RINGKASAN DALIL KITAB TAUHID BAB KE-4: (WAJIBNYA) TAKUT TERJATUH KEDALAM SYIRIK
BAB KE-4 :
الخوف من الشرك
(WAJIBNYA) TAKUT
TERJATUH KEDALAM SYIRIK
Penjelasan :
Alasan isi judul adalah
karena maksud penulis rahimahullah membawakan bab ini adalah agar pembaca tidak terjatuh kedalam syirik.
Karena menghindari syirik itu wajib, maka takut terjatuh kedalam syirik itu juga wajib.
Hubungan dengan bab sebelumnya
1. Tatkala pada 3 bab sebelumnya, pembaca sangat antusias rasa harapnya, bahkan sampai ke puncak harapan ingin mendapatkan pahala yang paling sempurna, maka pantaslah jika pada bab ini diimbangi dengan penjelasan wajibnya takut terhadap syirik, sebagai wujud harapan yang benar adalah ketika harapan diiringi dengan takut,
harapan terhadap rahmat Allah bagi Ahli Tauhid itu diiringi dengan rasa takut akan murka Allah terhadap ahli syirik (pelaku syirik).
Kalau sekedar harapan saja dan tidak ada takut, maka seseorang akan berharap tanpa beramal shaleh dengan benar, berharap menjadi Ahli Tauhid sempurna masuk surga tanpa hisab tanpa adzab, tapi tidak mau mempelajari syirik dengan detail dan tidak ada usaha kuat menghindari syirik dengan segala macamnya.
2. Bab ini sebagai penjelas bahwa setiap pentahqiq Tauhid (Ahli Tauhid yang sempurna), pastilah takut terhadap syirik, sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (Imam Ahli Tauhid Pertama) yang dahulu memperbanyak do'a agar ditetapkan di atas agama Tauhid (Islam) dan Nabi Ibrahim 'alaihis salam (Imam Ahli Tauhid Kedua) yang sangat takut terjatuh kedalam syirik (akan disebutkan nanti, in sya Allah).
Takut terhadap kesyrikan ada tanda-tandanya, diantaranya :
-Mempelajari syirik dan macam-macamnya secara detail, agar kuat rasa takut dan bencinya terhadap syirik sehingga benar-benar semangat menjauhinya.
- Mempelajari Tauhid dan macam-macamnya secara detail, agar kuat rasa cinta dan harapnya kepada Allah, sehingga benar-benar semangat mentauhidkan-Nya.
- Ahli Tauhid yang benar-benar takut terhadap syirik, hatinya benar-benar berusaha terus menerus mencari keridhoan Allah dalam rangka mewujudkan ubudiyyah kepada-Nya semata, yang ibadah tersebut merupakan tujuan diciptakan dirinya.
Kandungan Bab ini
Dalam bab ini terdapat 5 dalil, yaitu:
1. QS. An-Nisaa`: 48 & 116
Syirik besar dan setingkatnya adalah dosa yang tidak diampuni, jika pelakunya mati dalam keadaan tidak bertaubat darinya
Allah berfirman:
{إِنَّ اللَّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء}
Korelasi dalil ini dengan judul bab (Munasabah llibab) :
Syirik besar termasuk dosa terbesar, karena barangsiapa yang mati dalam keadaan membawa dosa syirik besar atau setingkatnya, maka tidak diampuni. Hal ini mengharuskan seorang hamba takut terjatuh kedalamnya.
Namun pelaku syirik besar jika bertaubat dengan terpenuhi syaratnya, maka akan diampuni oleh Allah, Allah berfirman:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Az-Zumar:53)
Ini untuk orang yang bertaubat sebelum ditutupnya pintu taubat.
2. QS. Ibraahiim : 35
RASULULLAH IBRAHIM ‘ALAIHIS SALAM SAJA TAKUT TERJATUH KEDALAM SYIRIK, APALAGI KITA?
Allah berfirman:
{واجنبني وبني أن نعبد الأصنام}
Kecerdikan penulis memilih dua dalil dalam dua bab (Bab ini dan bab sebelumnya) dengan profil yang sama, yaitu : Nabi Ibrahim 'alaihis salam.
Korelasi dalil ini dengan judul bab (Munasabah llibab) :
Apabila Nabi Ibrahim 'alaihis salam dengan kesempurnaan tauhidnya, bahkan imam Ahli Tauhid kedua, masih mengkhawatirkan dirinya dan anak keturunannya terjerumus kedalam syirik, maka hal ini mengharuskan kita lebih takut terhadap syirik.
3. Hadits Mahmuud ibnu Lubaid radiyallahu'anhu (HR. Ahmad dan selainnya, dishahihkan Al-Albani)
YANG PALING DITAKUTKAN OLEH RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM ATAS DIRI SAHABAT (umat terbaik) ADALAH RIYA’ (SYIRIK KECIL)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
(أخوف ما أخاف عليكم الشرك الأصغر)
Sesuatu yang paling aku takuti atas diri kalian adalah syirik kecil.
فسئل عنه فقال: (الرياء)
Lalu beliau ditanya tentangnya, beliau menjawab : Riya'
Korelasi dalil ini dengan judul bab (Munasabah llibab) :
Apabila Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam saja mengkhawatirkan para shahabatnya terjerumus kedalam syirik kecil, padahal demikian kuat tauhid mereka dan mereka adalah umat terbaik, maka lebih-lebih lagi orang yang lemah imannya. Dengan demikian wajib takut terhadap syirik kecil apalagi syirik besar.
4. Hadits Ibnu Mas'ud radiyallahu'anhu (HR. Al-Bukhari)
PELAKU SYIRIK BESAR MATI TAK TAUBAT, MASUK NERAKA KEKAL
وعن أبي مسعود رضي الله عنه، أن رسول الله ـ صلى الله عليه وسلم ـ قال: (من مات وهو يدعو من دون الله ندًا، دخل النار)
Korelasi dalil ini dengan judul bab (Munasabah llibab) :
Hadits ini menunjukkan ancaman yang menakutkan (takhwiif)bagi pelaku kesyirikan, dengan menjelaskan akibat yang diperolehnya dan tempat kembali baginya, bahwa barangsiapa yang berdo'a (baik dengan do'a masalah (sampai menyembah) maupun do'a ibadah) kepada selain Allah dan tidak bertaubat sampai mati, maka ia masuk neraka kekal selamanya didalamnya.
5. Hadits Jabir radiyallahu'anhu (HR. Muslim )
SYIRIK BESAR ATAU KECIL, PELAKUNYA DIANCAM NERAKA !
ولمسلم عن جابر أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: (من لقي الله لا يشرك به شيئًا دخل الجنة، ومن لقيه يشرك به شيئًا دخل النار)
Korelasi dalil ini dengan judul bab (Munasabah llibab) :
Hadits ini menunjukkan barangsiapa yang mati dengan membawa dosa syirik (baik besar maupun kecil), maka terancam masuk neraka (baik kekal ataupun tidak), maka mengharuskan takut terhadap kesyirikan, apapun bentuknya, karena cakupan syirik di dalam hadits ini umum.
Riya` kesyirikan paling ditakuti
Karena sering tidak disadari, sehingga riya’ disebut syirik yang tersembunyi.
Mudah menyerang hamba saat beramal, karena hawa nafsu suka pujian.
Post a Comment