📚 TAFSIR RINGKAS AL-FATIHAH 2 (Ayat Kedua & Ketiga) 📚

 


Bismillah wal hamdulillah wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du :

TAFSIR AL-FATIHAH AYAT KEDUA

ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ

Segala pujian kesempurnaan hanya bagi Allah, Tuhan Pemelihara seluruh alam”

(ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ) Segala pujian & syukur yang sempurna hanya hak Allah, untuk-Nya semata, karena kata Al-Hamdu ini ber-alif lam yang menunjukkan seluruh bentuk pujian & syukur yang sempurna, sebagaimana perkataan Imam Ahli Tafsir Ath-Thabari dalam Tafsirnya menukilkan penjelasan ulama tentang makna Alif Lam ketika ada pada kata hamdu, bahwa itu mengandung makna :

جميع المحامد والشّكر الكامل للّه

Seluruh pujian & syukur yang sempurna hanya untuk Allah semata.

Allah dipuji dengan pujian yang sempurna dari segala sisi, dan tidak ada aib sedikitpun dari segala sisi manapun.

Makna Al-Hamdu itu sendiri adalah

وصف المحمود بالكمال مع المحبة والتعظيم

Mensifati yang dipuji dengan kesempurnaan (dzat, sifat dan perbuatannya) diiringi mencintainya dan mengagungkannya.

Dengan demikian hakekat (ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ) adalah memuji Allah dengan pujian yang sempurna diiringi mencintai-Nya dan mengagungkan-Nya serta didasari dengan keyakinan bahwa Allah Ta’ala itu sempurna dzat, sifat dan perbuatan-Nya, tak ada satupun yang sama dengan-Nya.

Buah penghayatan ayat kedua

Buah menghayati ayat kedua ini adalah hadir dalam hati pembacanya ibadah cinta kepada Allah Yang Maha Sempurna dzat, sifat maupun perbuatan-Nya.

(رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ) Pemelihara alam semesta, seluruh makhluk.

Pemeliharaan Allah terhadap makhluk ada dua macam :

1. Pemeliharaan Umum : Pemeliharaan Allah terhadap seluruh makhluk-Nya dengan menciptakan mereka, memberi rezeki kepada mereka sehingga mereka bisa hidup di dunia ini.

2. Pemeliharaan Khusus : Pemeliharaan Allah yang khusus bagi wali-wali-Nya dan orang yang dicintai-Nya dengan menganugerahkan keimanan dan taufiq-Nya dan menjaganya dari segala hal yang merusak keimanan mereka.

Barangkali inilah rahasia mengapa kebanyakan doa para nabi ‘alaihimush shalatu was salamu pakai lafazh Ar-Rabb, seperti : Rabbana atau Rabbi, karena isi doa-doa mereka adalah masalah kemakmuran iman.

Makna Ar-Rabb

Makna Ar-Rabb mencakup tiga makna sekaligus :

Sang Pencipta, Sang Pemilik dan Sang Pengatur seluruh makhluk.

 

 

Kesimpulan Tafsir ayat ke-2 :

ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ

Segala pujian & syukur yang sempurna hanya bagi Allah, Pemelihara seluruh makhluk, diiringi mencintai-Nya dan mengagungkan-Nya serta didasari dengan keyakinan bahwa Allah Ta’ala itu Maha Sempurna dari segala sisi.

TAFSIR AL-FATIHAH AYAT KETIGA

ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ

Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”

Ayat ini jika digabungkan dengan ayat sebelumnya menunjukkan sifat-sifat Allah :

 (2)ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ (3) ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ

“(2) Segala pujian kesempurnaan hanya bagi Allah, Tuhan Pemelihara seluruh alam (3) Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”

Ini menunjukkan bahwa Allah disifati dengan tiga sifat :

1. Tuhan Pemelihara seluruh alam

2. Yang Maha Pengasih

3. Yang Maha Penyayang

Dengan demikian, Allah adalah Tuhan Pemelihara seluruh alam, Yang Maha Pengasih, dan Yang Maha Penyayang.

Faedah digandengkannya Rububiyyah (pemeliharaan) Allah dan rahmat (kasih sayang) Allah dalam dua ayat secara urut adalah Rububiyyah Allah terbangun atas dasar kasih sayang-Nya. Bahwa Allah memelihara alam semesta dan mengatur seluruh makhluk ini dengan kasih sayang-Nya yang luas, meliputi seluruh makhluk.

Kasih sayang (rahmat) Allah itu ada dua macam :

1. Rahmat Allah yang umum :

Kasih sayang-Nya dalam bentuk menganugerahkan kenikmatan duniawi kepada seluruh makhluk-Nya sehingga mereka dapat hidup di dunia ini.

Semua makhluk-Nya, dari orang yang beriman sampai orang kafir dan binatang mendapatkan rahmat umum ini.

Dan rahmat umum ini tidak menunjukkan kecintaan Allah kepada orang yang mendapatkannya.

2. Rahmat Allah yang khusus :

Kasih sayang-Nya yang khusus dalam bentuk menganugerahkan kenikmatan kehidupan keimanan (ilmu Syar’i & amal shaleh) dan duniawi yang bermanfaat untuk keimanan, khusus diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. Rahmat khusus ini menunjukkan kecintaan Allah kepada orang yang mendapatkannya.

Buah penghayatan ayat ketiga

Buah menghayati ayat ketiga ini adalah hadir dalam hati pembacanya ibadah mengharap kepada Allah Ta’ala agar mencurahkan kasih sayang-Nya untuk dirinya demi kebahagiaan dan keselamatannya di dunia & akherat.

Kesimpulan Tafsir ayat ke-3 :

ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ

Allah adalah Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang menyayangi seluruh makhluk-Nya dengan rahmat umum, dan menyayangi hanya hamba-hamba-Nya yang beriman dengan rahmat khusus.

Referensi :

1. Tafsir Ath-Thabari

2. Tafsir As-Sa’di

3. Tafsir Al-‘Utsaimin

4. Syarah Aqidah Wasithiyyah, Al-‘Utsaimin.

 

(Bersambung, in sya Allah)


Sumber : www.muslim.or.id

 

Tidak ada komentar