MADRASAH HAJI (5) - PELAJARAN KETUNDUKAN KEPADA ALLAH

Kaaba, Mecca



2. PELAJARAN LAIN DARI LAFAZH TALBIYYAH (pelajaran ketundukan kepada Allah)
Diantara pelajaran berharga dari lafazh talbiyyah adalah talbiyyah merupakan lafazh ketundukan seorang hamba kepada Allah, karena didalamya mengandung penyambutan perintah Allah, dan pelaksanaannya.


Tidakkah kita menghayati bahwa sesungguhnya haji itu merupakan bentuk ketundukan dan ketaatan seorang hamba yang begitu besar kepada Rabb-nya.

Mengapa demikian?

Karena seorang yang haji, rela meninggalkan rumahnya, keluarganya, hartanya, bahkan bisa sampai meninggalkan negaranya, melepaskan baju kesehariannya, bahkan mungkin baju jabatannya untuk berganti dengan pakaian ihram yang hanya dua lembar, tanpa peci, bahkan -maaf- khusus muslim tanpa pakaian dalam, semua itu dalam rangka meraih ridho Allah! Ma sya Allah...ini adalah bentuk ketaatan kepada Allah yang luar biasa!



Contoh ilustrasi

Nyuwun sewu....sekedar contoh ilustrasi , kalau seandainya atasan anda di kantor anda, atau pejabat menyuruh anda ke kantor, hanya pakai selimut dua lembar, maaf, gak pakai pakaian dalam, lalu disuruh berputar tujuh kali mengitari gedung kantor dan lari-lari disekitarnya, kerso nopo mboteen?anda mau ?!

Lha, apalagi kalau sudah disuruh pakai pakaian seperti itu, berputar dan berlari , lalu disuruh bayar 40 juta ke atasan atau pejabat tersebut, apakah ada yang mau ?



Mengapa anda tidak mau?

Karena yang memerintahkan hal itu bukanlah Allah, satu-satunya Tuhan Yang Haq, tidak bisa memberi pahala, tidak bisa mengampuni dosa dan tidak bisa memasukkan anda kedalam surga.



Ini berbeda halnya dengan orang yang berhaji, dia rela mengeluarkan hartanya yang mahal, bahkan sampai ratusan juta, meninggalkan rumahnya, keluarganya, hartanya, atau negaranya, melepaskan baju kesehariannya atau baju jabatannya, memakai baju ihram, semua itu dipersembahkan untuk Allah saja, ini hakekatnya adalah ketaatan dan ketundukan kepada Allah semata!



Talbiyyah termasuk ucapan di awal pelaksanaan ibadah haji

Sungguh sangat indah seorang yang menunaikan haji -di awal-awal rangkaian ibadah hajinya- disyari'atkan mengucapkan lafazh talbiyyah yang menganduk sikap tunduk dan taat kepada Allah semata :

لبَّيكَ اللهمَّ لبَّيك

Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku memenuhi panggilan-Mu!”, maksudnya: Aku tunduk kepada-Mu, ya Allah, aku sambut panggilan-Mu, taat melaksanakan perintah-Mu, ya Allah!



Talbiyyah merupakan lafazh ketundukan seorang hamba kepada Allah, karena didalamya mengandung penyambutan perintah Allah, dan pelaksanaannya.!


Selama ibadah Haji disyari'atkan mengulang-ulang Talbiyyah pada banyak keadaan

Orang yang berhaji Tamattu', misalnya, mulai saat umrah sampai hajinya itu sendiri bayak mengucapkan Talbiyyah.

Ia pergi ke Mekah dalam keadaan bertalbiyyah, pergi ke Arafah bertalbiyyah, ke Muzdalifah bertalbiyyah, ke Mina bertalbiyyah, sampai dimulainya jamrah 'aqabah di tanggal kesepuluh Dzuhijjah (Hari Idul Adha), baru berhenti talbiyyah, maka talbiyyah yang merupakan ungkapan ketundukan dan ketaatan kepada Allah itu adalah syi'ar ibadah haji.



Apa artinya ini?

Bahwa haji adalah madrasah yang menanamkan ketaatan dan ketundukan kepada Allah, sebagaimana yang terkandung dalam lafazh talbiyyah tersebut.

Seorang yang menunaikan haji dididik untuk senantiasa taat kepada Allah dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya dan meninggalkan seluruh larangan-Nya selama pelaksanaan ibadah haji.



Oleh karena itu seseorang sepulang haji, diharapkan semangat talbiyyah ini masih membara, semangat taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menghindai larangan-Nya masih terus ada di hati orang tersebut, melaksanaan sholat, puasa , menunaikan zakat mal maupun fithrah, birrul walidaian, silaturrahim, dan perintah- perintah-Nya yang lainnya, terlebih lagi perintah Allah terbesar yang wajib kita lakukan, yaitu perintah bertauhid, mengesakan Allah!

Sepulang hajipun seseorang diharapkan semangat meninggalkan berbagai macam kemaksiatan, zina, mabuk, korupsi, dusta, terlebih lagi dosa terbesar yang wajib dijauhi, yaitu syirik.

Ini adalah haji yang MABRUUR, dan bukan sekedar MABUR/terbang dengan pesawat ke Tanah Suci !!



Karena haji itu merupakan madrasah ketaatan kepada Allah, maka pantaslah saat haji Wadaa', Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkhuthbah tentang perintah untuk taat kepada Allah:



اتَّقوا الله ربَّكم، وصَلُّوا خمسَكم، وصوموا شهرَكم، وأدُّوا زكاة أموالكم وأطيعوا ذا أمركم تدخلوا جنَّة ربِّكم



Bertakwalah kalian kepada Allah, tunaikanlah sholat lima waktu, berpuasalah pada bulan kalian diwajibkan berpuasa (Ramadhan), dan tunaikan zakat harta kalian, serta taatlah pemerintah dan ulama kalian (dalam perkara bukan maksiat), niscaya kalian akan masuk kedalam surga Rabb kalian.”

[HR. At-Tirmidzi dan Al-Hakim, dishahihkan oleh Imam Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi]



Wahai para tamu-tamu Allah, para jamaah haji ! Bersemangatlah melaksanakan ibadah haji dengan penuh ketaatan kepada Allah, dan bersemangatlah untuk tetap taat kepada-Nya sepulang haji nantinya!

Serta taatlah anda kepada Allah, baik saat di Tanah Suci maupun di luarnya, baik saat ibadah haji maupun selainnya, dimanapun dan kapanpun, maka taatlah anda kepada Allah dengan melaksanakan seluruh perintah-perintah-Nya dan menghindari seluruh larangan-Nya,



Ketahuilah, ketaatan kepada Allah dengan melaksanakan seluruh perintah-perintah-Nya dan menghindari seluruh larangan-larangan-Nya inilah yang disebut masuk Islam dengan kaaffah (menyeluruh), Allah Ta'ala berfirman dalam surat Al-Baqarah:208

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ



(208) Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kalian turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagi kalian.



Kesimpulannya:

Orang yang menunaikan ibadah haji akan terdidik menjadi seorang muslim yang kaaffah keislamannya, serta totalitas ketaatan & ketundukannya kepada Rabb-nya!

Betapa indahnya Madrasah Haji !



(Bersambung, in sya Allah)

Tidak ada komentar