📜 20 Mutiara Keindahan Bahasa Dalam Al-Fatihah (1) 📜

 

Bismillah wal hamdulillah wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du :

Al-Qur’an Al-Karim & Al-Fatihah

Al-Qur’an Al-Karim adalah Kitabullah yang paling sempurna diantara seluruh kitab-kitab-Nya, dan Allah Ta’ala turunkan Al-Qur’an dalam Bahasa Arab yang merupakan bahasa paling sempurna, tentunya Al-Qur’an memiliki mutu bahasa yang paling tinggi.

Oleh karena itu tata bahasa Al-Qur’an, gaya bahasanya maupun keindahan bahasanya, memiliki nilai yang sangat tinggi, bahkan tertinggi, karena Al-Qur’an Al-Karim adalah Kalamullah yang paling sempurna, sehingga tidak ada satupun yang menyamainya, apalagi mengalahkannya.

Sedangkan keindahan Al-Fatihah, tentunya mengikuti keistimewaan surat ini dibandingkan surat-surat lainnya dalam Al-Qur’an Al-Karim.

Dan Al-Fatihah adalah surat paling utama dalam Al-Qur’an Al-Karim.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا أُنْزِلَتْ فِي التَّوْرَاةِ وَلَا فِي الْإِنْجِيلِ وَلَا فِي الزَّبُورِ وَلَا فِي الْفُرْقَانِ مِثْلُهَا

“Demi Allah yang jiwaku ada ditangan-Nya, tidaklah diturunkan dalam At-Taurah, Al-Injil, Az-Zabuur, dan Al-Furqan (Alquran), semulia Al-Fatihah”. [HR. At-Tirmidzi, Shahih]

Keutamaan Al-Fatihah demikian banyaknya.

Surat Al-Fatihah ini disebut juga dengan nama Ummul Qur’an (Induk Alquran) & Ummul Kitab (Induk Kitabullah), serta masih banyak nama-nama lainnya, bahkan Imam As-Suyuthi sampai menyebutkan ada 25 nama untuk Al-Fatihah.

Surat Al-Fatihah mengandung maksud-maksud Alquran Al-Karim yang terbesar, yaitu : Penetapan Tauhid, janji & ancaman, perintah & larangan Allah (ibadah), jalan kebahagiaan dan bagaimana melaluinya, serta kisah-kisah orang yang melanggar hukum Allah.

Al-Fatihah juga mencakup tiga macam tauhid juga : Tauhid Rububiyyah, Uluhiyyah & Asma’ & Sifat.

Surat Al-Fatihah juga obat bagi hati & badan, bahkan mengandung doa terpenting dan mengandung sebab terkabulkannya doa, dan masih banyak keistimewaan surat ini, sehingga tidak heran jika para ulama rahimahumullah memberi perhatian yang khusus terhadapnya, baik secara penjelasan ilmiah tentangnya maupun pengamalannya, karena Al-Fatihah mengandung prisnsip-prinsip keimanan yang dibutuhkan oleh setiap muslim dan Muslimah.

Surat Al-Fatihah benar-benar surat yang paling istimewa!

Keindahan Bahasa Al-Fatihah

SURAT AL-FATIHAH

 

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ

1.  Dengan menyebut hanya seluruh nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ

2.  Segala pujian kesempurnaan hanya bagi Allah, Tuhan Pemelihara seluruh alam,

ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ

3.  Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

مَـٰلِكِ یَوۡمِ ٱلدِّینِ

4.  Pemilik Hari Pembalasan.

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

5.  Hanya kepada Engkau-lah kami beribadah dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan.

ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَ ٰ⁠طَ ٱلۡمُسۡتَقِیمَ

6.  Tunjukilah kami jalan yang lurus,

صِرَ ٰ⁠طَ ٱلَّذِینَ أَنۡعَمۡتَ عَلَیۡهِمۡ غَیۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَیۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّاۤلِّینَ

7.  (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

 

1. Indahnya pembukaan surat Al-Fatihah (Husnul iftitaah wa baraa’atul mathla’ wal istihlaal)

Surat Al-Fatihah ini sangat indah pembukaannya karena diawali dengan menyebut seluruh nama Allah Ta’ala dan pujian kepada-Nya dengan berbagai sifat ketuhanan yang sempurna.

{بِسْمِ اللّٰهِ} Saya memulai bacaan ini dengan menyebut hanya seluruh nama Allah sembari memohon pertolongan dan barokah kepada-Nya.

Yang disebutkan disini adalah “seluruh nama Allah”, karena :

-Adanya kata tunggal ismun disandarkan kepada lafazh Allah yang menunjukkan makna umum, seluruh nama Allah, karena kaedahnya isim mufrod (tunggal) disandarkan kepada isim lainnya, maka menunjukkan makna umum yang cakupannya menyeluruh.

 

2. Rahasia huruf ba’ yang ada dalam { بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ }

Mengucapkan { بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ } hakekatnya memohon pertolongan dan keberkahan kepada Allah Ta’ala.

Karena huruf ba’ dalam ayat ini adalah ba’ lilisti’anah bermakna memohon pertolongan kepada Allah semata, dan setiap memohon pertolongan kepada Allah semata, pasti memohon keberkahan juga, karena keberkahan itu adalah kebaikan yang banyak & tetapnya kebaikan tersebut, dan pastilah seorang hamba yang memohon pertolongan kepada Allah Ta’ala, hakekatnya memohon pertolongan yang terbaik sehingga mengandung keberkahan.

Makna makna ayat ini adalah “Saya mulai bacaanku dengan hanya[1] menyebut seluruh nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang sembari memohon pertolongan dan barokah kepada-Nya dalam bacaanku ini.”[2]

 

3. Rahasia yang mengagumkan dalam Lafzhul Jalaalahالله

Dalam Lafzhul Jalaalah الله terdapat beberapa keindahan bahasa yang mengagumkan, yaitu :

a) Keindahan maknanya

الله  adalah salah satu dari nama-nama-Nya yang paling indah (Al-Asma’ul Husna), sedangkan sifat-Nya yang terkandung dalam nama الله adalah sifat Al-Uluhiyyah,karena setiap nama-Nya pasti mengandung sifat-Nya.

Berkata ulama Tafsir dari kalangan sahabat, Ibnu Abbas radiyallahu ‘anhu menjelaskan makna nama الله:

الله ذو الألوهية والعبودية على خلقه أجمعين

Allah adalah Yang memiliki hak untuk diibadahi atas seluruh makhluq-Nya.

Inilah yang disebut dengan sifat Al-Uluhiyyah (berhak untuk diibadahi/disembah.

b) Keindahan akar bahasanya

- Menurut Al-Kisaa’i & Al-Farraa’ rahimahumallah[3] bahwa lafzhul jalaalah : الله  asalnya dari الإله lalu dihilangkan hamzah, lalu diidghamkan huruf lam yang satu ke lam yang lainnya, sehingga menjadi satu lam saja, namun bertasydid dan dibaca tebal.

Sebagian Ahli Bahasa menyebutkan ditebalkan (di tafkhim)  dalam membaca الله dalam rangka mengagungkan Allah Ta’ala.

- Hamzah setelah Alif Lam itu dihilangkan dari lafzhul jalaalah : الله karena Hamzah itu berat diucapkan oleh lisan Arab karena letaknya di tengah kata.[4]

- Alif (setelah Lam sebelum Ha’) itu dihilangkan dalam penulisan lafzhul jalaalah : الله   , meski tetap ada saat diucapkan, ini menurut pendapat ulama yang terkuat karena lafzhul jalaalah : الله   banyak diucapkan maupun ditulis, karena sering diulang-ulang dalam tulisan itulah sehingga butuh diringankan dalam penulisannya, maka dihilangkanlah Alif dari lafzhul jalaalah : الله.

Hal ini sebagaimana dihilangkan Alif (setelah Mim sebelum Nun) dalam penulisan الرحمن, meski tetap ada saat diucapkan. Dengan sebab yang sama juga, dihilangkanlah Alif (setelah Lam sebelum Ha’) dalam penulisan إله dan اللهم . [5]

- Menurut Az-Zujaji rahimahullah bahwa Alif Lam ta’riif dimasukkan di awal lafzhul jalaalah : الله, untuk menunjukkan bahwa Allah adalah Ilah Yang Haq, karena lafazh إله itu umum penggunaannya, bisa untuk ilah yang haq dan bisa pula untuk ilah yang batil. Sedangkan lafzhul jalaalah : الله hanya untuk nama bagi Ilah Yang Haq yaitu Allah Ta’ala semata.[6]

- Adapun الإله disini mengikuti wazan فعال yang maknanya adalah Sesembahan (yang berhak disembah), hal ini berdasarkan qira’ah Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu terhadap surat Al-A’raf : 127.

وَقَالَ الْمَلَاُ مِنْ قَوْمِ فِرْعَوْنَ اَتَذَرُ مُوْسٰى وَقَوْمَهٗ لِيُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ وَيَذَرَكَ وَاٰلِهَتَكَۗ

Dan para pemuka dari kaum Fir‘aun berkata, “Apakah engkau akan membiarkan Musa dan kaumnya untuk berbuat kerusakan di negeri ini (Mesir) dan meninggalkanmu dan tuhan-tuhanmu?”

Ini adalah Qiro’ah yang masyhur di tengah-tengah kaum muslimin, namun Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu membacanya dengan salah satu dari Qiro’ah Sab’ah lainnya, yaitu : (وَيَذَرَكَ وَ إِلاَهَتَكَ), artinya :

dan meninggalkanmu serta penyembahan terhadap dirimu”, jika digabungkan 2 macam Qiro’ah ini menunjukkan bahwa beliau memahami makna الإله adalah Sesembahan (yang berhak disembah).[7]

c) Keindahan statusnya sebagai nama Allah yang teragung

Nama الله adalah nama-Nya yang teragung[8] dan asal dari seluruh nama-nama-Nya yang lain

اللهadalah nama Allah yang khusus bagi-Nya dan mengandung sifat Al-Uluhiyyah (berhak diibadahi), tidak boleh makhluk bernama dengan nama tersebut dan tidak boleh pula makhluk bersifat dengan sifat yang terkandung didalamnya.

Bahkan الله adalah nama Allah yang teragung dan asal dari seluruh nama-nama-Nya yang lain, sehingga seluruh nama-nama-Nya yang lain disandarkan kepada nama الله dan digunakan untuk mensifati nama الله, serta nama الله menunjukkan kepada seluruh nama-nama-Nya yang lain secara global, sedangkan nama-nama-Nya yang lain adalah perincian dan penjelasan makna nama الله.

Karena tidaklah Allah disifati dengan sifat Al-Uluhiyyah (berhak diibadahi) kecuali menunjukkan bahwa Allah Maha Sempurna dalam segala sifat-sifat-Nya sehingga berkonsekuensi nama اللهitu menunjukkan kepada seluruh nama dan sifat Allah lainnya.

(Bersambung, in sya Allah)


Sumber : www.muslim.or.id



[1]  “Hanya” disini didapatkan dari mengakhirkan penentuan kata kerja yang tak disebutkan (taqdir mahdzuf) dari jar majrurnya, yaitu : أبتدئ بسم الله مستعينا به

[2] https://al-maktaba.org/book/11254/8 , Syarah Tsalatsatul Ushul, Al-‘Utsaimin, Ad-Durrul Mashuun, Al-Halabi dan I’rabul Qur’an, Ad-Darwisy rahimahumullah.

[3]  Fathul Majid, Syaikh Abdur Rahman Alusy Syaikh rahimahullah.

[4] https://www.alukah.net/literature_language/0/80377/#ixzz7KlElWyB6

[5] Dalilul hairan ‘ala maurizh zham’an, Ibrahim At-Tunisi rahimahullah hal. 37 dan Al-Anbari rahimahullah dalam Al-Bayan fi Gharib I’rabil Qur’an (1/32) serta As-Syathibi rahimahullah di Aqilah atrabil qashaid fi asnal maqashid fi ‘ilmi rasmil Mashahif, hal. 14

[6] http://www.alfaseeh.com/vb/showthread.php?t=64126

[7] At-Tamhid, Shaleh Alusy Syaikh rahimahullah

[8] . Berdasarkan Hadits riwayat Imam Ahmad dalam Musnadnya, Imam Al-Hakim dan selainnya. Imam Al-Hakim menyatakan shahih sesuai syarat Imam Muslim.

Tidak ada komentar