin wal muslimat rahimani wa rahimakumullah.
3.
Maksud hari raya Idul Fithri yang ketiga, adalah bertahmid, memuji
Allah, bertahlil, mengesakan Allah, dan bertakbir, mengagungkan
Allah!
Ketahuilah,
bahwa hari raya Idul Fithri adalah hari dzikrullah, hari tahmid,
tahlil dan takbir, oleh karena itu disyari'atkan pada hari raya Idul
Fithri ini mengucapkan kalimat syi'ar hari raya :
اللهُ
أكبر اللهُ أكبر، لا إلهَ إلَّا الله،
واللهُ أكبر اللهُ أكبر، ولله الحَمْد
Maka
meski kita sedang bergembira saat berhari raya, namun selayaknya
lisan dan hati kita tetap dzikrullah, ingat Allah, sehingga
kegembiraan kita tetap dibingkai dengan ingat Allah yang membuahkan
ketaatan kepada Allah.
Allahumma,
Rabbas samawati wal ardh, jadikanlah kegembiraan kami pada hari raya
ini sebagai bentuk kegembiraan ketaatan kepada-Mu dan bukan
kemaksiatan, serta sempurnakan kegembiraan kami dengan ampunan
dari-Mu!
Ma'asyirol
muslimin wal muslimat yang berbahagia, rahimani wa rahimakumullah.
4.
Maksud hari raya Idul Fithri yang keempat adalah menguatkan Ukhuwwah
Islamiyyah, dan menyingkirkan segala sebab yang merusak
persaudaraan dan persatuan kaum muslimin.
Hari
Idul Fithri adalah hari kembali ke fithrah dan kesucian hati.
Hari
Idul Fithri adalah hari persaudaraan dan persatuan.
Di
hari raya Idul Fithri ini kita disyari'atkan untuk menjaga Ukhuwwah
Islamiyyah, persaudaraan dan persatuan diantara kaum muslimin.
Untuk
maksud inilah, kaum muslimin disyari'atkan berkumpul menjadi satu di
tanah lapang, di tempat yang sama, bertakbir dengan lafazh yang sama,
menunaikan sholat yang sama, dengan imam dan khotib yang sama, mulai
dan selesai dalam waktu yang sama, maka hakekatnya ini mengandung
tarbiyyah imaniyyah : menjaga persatuan dan persaudaraan diantara
kaum muslimin.
Di
hari raya Idul Fithri inipun kita disyari'atkan untuk saling
mengunjungi kerabat, tetangga, dan teman dalam rangka memperkuat
silaturahim, saling cinta, menghilangkan kebencian, dan memusnahkan
permusuhan, biidznillah.
Dalil
disyari'atkannya saling berkunjung saat hari raya ini terdapat dalam
shahihul Bukhari.
Ibadallah,
kaum muslimin wal muslimat rahimani wa rahimakumullah,
Ketahuilah,
bahwa maksud hari raya Idul Fithri yang teragung, tujuan berhari
raya yang terbesar dan pesan religius yang terindah dalam Idul Fithri
adalah tauhidullah, mengesakan Allah dalam ibadah, mengesakan Allah
dalam perbuatan-Nya dan dalam nama serta sifat-Nya!
Dan
bentuk tauhidullah yang terbesar adalah mengesakan Allah dalam
ibadah, inilah makna Rukun Islam yang pertama :
أشهد
أن لا إلهَ إلَّا الله
“Saya
bersaksi bahwa sesungguhnya tiada sesembahan yang berhak disembah
kecuali Allah”
Dan
inilah makna ayat yang dibaca dalam sholat Idul Fithri :
{إياك
نعبد وإياك نستعين}
“Hanya
kepada-Mu lah kami menyembah dan hanya kepada-Mu lah kami memohon
pertolongan”
Serta
inilah tujuan hidup kita, Allah Ta'ala berfirman,
{وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُونِ}
”Dan
tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku (saja)”.[QS.Adz-Dzaariyaat : 56].
Kaum
muslimin wal muslimat yang berbahagia,
Ringkasnya,
hari raya ummat Islam adalah sebuah hari raya yang khas, penuh dengan
pesan suci dan maksud yang agung!
Hari
raya Idul Fithri adalah sebuah hari raya yang berhiaskan ketaatan
kepada Allah, akrab dengan nuansa tauhid dan aqidah yang lurus, hari
raya yang dihiasi dengan akhlak yang karimah, diisi dengan sholat
Idul Fithri yang jauh dari kesyirikan dan kemaksiatan, serta diiringi
dengan dzikrullah, takbir, tahmid, tahlil, dan rasa syukur kepada
Allah Ta'ala.
-
Kaum muslimin saat berhari raya, bergembira dengan tauhid serta iman
mereka,
bergembira
dengan jauhnya mereka dari kesyirikan dan kemaksiatan, bergembira
dengan mengharap ampunan Allah.
Kaum
muslimin saat berhari raya, bergembira dengan ketaatan kepada Allah
dan keindahan akhlak mereka, bergembira dengan persatuan dan
persaudaraan Islam diantara mereka!
Sungguh
indah ungkapan emas berikut ini :
Kebahagiaan
hari raya yang hakiki itu bukanlah milik orang yang berhias dengan
pakaian baru dan berkendaraan yang bagus, akan tetapi sesungguhnya
kebahagiaan hari raya yang hakiki itu milik orang yang diampuni
dosa-dosanya dan orang yang taat kepada Allah Ta'ala!”
Ibadallah,
kaum muslimin wal muslimat rahimani wa rahimakumullah,
Ketahuilah
wahai saudaraku, bahwa hari raya Idul Fithri adalah hari raya
keimanan dan tauhid!
Dan
keimanan itu ibarat sebuah pohon yang diberkahi oleh Allah.
Allah
Ta'ala telah membuat perumpamaan tentang pohon keimanan di dalam
Alquran.
Allah
Ta'ala perumpamakan iman itu seperti sebuah pohon yang diberkahi oleh
Allah Ta'ala.
Allah
Ta'ala berfirman :
{أَلَمْ
تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا
كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ
أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي
السَّمَاءِ}
(24)
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan
kalimat iman seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya
(menjulang) ke langit,
{تُؤْتِي
أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا
ۗ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ
لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ}
(25)
pohon itu memberikan buahnya pada setiap saat dengan seizin Tuhannya.
Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka
selalu ingat. (QS.Ibrahim : 24-25).
Dalam
ayat tersebut, Allah Ta'ala memperumpamakan keimanan sebagai sebuah
pohon yang terbaik, akarnya kokoh menghujam kedalam bumi dan dahan
rantingnya menjulang tinggi ke langit, buahnya tak terputus, selalu
ada di setiap waktu.
Akar
pohon keimanan yang menghujam kedalam bumi maksudnya adalah dasar
keimanan yang menghujam kokoh kedalam hati seorang mukmin berupa ilmu
keimanan dan keyakinan yang benar.
Dan
akar pohon keimanan ini adalah rukun iman yang enam, yaitu iman
kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari
Akhir, dan iman terhadap takdir.
Sedangkan
iman kepada Allah adalah dasar dari seluruh rukun iman yang lainnya,
dengan demikian tauhid adalah dasar keimanan, karena iman kepada
Allah mencakup mengimani keberadaan Allah dan mengesakan Allah atau
tauhidullah!
Sedangkan
dahan dan ranting pohon iman adalah seluruh amalan ketaatan kepada
Allah, baik berupa ucapan maupun perbuatan yang diridhoi oleh Allah,
baik ucapan dan perbuatan yang lahir maupun yang batin.
Jadi
dasar keimanan yang kokoh dalam hati itu menumbuhkan ucapan dan amal
sholeh yang diridhoi oleh Allah.
Dahan
ranting tersebut menjulang tinggi ke langit, maksudnya ucapan dan
perbuatan yang diridhoi Allah tersebut terangkat ke atas, diterima
oleh Allah pada setiap waktu, pagi dan sore.
Kaum
muslimin wal muslimat yang berbahagia,
Adapun
buah dari pohon iman ini adalah kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan
akherat.
Iman
yang baik itu membuahkan kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan
akherat.
Dalam
ayat di atas disebutkan bahwa pohon keimanan itu membuahkan buah di
setiap saat, maksudnya adalah buah keimanan -yang berupa kebaikan dan
kebahagiaan itu-dirasakan terus menerus oleh seorang mukmin di setiap
waktu, sebagaimana buah di surga terus ada tak pernah habis dan
selalu siap dipetik.
Ibadallah,
kaum muslimin wal muslimat rahimani wa rahimakumullah,
Ringkasnya
sosok seorang mukmin yang baik -apalagi telah lulus dari Tarbiyyah
Ramadhan- adalah hatinya diisi dengan ilmu keimanan dan aqidah yang
benar, ucapan dan perbuatannya diridhoi oleh Allah, akhlaknya indah
dan ia mendapatkan kebahagiaan di setiap waktu sebagai buah
keimanannya, sebelum memetik buah keimanannya di surga, kekal
selamanya di dalamnya!
Kaum
muslimin wal muslimat yang berbahagia,
Di
akhir khuthbah ini, marilah kita berhati-hati dan menjauhkan diri
dari segala perkara yang merusak keimanan kita, baik merusak dasar
iman sehingga batal keimanan, maupun merusak kesempurnaan iman,
sehingga berdosa atau terluput pahala dan terluput keutamaan dari
seseorang.
Ulama
kita rahimahumullah telah menjelaskan bahwa perusak keimanan
itu ada tiga :
PERTAMA
adalah syirik, yaitu menyekutukan Allah dalam ibadah,
menyekutukan Allah dalam perbuatan, nama dan sifat-Nya.
Sedangkan
cara menghindarinya adalah dengan ikhlas dan memurnikan ibadah untuk
Allah semata, dengan cara ini seseorang akan terbebas dari
kesyirikan,
Perusak
keimanan yang KEDUA adalah beribadah tanpa ada tuntunan dari
ajaran Islam.
Dan
dengan hanya mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ,
seseorang akan terbebas dari perusak keimanan ini.
Adapun
perusak keimanan yang KETIGA adalah maksiat.
Saudaraku
yang seiman, janganlah mengikuti syubhat dan syahwat agar anda
terhindar dari maksiat. Apabila terlanjur berbuat maksiat, maka
segera bertaubatlah dengan taubat nasuha.
Ma'asyirol
muslimin wal muslimat rahimani wa rahimakumullah.
Mari
kita tutup khuthbah ini dengan menghiba, memelas dan memohon kepada
Allah Ta'ala :
الحمد لله رب العالمين والصلاة و السلام على رسول الله :
{رَبَّنَا
ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ
تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ
مِنَ الْخَاسِرِين}
{رَبَّنَا
هَب لنا مِن أزواجنا وذُرياتنا قُرَّةَ
أعيُنٍ واجعلنا للمُتقينَ إمَامًا}
{رَبَّنَا
لاَ تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ
أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ
عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ
عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا رَبَّنَا
وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ
لَنَا بِهِ}
اللَّهُمَ
حَبَّبْ إِلَيْنَا الْإِيمَانَ وَزَيِّنْهُ
فِي قُلُوبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا
الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ
اللهم
أعنّا ولا تعن علينا، وانصرنا ولا تنصر
علينا، وامكر لنا ولا تمكر علينا، واهدنا
ويسر الهدى إلينا
اللهم
أعز الإسلام والمسلمين، وأذلَّ الشِّرك
والمشركين، ودمِّر أعداء الدين،
اللهم
آمنا في أوطاننا، وأصلح أئمتنا وولاة
أمورنا و ألف بين قلوبنا
وصلى
الله وسلم وبارك على نبينا محمد و آخر دعوانا أن الحمد
للّه رب العالمين
Allahumma
amiin, amiin, amiin.
تقبل
الله منا ومنكم
Selamat
berhari raya Idul Fithri.
Referensi
: Khutbah Syaikh Abdur Razzaq hafizhahullah, dengan beberapa
penyesuaian
Post a Comment