Syarah Ushul Tsalatsah [5] - Mengenal Allah, agama Islam dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

pile of books beside white printer paper and black ballpoint pen

Bab kedua : INTI MATERI
Yaitu berisikan pembahasan tentang tiga landasan agama Islam, yaitu: Mengenal Allah, agama Islam dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

LANDASAN YANG PERTAMA, YAITU: MENGENAL ALLAH
Hal ini sebagai jawaban dari pertanyaan kubur: “Siapa Rabbmu (Sesembahanmu yang haq)? ”

MATAN
Apabila anda ditanya : siapakah Rabbmu?1
Maka katakanlah: Rabbku adalah Allah yang telah memelihara diriku dan memelihara semesta alam ini dengan segala ni’mat-Nya. Dan Dialah sembahanku, tiada bagiku sesembahan yang haq selain Dia.
Allah Ta’ala berfirman :
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Segala pujian kesempurnaan hanya milik Allah Pemelihara semesta alam.” (QS. Al-Faatihah : 1).
Semua yang ada selain Allah disebut alam (makhluk), dan aku adalah bagian dari semesta alam ini, segala sesuatu selain Allah adalah alam (makhluk).

Selanjutnya, jika anda ditanya : melalui apa anda mengenal Rabbmu? Maka hendaklah anda jawab : melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya dan melalui ciptaan-Nya.
Diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah : malam, siang, matahari dan bulan. Sedang diantara ciptaan-Nya ialah : tujuh langit dan tujuh bumi beserta segala makhluk yang ada di langit dan di bumi serta yang ada di antara keduanya.
Dan dalilnya firman Allah Ta'ala :
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan.
Janganlah kalian bersujud kepada matahari dan janganlah (pula kalian bersujud) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kalian benar-benar hanya kepada-Nya lah beribadah.” (QS. Fushshilat : 37).

Dan firman-Nya Ta'ala:
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ ۗ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

Sesungguhnya Tuhan kalian ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia berada di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang, senantiasa mengikutinya dengan cepat. Dan Dia (ciptakan pula) matahari dan bulan serta bintang-bintang, (semuanya) tunduk kepada perintah-Nya. Ketahuilah hanya hak Allah mencipta dan memerintah itu. Maha Suci Allah Tuhan semesta alam.” (QS.
Al-A`raaf : 54).

Ar-Rabb inilah satu-satunya yang berhaq untuk disembah. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (21)
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (22)

(21) Wahai manusia! Sembahlah Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.
(22)(Rabb) yang telah menjadikan untuk kalian bumi
ini sebagai hamparan dan langit sebagai atap, serta menurunkan (hujan) dari langit, lalu dengan air itu Dia mengeluarkan dengannya segala buah-buahan sebagai rizki untuk kalian. Karena itu, janganlah kalian mengambil sekutu-sekutu bagi Allah (dalam peribadatan), padahal kalian mengetahui.” (Surat Al-Baqarah: 21-22).
Ibnu Katsir Rahimahullahu Ta’ala, mengatakan : 'Hanya Sang Pencipta segala sesuatu yang ada inilah yang berhak (dipersembahkan kepada-Nya) peribadatan'.”

[Sampai disini perkataan penulis rahimahullah]

PENJELASAN
Dalam pembahasan mengenal Allah Ta'ala, penulis membahas 3 point penjelasan, yaitu:
1. Allah adalah satu-satunya Rabb (Pemelihara) seluruh makhluk, dan satu-satunya sesembahan mereka yang haq.
Dalil : QS. Al-Fatihah [1]: 2

2. Cara mengenal Allah Ta'ala
Cara mengenal bahwa Allah adalah satu-satunya Rabb semesta alam, dan satu-satunya Tuhan yang berhak disembah adalah dengan cara memperhatikan tanda-tanda (kekuasaan) dan makhluk-makhluk-Nya.
Dalil :
QS. Al-Fussilat [41]: 37
QS. Al-A’raf [7]: 54

3. Rabb adalah Tuhan yang berhak disembah.
Dalil :
QS. Al-Baqarah [2]: 21
Dalil hal ini adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai manusia! Sembahlah Rabb-kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.

PERINCIAN

1. Allah adalah satu-satunya Rabb (Pemelihara) seluruh makhluk, dan satu-satunya sesembahan mereka yang haq.

Dalil :
Firman Allah Ta’ala :
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Segala pujian kesempurnaan hanya milik Allah Pemelihara semesta alam.” (QS. Al-Faatihah : 1).
Alasan Pendalilan :
Pada ayat yang agung ini, alasan pendalilannya sangatlah jelas, karena Allah sebutkan dalam ayat ini bahwa Allah adalah satu-satunya Rabb alam semesta/makhluk.

Maksudnya : Hanya Allah lah Sang Pencipta, Sang Pemilik, Sang Pemberi rezeki dan Sang Pengatur alam semesta/makhluk.

Catatan : Cakupan makna Ar-Rabb luas
Ar-Rabb adalah salah satu dari nama Allah yang menunjukkan kepada makna yang luas, tidak hanya menunjukkan kepada satu makna saja.
Berkata Syaikh Abdur Razzaq Al-Badr hafizhahullah dalam kitabnya Fiqhul Asmaa' Al-Husna :

Makna Ar-Rabb adalah Pemilik Rububiyyah atas seluruh makhluk-Nya, dari sisi penciptaan, kepemilikan, kekuasaan memperlakukan (alam semesta) dan pengaturan. Dan nama Ar-Rabb termasuk nama yang menunjukkan sejumlah makna, tidak hanya menunjukkan kepada satu makna saja.

Dalam ucapannya yang lain, beliau berkata:

Bahkan sesungguhnya nama ini jika disendirikan penyebutannya, maka mencakup semua nama-nama Allah yang terindah dan Sifat-sifat-Nya yang paling mulia.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata tentang hal ini:
Sesungguhnya Ar-Rabb adalah Yang Maha Berkuasa, Yang Maha Mencipta, Yang Maha Mengadakan, Yang Maha Membentuk (makhluk), Yang Maha hidup, Yang Maha Berdiri sendiri dan Menegakkan (selain-Nya), Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Mendengar, Yang Maha Melihat, Yang Maha Berbuat kebaikan, Yang Maha Memberi nikmat, Yang Maha Dermawan, Yang Maha Memberi dan Yang Maha Mencegah, Yang Mendatangkan Kemanfaatan dan Kemudharatan, Yang Maha Memajukan dan Mengakhirkan, Yang Menyesatkan siapa yang Dia Kehendaki dan Memberi hidayah kepada siapa yang Dia Kehendaki, Yang Membahagiakan siapa saja yang Dia Kehendaki, dan Menyengsarakan siapa saja yang Dia kehendaki, Memuliakan dan Menghinakan siapa yang Dia Kehendaki dan makna Rububiyyah-Nya selain itu, yang dari makna Rububiyyah tersebutlah terdapat nama-nama terindah yang berhak disandang oleh-Nya”.


2. Cara mengenal Allah Ta'ala

Dalil :
QS. Fushshilat : 37 dan QS. Al-A’raaf : 54
Alasan Pendalilan :
Allah Ta'ala menyebutkan dalam surat Fushshilat : 37 bahwa di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Dan yang dimaksud tanda-tanda kekuasaan-Nya di sini adalah tanda-tanda yang menunjukkan kepada keberadaan Allah dan Keesaan-Nya dalam Rububiyyah-Nya dan Uluhiyyah-Nya2.

Sedangkan dalam surat QS. Al-A’raaf : 54, Allah Ta'ala menyebutkan bahwa hanya Dialah Sang Pencipta langit, bumi, matahari, bulan, bintang3 dan bahwa hanya Dia-lah Rabbul 'alamin .

Kesimpulan Dalil :
Dari surat Fushshilat : 37 dan QS. Al-A’raaf : 54 menunjukkan kepada keberadaan Allah dan bahwa Allah lah satu-satunya Rabbul 'alamin, dengan mengenal bahwa Allah-lah Sang Pencipta, Sang Pemilik dan Sang Pengatur malam, siang, matahari, bulan, bintang, langit dan bumi.
Dengan demikian, hakekatnya mengenal Ar-Rabb (Allah) dapat melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya dan melalui ciptaan-Nya.


3. Rabb adalah Tuhan yang berhak disembah
Dalil : Surat Al-Baqarah: 21-22.

Alasan Pendalilan :
Dalam surat Al-Baqarah: 21, Allah Ta'ala mememerintahkan kita untuk menyembah-Nya semata, dengan menyebutkan alasannya, yaitu : karena hanya Dia lah Rabb kita yang telah menciptakan kita dan orang-orang yang sebelum kita.
Oleh karena itu Ibnu Katsir Rahimahullahu Ta’ala, mengatakan : 'Hanya Sang Pencipta segala sesuatu yang ada inilah yang berhak (dipersembahkan kepada-Nya) peribadatan'”.

Sedangkan dalam surat Al-Baqarah: 22, Allah Ta'ala menyebutkan bahwa karena keberadaan-Nya sebagai Rabbul 'alamin itulah yang menyebabkan Dia melarang kita mengambil sekutu-sekutu bagi-Nya (dalam peribadatan).

Dari sini dapat disimpulkan bahwa : “Mengesakan Allah dalam Rububiyyah-Nya mengharuskan mengesakan-Nya dalam Uluhiyyah-Nya”.

Catatan :
Ulama rahimahumullaah telah menjelaskan tentang hubungan antara Tauhid Rububiyyah dengan Tauhid Uluhiyyah, yaitu :

توحيد الربوبية مستلزم لتوحيد الألوهية
Mengesakan Allah dalam Rububiyyah-Nya mengharuskan mengesakan-Nya dalam Uluhiyyah-Nya”
Maksudnya :
Barangsiapa yang meyakini keesaan Allah dalam Rububiyyah-Nya, yaitu meyakini bahwa Allah itu Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam perbuatan-Nya, seperti : menciptakan makhluk, mengatur, memberi rezeki, memberi manfa’at, menimpakan musibah/keburukan, menghidupkan, mematikannya serta selainnya dari makna-makna Rububiyyah-Nya, maka keyakinan tersebut mengharuskannya mengesakan-Nya dalam segala bentuk peribadatan.
Karena hanya Dzat yang mampu menciptakan makhluk, mengaturnya, memberi rezeki kepadanya, dan yang selainnya dari makna-makna Rububiyyah itu sajalah yang pantas dan wajib disembah, selain-Nya tidak boleh dan tidak pantas disembah.


Referensi terjemah matan :
1. Dan disini maksudnya adalah Sesembahan yang haq, meskipun pada asalnya Ar-Rabb adalah Sang Pencipta, Sang Pemilik, Sang Pemberi rezeki dan Sang Pengatur alam semesta/makhluk, sebagaimana dalam catatan setelah ini, in sya Allah.
2. Diringkas dari Hushulul Ma`mul, Syaikh Abdullah Al-Fauzan, hal. 58.
3. Diringkas dari Syarhu Tsalatsatil Ushul, Syaikh Muhammad Sholeh Al-'Utsaimin, hal. 49.

Tidak ada komentar