1.
Hanifiyyah
(Tauhid) yang merupakan tuntunan Nabi Ibrahim 'alaihis
salam yang
diperintahkan kita semua melaksanakannya, sekaligus sebagai tujuan
hidup kita.
2.
Tauhid adalah perintah Allah yang terbesar, sedangkan syirik adalah
larangan Allah yang terbesar
MATAN
PERKARA
PERTAMA
Berkata
penulis rahimahullah
:
“Saudaraku,Semoga
Allah membimbing anda untuk taat kepada-Nya.
Ketahuilah
bahwa Hanifiyyah (Tauhid) yang merupakan tuntunan Nabi Ibrahim adalah
anda beribadah kepada Allah semata dengan memurnikan peribadatan
kepada-Nya, itulah yang diperintahkan Allah kepada seluruh ummat
manusia dan hanya untuk itu sebenarnya mereka diciptakan, sebagaimana
firman Allah Ta’ala
:
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُونِ
“Dan
tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah
kepada-Ku (saja)”.
(QS.
Adz-Dzaariyaat : 56), “dan
untuk beribadah kepada-Ku”,
maksudnya adalah “dan untuk mengesakan-Ku. ”
PENJELASAN
Perkara
Pertama :
Hanifiyyah
yang merupakan millah/agama Nabi Ibrahim 'alaihis
salam yang
diperintahkan kita semua melaksanakannya, sekaligus sebagai tujuan
hidup kita.
Hanifiyyah,
diambil dari kata Al-Hanaf, artinya : condong, maka Al-Haniif adalah
orang yang berpaling dari kesyirikan menuju kepada tauhid, dengan
demikian hakekatnya hanifiyyah
adalah millah/agama Tauhid.
Inilah
agama Nabi Ibrahim 'alaihis
salam yang
diperintahkan kita semua mengikutinya,
Allah
Ta’ala
berfirman :
ثُمَّ
أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ
مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ۖ وَمَا
كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
(123)
Kemudian
Kami wahyukan kepadamu (Rasulullah Muhammad): "Ikutilah agama
Ibrahim seorang yang hanif" dan bukanlah dia termasuk
orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. [QS.
An-Nahl: 123].
Hanifiyyah
atau Tauhid adalah tujuan hidup kita
Perlu
diketahui, Hanifiyyah atau Tauhid ini disamping millah Nabi Ibrahim
'alaihis
salam, juga
merupakan tujuan hidup kita, dan tujuan diciptakannya jin dan
manusia.
Firman
Allah Ta’ala
:
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُونِ
“Dan
tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah
kepada-Ku (saja)”.
(QS.
Adz-Dzaariyaat : 56).
Alasan
Pendalilan :
Pada
ayat yang agung tersebut, terdapat penggabungan antara huruf
{مَا}
dan
{إِلَّا}
yang
menunjukkan salah satu bentuk gaya bahasa yang terkuat untuk
mengungkapkan pembatasan.
Hal
ini membuahkan sebuah faedah bahwa tujuan diciptakan jin dan manusia
dibatasi hanyalah untuk beribadah kepada Allah saja atau dengan kata
lain untuk mentauhidkan Allah dalam peribadatan. Hal ini berarti
bahwa tujuan diciptakan manusia adalah Tauhid Uluhiyyah yang
hakekatnya mengandung Tauhid Rububiyyah dan Tauhid Asma` dan Sifat.1
PERKARA
KEDUA
MATAN
“Dan
perintah Allah yang paling agung adalah tauhid, yaitu memurnikan
ibadah untuk Allah semata. Sedang larangan Allah yang paling besar
adalah syirik, yaitu : menyembah selain Allah di samping
menyembah-Nya.
Allah
Ta’ala
berfirman :
وَاعْبُدُوا
اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
“Sembahlah
Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatu
apapun.”
(QS. An-Nisa` : 36).”
PENJELASAN
Kesimpulan
Dalil :
Perintah
Allah yang paling agung adalah tauhid dan larangan Allah yang paling
besar adalah syirik.
Alasan
Pendalilan :
Untuk
mengetahui alasan pendalilan, maka perlu menyebutkan ayat tersebut
secara lengkap :
وَاعْبُدُوا
اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي
الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ
وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ
الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ
وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ
أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا
يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
(36)
Sembahlah
Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
Dan berbuat baiklah kepada dua orangtua, karib-kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang
jauh, dan teman dalam safar, ibnu sabil dan hamba sahaya kalian.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri.
Dalam
ayat ini Allah Ta'ala
menyebutkan
perintah untuk menunaikan sepuluh hak, sehingga ayat ini dinamakan
“Ayat tentang 10 hak”, sedangkan perintah penunaian hak yang
pertama kali disebutkan adalah penunaian hak Allah Ta'ala,
yaitu : perintah untuk bertauhid dengan menyembah Allah saja dan
larangan dari menyekutukan Allah (syirik).
Dan
Allah tidaklah memulai suatu perintah kecuali dengan perintah yang
terpenting dan terbesar.
Hal
ini menunjukkan bahwa tauhid adalah perintah Allah terbesar,
sedangkan syirik adalah larangan Allah yang terbesar!
Berkata
Syaikh Abdur Rahman Al-Qosimi rahimahullaah
menjelaskan
hal ini di dalam kitabnya Hasyiah
Kitabit Tauhid
:
وتسمى
هذه الآية آية الحقوق العشرة؛ وذلك لأنها
تضمنت عشرة حقوق.
وابتدأت
بالأمر بالتوحيد والنهي عن الشرك، فدلت
على أن التوحيد هو أوجب الواجبات، وأن
الشرك أعظم المحرمات.
“Dinamakan
ayat ini dengan nama: 'Ayat tentang 10 hak', demikian itu karena ayat
ini mengandung 10 hak .
Dan
ayat tersebut dimulai dengan perintah untuk bertauhid dan larangan
dari menyekutukan Allah (syirik). Hal ini menunjukkan bahwa tauhid
adalah kewajiban yang paling wajib dan syirik adalah keharaman
terbesar”.
(Bersambung,
in sya Allah)
Referensi
terjemah matan :
http://www.terjemahmatan.com/2015/11/al-ushul-ats-tsalatsah-dan-terjemah.html
dengan perubahan seperlunya.
1.
Penjelasan kandungan Tauhid Uluhiyyah ini sebagaimana dijelaskan
oleh Syaikh Al-'Utsaimin rahimahullaah.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Post a Comment